Cantik Terlihat Jelek - Bab 242 Kembar

Pria tampan yang Mikasa kenal tidak banyak, melihat pria tampan di depannya sekarang, Mikasa bisa memastikan dirinya tidak mengenal pria ini, atau dia mengenal pria ini sebelum dia amnesia?

Tiba-tiba Mikasa tidak berani sembarang berkata : "Salam kenal, kamu adalah?"

Tatapan pria itu jelas menggelap, dia berkata terhadap Mikasa : "Apakah kamu yang semeja denganku masih ingat dengan aku yang dipukul sama kamu sampai dua hari tidak berani sekolah?"

Mikasa sedikit tidak sempat bereaksi, setelah itu, Mikasa menunjuk ke pria itu dengan kaget : "Eren?"

"Bagus, masih memiliki hati nurani, aku kira kamu melupakan aku, kita tidak pernah berjumpa lagi setelah tamat, bagaimana dengan kabarmu sekarang?" Eren langsung menarik kursinya ke meja Mikasa dengan gerakan yang natural.

Mikasa merasa sedikit canggung, dia melihat ke Gary secara refleks dan tentu saja ekspresi Gary sudah gelap sampai membuat orang takut.

"Ini adalah?" Eren melihat ke Gary dan bertanya.

"Ini... ini adalah bosku, kami keluar untuk membahas tentang sedikit masalah kerja" Mikasa belum siap untuk mengumumkan hubungan dia dengan Gary di depan umum, jadi menyebut Gary sebagai bos adalah pilihan terbaik.

"Oh... kalau begitu, aku tidak menganggu kalian bahas tentang kerja, kamu berikan nomor ponselmu kepadaku, nanti kita kotak lagi"

Setelah mereka berdua saling menukar nomor ponsel, Eren baru kembali ke mejanya sendiri.

Dari awal sampai akhir, Gary tidak berbicara.

"Pada saat SMA, dia adalah teman sebangku aku, pada awalnya dia terus menganggu aku, pernah sekali aku memukulnya dengan kuat dan dia tidak berani lagi, pada waktu itu dia lebih gendut dari aku, tidak menyangka sekarang dia menjadi begitu ganteng" Sambil berkata, Mikasa mengambil sayur dengan sumpitnya, tetapi Gary malah mengetuk sumpitnya sehingga sayur itu jatuh kembali ke atas piring, "Kalau kamu begitu kangen, duduk saja ke sebelah untuk mengenang masa lalu kalian?"

"Kalau itu tidak perlu, lain hari....." kata saja belum sempat dikatakan, Gary sudah meletakkan sumpitnya di atas meja dengan kuat.

Mikasa menjilat bibirnya dan segera mengganti kata-katanya : "Lain hari kita sama-sama traktir dia makan"

Setelah itu, sampai sudah tiba di rumah pun ekspresi Gary tetap sangat dingin, Mikasa merasa Gary berpikir terlalu banyak, pada detik pintu rumah tertutup, Mikasa berkata : "Mengapa kamu bisa cemburu? Kamu lihat penampilan dia sekarang, mana mungkin dia menyukai aku? Kami hanya saling menyapa ketika kami bertemu kembali, begitu saja, apakah kamu tidak terlalu kelebihan?"

Gerakan Gary mengganti sepatu berhenti, "Maksudmu adalah, orang menyukaimu itu orang buta?"

... Mikasa tidak berani berbicara lagi, iya juga, mengapa dia bisa lupa, suami dia, orang yang begitu luar biasa, Gary saja bisa menikahi dia, berarti jika orang lain menyukainya, itu pun termasuk normal kan?

Melihat Gary marah sampai telinganya memerah, hati Mikasa terasa lembut, Mikasa memeluk pinggang Gary dan menjinjitkan kakinya, kemudian dia memberikan sebuah ciuman ringan di bibir tipis Gary.

Pada saat Mikasa ingin mundur kembali, Gary malah menariknya dan Gary menekan kepala Mikasa ke arahnya, kemudian mendalamkan ciuman itu.

Rumah Devan.

"Ayah, coba kamu lihat ini?" Setelah pulang dari makan malam, Simon dan Momo pergi tidur, Tifa dan Dylan juga sudah pergi karena mereka mau membahas masalah tunangan, di ruang tamu hanya sisa Clover, Devan dan orang tua Devan, Clover tiba-tiba teringat dengan foto itu dan dia memutuskan untuk bertanya kepada ayah Devan.

Ayah Devan mengambil ponsel Clover dan ekspresinya terlihat tidak percaya setelah melihat tanggal di belakang foto, "Foto ini memang adalah ayahmu, tetapi.... tanggal ini, tidak benar, dia sudah meninggal tiga tahun pada tanggal ini"

"Atau orang di foto ini adalah ayah Gabriel?" Clover bertanya.

Ayah Devan mengerutkan alisnya, dia menggelengkan kepalanya, "Ini bukan ayah Gabriel, meskipun mereka adalah kembar, temperamen ayahmu lebih bagus, kalau mereka berdua bersama, sangat mudah dibedakan"

"Kembar?"

"Kamu tidak tahu?"

"Aku pernah berpikir, tetapi aku menolaknya dari dalam hati, aku tidak ingin percaya pamanku sendiri adalah orang seperti ini" Tetapi, hal ini bisa menjelaskan mengapa ayah Gabriel mau mengasuh Gary dan mau Clover melahirkan Simon.

"Tetapi papa, kalau orang di foto ini adalah ayahku, bagaimana untuk menjelaskan tanggal di atasnya?"

Pada zaman itu, seharusnya masih belum ada teknik seperti photoshop, lagipula Ibu Clover juga tidak akan begitu sengaja.

"Kamu dapat foto ini dari mana?"

"Setelah aku melahirkan Simon, aku menyewa sebuah kamar di daerah Wol agar bisa menjaga ibuku, paman tetangga di sana menyuruh orang untuk menyerahkan foto ini kepadaku"

Berkata tentang ini, Clover sangat ragu, kalau paman itu bisa ada foto ini, berarti dia jelas kenal dengan ibu Clover, tetapi melihat reaksi ibu pada waktu itu, mereka tidak terlihat seperti kenal satu sama lain.”

"Masalah ini, minta Devan suruh orang cari tahu! Kalau berhasil cari tahu, bagus...." Berkata sampai sini, ayah Devan berhenti sejenak, "Kalau tidak berhasil, Clover, jangan berpikir lagi, semuanya sudah berlalu, asal sekarang kamu, Devan dan anak kalian baik-baik saja, masalah itu semua sudah berlalu"

Clover mengangguk, kemudian dia berdiri, "Boleh, kalau begitu papa, kamu dan mama tidur lebih awal saja, kami kembali ke kamar dulu"

Di dalam kamar, Devan memeluk Clover dari belakang, kemudian Devan menghela sebuah nafas berat, "Akhirnya semua masalah sudah selesai"

Devan bukanlah orang yang emosional, dia bisa berkata kata-kata seperti itu, menjelaskan masalah-masalah ini benar-benar membuat dia merasa capek.

Clover berputar balik badannya dan menggambar lingkaran di dada Devan menggunakan jarinya yang panjang, "Devan, kalau masalah sudah selesai, bukannya kamu sudah harus memberikan aku sebuah nama resmi?"

Devan memegang tangan Clover, tentu saja dia mengerti maksud Clover, "Besok kita ke Biro Catatan Sipil, selanjutnya atur studio foto pernikahan, selanjutnya aku pasti akan memberikan kamu pernikahan yang besar dan mewah.... aku berhutang kamu ini."

Clover menggelengkan kepalanya, "Kita sudah memiliki dua anak, tidak perlu kalau acara pernikahan, umur kita sudah hampir 30, masih mau mengadakan acara pernikahan besar, jangan, jangan...."

Setelah berkata, Clover tidak mendengar jawaban Devan pada waktu yang sangat lama, kemudian Clover mengangkat kepalanya dan dia melihat mata Devan menjadi berair....

Clover memegang wajah Devan, "Kamu kenapa?"

"Istriku, aku membuat kamu menungguku begitu banyak tahun, aku bahkan membuat pernikahan pertamamu menjadi kedua kali, aku merasa sangat bersalah, jadi jangan menolak aku, mungkin kamu merasa barang-barang ini terlalu materialistis, tetapi aku ingin memberikan kamu terbaik yang aku bisa lakukan"

Kata-kata Devan membuat hati Clover terasa masam, sebenarnya Clover selalu menganggap mau semewah bagaimanapun sebuah pernikahan, semua itu hanya penampilan yang diperlihatkan ke orang lain.

Di dalam pernikahan, seorang wanita bahagia atau tidak, seperti minum air, semua, orangnya sendiri yang bisa tahu apakah air itu hangat atau dingin.

Tetapi, Clover tidak tega melihat Devan merasa bersalah, akhirnya dia mengangguk, "Baik, aku turuti kata-katamu"

Esok harinya, pada saat mereka tiba di Biro Catatan Sipil, di dalam ruang tunggu ada lumayan banyak orang, yang mengagetkan adalah Devan tidak meminta ekslusifitas, dia mengambil nomor tunggu dan duduk di keramaian bersama Clover.

Hari ini mereka sengaja merias diri, tentu saja semakin menarik mata.

Tiba-tiba Clover menarik lengan baju Devan, "Ada orang sedang berfoto"

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu