Cantik Terlihat Jelek - Bab 316 Kecelakaan

Media massa menyampaikan berita dengan semakin gila dan keterlaluan, mereka mati-matian mencari berbagai topik.

Bagaimanapun ini telah melibatkan keluarga Su dan Dekai, dan berhubungan dengan kematian yang belum dipastikan.

Di bawah berita yang luar biasa itu, Ibu Suya akhirnya mengetahuinya pada hari keempat, setelah mengetahui masih belum ada kabar dari mereka, dia menangis dan pingsan beberapa kali.

Mikasa juga sedih dan tidak makan dan minum selama beberapa hari, Pada malam ketiga dia juga pingsan, dia dipaksa makan bubur oleh Gary, karena itu Gary bahkan tidak berani pergi ke perusahaan, dia telah menggunakan banyak cara dan membujuknya, namun sama juga tidak berguna.

Mengenai menghilangnya beberapa orang, yang paling tenang adalah keluarga Eren, menghadapi pertanyaan media yang berulang kali, mereka tetap diam tidak merespon.

Ini membuat keluarga Suya meningkatkan rasa kebencian, mereka mengabaikan putra mereka, namun sekarang putri mereka dikarenakan Eren menjadi begini, mereka bahkan tidak peduli sama sekali.

Seiring berjalannya waktu, pada hari kelima, ada beberapa media yang tidak terburu-buru, dan bahkan beberapa orang diumumkan.

Dan di kota kecil yang jauh dan terpencil, sebuah keluarga diam-diam menetap.

Ini adalah sebuah pedesaan di dalam kota kecil, ada banyak bangunan tua di desa itu, satu keluarga serumah, tiga kamar dan satu halaman kecil. Suya memilih tempat ini karena sudah tua dan lama, sudah tidak orang yang ingin hidup disini, orang yang masih tinggal di sini hanyalah orang yang agak tua, permasalahan tentu lebih sedikit daripada orang muda, lebih cocok untuk kondisi Eren.

“Eren, aku akan pergi mencuci pakaian, kamu duduk di sini, membantu melihat Moe, jangan sembarang pergi, dengarkah?” Siapa lagi yang berbicara kalau bukan Suya? Moe adalah nama anak mereka.

Eren duduk di ranjang, tatapannya menatap bingung pada Suya, lalu mengalihkan tatapannya ke Moe dan tidak merespon.

Suya mengambil napas, membalik badan dan pergi keluar, dia melihat melalui jendela, pandangan Eren sama seperti tadi, tidak bergerak, dia tersenyum melihatnya.

Setelah selesai mencuci pakaiannya kemudian, Suya melihat Eren masih duduk di tempat yang sama, dia sangat senang, dan memilah-milah rambut keningnya, kelelahan beberapa lama ini, membuatnya terlihat jelas agak kurusan, tetapi masih tampan seperti dulu.

Dia berpikir mungkin Tuhan selalu memberkati mereka sepanjang waktu, atau mungkin itu adalah hubungan keturunan, ketika dia pergi untuk menjemputnya hari itu, dia sebenarnya tidak memiliki rencana, dan tidak dapat menjamin dia akan pergi mengikutinya, atau dengan kata lain, diam-diam mengikutinya pergi.

Hasilnya benar-benar sama seperti yang dia pikirkan, Eren sama sekali tidak membiarkannya mendekati, sebelum dia mendekati dirinya, dia langsung seperti gila.

Tepat ketika dia tidak berdaya dan menangis, anak di pelukannya menangis, dia menangis sambil membujuk anaknya.

Eren yang selalu jauh darinya, tiba-tiba maju ke depan, menatap anak di pelukannya dan tersenyum.

Selanjutnya, Suya menggunakan anak untuk merayunya, dia memberitahunya asalkan dia mengikutinya pergi, dia bisa melihatnya setiap hari.

Dia tidak tahu apakah Eren benar-benar dapat mengerti, atau karena dia menyukai anak ini, pokonya, dia membujuk sambil menipu, menggunakan perangkap yang direncanakan sebelumnya, membawanya ke tempat ini, ke kota kecil yang terpisah ribuan mil jauhnya dan tidak dikenal siapapun.

Meskipun disini adalah kota, namun ini adalah perbatasan kota, informasinya tersumbat, orang-orang menjalani kehidupan masih seperti masa kecilnya, tanpa jaringan, dan jarang ada televisi.

Gaya hidupnya sederhana, sebelum Suya datang, dia secara khusus mempelajarinya dan membeli rumah di sini dengan identitas lain, dia tidak bisa melepaskan Eren, dan juga tidak bisa membahayakan keluarganya. Jadi, hanya satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah kematian mereka.

Setelah mengetahui Eren diantar ke rumah sakit jiwa, dia pernah berpikir untuk berusaha mengeluarkannya. Tetapi setelah menenangkan diri, dia mengerti bahkan keluarga Eren pun takut akan hal ini. Dia tidak boleh membiarkan Keluarganya dalam kebahayaan karena Eren.

Selain itu, dia sedang hamil, sama sekali tidak dapat membantunya, jadi dia menahan perasaam sakit hatinya, tidak peduli dan tidak bertanya, setelah melahirkan, dia kembali ke kota Ciput, dia duluan menghubungi sebuah media massa, dan pergi membeli identitas baru untuk dirinya dan Eren beserta anak mereka dan membuat kecelakaan mobil, dan hal-hal lainnya. Melakukan hal-hal ini, membutuh uang, dia takut menyebabkan kecurigaan orang lain, dia mencari Bima, dia tidak mencari Mikasa, karena uang Mikasa adalah milik Gary, dia tidak tenang.

Setelah mengetahui pikirannya, Bima dengan tegas tidak setuju, dia hampir berlutut padanya, barulah dia menyerah. Pada hari dia memutuskan untuk pergi, Suya baru mengetahui bahwa kartu yang diberikan Bima padanya, ada miliaran di dalamnya dan itu adalah semua tabungannya.

“Dalam hidup ini, tidak bisa lagi menemani, menjaga baik dirimu, aku akan sering memasukkan uang ke dalam, kalau kamu tidak ingin aku khawatir, gunakanlah.” Saat berpisah, Bima mengatakan ini padanya, dia tidak berbicara, hanya menangis dan mengangguk.

“Tok tok.” Seseorang mengetuk pintu dan menarik kembali pikiran Suya. Dia berdiri dan pergi ke pintu dan melihat melalui lubang pintu, itu adalah bapak tua yang menjual rumah padanya.

“Paman, bibi, apakah kalian ada sesuatu yang ingin dibicarakan?” Memasuki desa mengikuti peraturan di sini, dia mendengar perantara memanggil mereka seperti ini.

“Gadis, ini adalah kunci laci itu, kuberikan kamu,” Bibi berkata pada Suya dengan bahasa mandarin, dinding di dalam rumah, banyak lukisan kaligrafi di mana-mana, dapat dilihat Paman dan bibi adalah orang yang berpendidikan.

Kedua pemilik rumah tidak memiliki anak, menjual rumah ini padanya, dikarenakan ingin menyumbangkan uang ke panti asuhan terdekat. Karena Suya memiliki status tersembunyi, rumah orang biasa, Suya juga tidak berani membelinya, tak sengaja dia mendengarkan perantara mengatakannya, barulah dia berani membelinya.

Suya mengambilnya, “Terima kasih.” Lalu melihat wajah kedua orang tua keringatan, dia berkata: “Di luar panas, kalian masuk dan duduk, lebih sejuk.” Cuaca di sini jelas lebih panas daripada kota Ciput.

Bibi mengangkat kepala menatap paman tua, “Ayo, mari masuk dan duduk.”

Paman tua mengangguk.

Suya meletakkan pakaian di tangannya dan pergi menuangkan secangkir teh untuk mereka berdua.

Kedua orang tua itu melihatnya begitu sopan, tak berhenti memujinya.

Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam, Eren bergegas keluar dari dalam dengan hanya mengenakan celana dalam, dan menunjuk ke ruang dalam, “Oekk..... Oekk....!”

Suya segera bergegas masuk, ternyata Moe bangun, dia memutar kepala dan menaikkan tumit kakinya menyentuh kepala Eren, “Kamu sangat hebat.” Dia memujinya seperti sedang membujuk anak kecil.

Eren menyentuh kepalanya dan menatap Suya, menundukkan kepalanya dan kembali ke ranjang.

Suya keluar dengan menggendong Moe dan melihat tatapan kedua orang tua itu, dia tersenyum segan.

“Nak, suamimu, apa yang terjadi padanya?” Bibi berkata.

Suya menatap ke ruangan dalam, menepuk punggung si kecil, dan dengan santai berkata, “Menjadi orang baik, dipukuli oleh orang jahat, dan gegar otak.” Selesai berkata, dia menggendong Moe dengan satu tangan, dan satu tangan lagi membuatkan susu untuknya.

Tangannya secara tidak sengaja menjatuhkan cangkir berisi air panas, dan tertetes ke kakinya, dia mendengus, tetapi tidak sempat mempedulikan rasa sakit, dia pergi dan menuangkan air lagi.

"Nak, ayo serahkan bayi ke bibi, kamu membuatkan susunya dulu.”

Suya tertegun dan berpikir, dan menyerahkan Moe kepada bibi.

Membalik badan dan mulai membuatkan susu, mungkin karena suasana hatinya, ketika Moe dilahirkan, asinya lumayan banyak, tetapi pada hari kedua, tiba-tiba tidak ada setetes pun.

Dia terlalu banyak menuangkan air dingin, jadi dia keluar untuk menuangkan air dingin dari botol ke halaman.

Tiba-tiba, dia terdengar suara dari dalam ruangan jadi dia segera berlari kembali, namun ketika dia melihat situasi di dalam rumah, dia hampir terjatuh.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu