Cantik Terlihat Jelek - Bab 323 Bertemu Dengan Pria Yang Bertujuan Jahat

Suya berdiri, kakinya terasa sedikit lemas.

Dia menghampiri dokter itu, "Salam kenal, saya adalah keluarganya"

"Kondisi pasien sangat darurat, silahkan tanda tangan di sini dengan segera"

Suya mundur ke belakang beberapa langkah, "Dia... dia kenapa?"

"Cepat tanda tangan, kami mau menyelamati pasien" Dokter itu berkata dengan cemas.

Sampai pintu ruang operasi tertutup kembali pun, otak Suya tetap masih kosong.

Eren, kamu harus baik-baik saja, harus.

Tidak tahu setelah berapa lama, Suya baru mengangkat kepalanya ketika sepasang sepatu putih muncul di depan matanya, pada saat Suya melihat Dokter Nathan dengan wajah lelah, dia baru menyadari operasi sudah berakhir.

Karena langsung berdiri, kepala Suya teras pusing sehingga Dokter Nathank mengulurkan tangannya untuk memegang Suya, "Operasi berakhir dengan sukses"

Suya mengangguk dan menangis seperti seorang anak, "Terima kasih, terima kasih"

"Tetapi, saya tidak bisa menjamin apakah pasien bisa kembali ke normal, yang bisa saya katakan hanya gumpulan darah di otaknya sudah dibersihkan secara total"

Suya melamun sejenak, dia merasa otaknya seketika berhenti berjalan, kemudian Suya memberikab sebuh senyuman, "Tidak apa-apa, kamu sudah berusaha, aku... juga sudah berusaha"

Untuk hasil akhir, Suya hanya bisa serahkan kepada tuhan, meskipun dia sangat berhatap Eren bisa kembali normal.

Setelah tinggal di ruang perawatan intensif selama satu hari, Eren pun dipindahkan ke ruang biasa, tetapi Eren terus dalam keadaan koma.

Setiap datang melihat Eren, ekspresi Dokter Nathan pun akan menjadi semakin berat dan serius.

Hari ketiga, Eren sudah berada dalam keadaan koma selama 3 hari.

Suya duduk di atas kursi dan menyandar ke dinding, sudah tiga hari berturut-turut, karena tidak ada yang bergantian dengannya, Suya tidak tahu dia harus bagaimana pada hari-hari berikutnya, mau mengundang seorang penjaga pun Suya merasa tidak tega, jadi Suya terus menjaga Eren setiap hari dengan kondisi kurang tidur dan kurang makan, lingkaran hitam di bawah matanya pun menjadi semakin berat, tubuhnya juga kurusan.

"Nyonya Eren, kalau anda memiliki waktu sekarang, silahkan pergi melakukan pembayaran tinggal rumah sakit"

Suya melamun sejenak, rumah sakit adalah tempat menyelamati kematian dan mengobati luka , tetapi rumah sakit juga merupakan tempat yang paling dingin dan tidak memiliki manusiawi.

Tidak akan ada orang yang merasa sakit hati karena kamu kaya atau miskin, tidak ada yang akan memikirkan apakah suasana hati kamu sekarang sesuai untuk berbicara tentang uang.

Suya berdiri dan masuk ke dalam ruangan melihay Eren, matanya tetap tertutup dan dia sedang 'tidur' dengan nyenyak.

Suya mengambil tasnya dan turun ke bawah untuk melakukan pembayaran, pada saat naik ke lantai atas, Suya bertemu dengan Dokter Nathan di depan tangga.

Suya hanya memberikan sebuah senyuman tanpa berkata apa pun, kemudian dia pun berjalan melewati dokter Nathan.

"Jangan menyerah, mungkin dia cuman akan sadar diri agak lambat"

Suara yang enak didengar berdering dari belakang, Suya menghentikan langkah kakinya dan mengangguk dengan kuat.

Tetapi, keajaiban tidak terjadi, hari keempat, kelima.......

Kemudian, tiga bulan pun berlalu.

Moe sudah berusia enam bulan, sekarang dia sudah bisa berputar balik badannya dan sudah bisa merangkak secara perlahan, giginya juga sudah tumbuh dua.

Pada saat ini, Suya sedang memasak dengan satu tangan, kemudian satu tangannya lagi mengendong Moe.

Kalau tangannya merasa capek, Suya akan mengganti tangan sebelahnya.

Moe sangat penurut, dia tidak bergerak dan tidak menangis juga.

Setelah memasak, Suya meletakkan Moe di kursi makan yang dibuat oleh kakek, kemudian Suya mengambil sedikit air untuk menyuci wajah Eren, mungkin Suya benar-benar ada menghutang kepada Eren pada kehidupan sebelumnya, Eren bisa makan dan minum, bahkan bisa duduk, tetapi tetap tidak memiliki kesadaran.

"Wah........"

Tiba-tiba Suya mendengar suara tangisan Moe dari luar.

Suya membuang handuk di tangannya dan berlari keluar, dia tidak sempat menangani air yang tumpah ke lantai karena ditendang olehnya.

Suya melihat Moe sedang merangkak di lantai, sepertinya dia jatuh dari kursi.

Suya menghampiri Moe dan mengendungnya, kemudian dia melihat wajah Moe yang dipenuhi oleh darah.

Kaki Suya terasa lemas, dia hamir saja berlutut di atas lantai.

"Moe... Moe...."

Tidak sempat menjaga Eren, Suya langsung mengendong Moe dan lari ke rumah sakit terdekat.

Sepertinya Dokter juga merasa kaget dengan wajah Moe yang dibasahi oleh darah, sehingga dokter itu langsung meneriak pemimpin rumah sakit kemari.

Setelah membersihkan wajah Moe, dokter menghela sebuah nafas, "Dahinya terluka karena jatuh, kamu sebagi orang dewasa harus bersikap lebih hati-hati dalam menjaga anak, anak kecil ini sudah bisa berputar balik badannya dan merangkak"

Suya mengangguk.

Pada saat dijahit, Moe terus membantah dan menangis dengan suara besar, Suya yang melihatnya juga ikut menangis.

Dokter mengira Suya itu sedang merasa sakit hati untuk anaknya.

Hanya Suya yang tahu, dia sedang merasa sakit hati unutk dirinya.

Beberapa bulan ini, dia harus menjaga Eren dan Moe, harus menjaga orang dewasa dan anak.

Dia bahkan sudah tidak bisa menghitung seberapa tidak berdaya dan kesepian dia merasa.

Suya juga sudah melupakan sudah berapa lama sejak wajahnya menata riasan, dia juga sudah melupakan sudah seberapa lama dia tidak bercermin, Suya bahkan sudah lupa santai itu terasa seperti apa.

Suya sudah merasa lelah sampai pegal.

Suya sendiri juga tidak tahu dia masih bisa menahan seberapa lama dalam kondisi seperti ini.

Pulang sampai rumah, Suya terus menggendong Moe dan tidak berani melepas tangan.

Mungkin karena terlalu capek, mungkin juga karena terlalu ketakutan.

Malam itu, Suya menderita demam berat.

Ini adalah Suya pertama kali sakit dalam beberapa bulan ini.

Pada saat tengah malam, Suya merasa ada sesuatu yang salah, dia langsung berdiri dan ingin mencari obat demam, Suya tahu kalau dia sakit, rumah ini akan sangat kacau, tetapi setelah berdiri, kaki Suya terasa lemas sehingga dia langsung jatuh di atas meja.

Suya menyandar di samping tempat tidur dan memegang tangan Eren, "Eren, aku sangat capek!" setelah berkata Suya pun pingsan.

Pada saat Suya sadar diri kembali, langit sudah terang, Suya melihat ke sekelilingnya yang familier, kemudian dia berusaha untuk berdiri, kepalanya terasa berat dan kakinya terasa ringan.

Di atas tempat tidur, tetap berbaring seorang dewasa dan satu anak.

Kehidupan tidak akan berhenti berlanju hanya karena penderitaan Suya.

Suya mengambil beberapa biji obat demam dan menelannya setelah minum air.

Karena mau mengendong Moe, Suya akhirnya hanya bisa memakai masker.

"Ting Tong"

Di luar ada yang mengetuk pintu.

Suya melamun sejenak, kakek dan nenek pulang ke kampungnya karena ada teman mereka yang meninggal, katanya mereka tidak akan pulang untuk sementara.

Suya berdiri di dekat pintu dan bersuara : "Siapa?"

"Saya datang untuk mencatat meteran listrik"

Suya melamun sejenak sebelum membuka pintu, dia melihat seorang pria memakai baju pekerja berjalan masuk dengan sebuah tas di belakangnya.

Melihat dia berjalan ke arah meteran listrik dengan familier, Suya tidak berpikir banyak dan langsung masuk ke dalam rumah untuk menyuci wajah.

Suya baru sempat bereaksi pada saat permukaan air muncul bayangan wajah seorang pria yang berubah bentuk.

Hanya saja, sudah terlambat.

Sepasang tangan besar memeluknya dari belakang.

"Ah..... kamu lepaskan aku" Suya berusaha membantah, tetapi karena sedang sakit, dia sama sekali tidak memiliki tenaga.

Pria itu pun memeluk dia semakin erat.

"Kalau kamu masih tidak mau lepas tangan, priaku akan membunuh kamu setelah dia bangun" Suara Suya sangat bergetar.

"Jangan berpura-pura lagi, aku sudah memerhatikan rumah kalian sangat lama, pria kamu itu orang bodoh, di dalam rumah hanya ada kamu dan satu bayi, dua orang tua kemarin terus datang ke rumahmu setiap hari sehingga aku tidak memiliki kesempatan, sekarang aku melihat siapa yang bisa membantu kamu"

Ketika dia berbicara, mulut dia yang dipenuhi oleh bau rokok dan bau alkohol pun terus mendekat ke wajah Suya.

Suya merasakan ketakutan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

Mungkin karena benar-benar sudah panik, Suya melihat ke Eren di dalam kamar dan memohon, "Eren, tolong aku.... tolong aku...."

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu