Cantik Terlihat Jelek - Bab 290 Siapa Istrinya?

Mikasa menatap Suya, dia tersenyum enggan, namun ujung jari tangannya yang sedang menggenggam gagang pintu memutih karena dia menggenggamnya dengan sekuat tenaga.

Mikasa menatap Suya, lalu akhirnya melepaskan genggaman tangannya dari gagang pintu, dia menarik napas dan menatap Suya, "Kamu.....bisakah kamu membantuku masuk dan melihat keadaannya terlebih dahulu?"

Suma menatap Mikasa lalu menghela nafas pelan, dia maju selangkah lalu "cklek", terdengar suara pintu yang dibuka.

Gary muncul di hadapan Mikasa, dia berbaring diatas ranjang, matanya terpejam.

Mikasa menutup mulutnya, dia merasa ingin menangis, tidak lama kemudian air matanya turun kembali.

Suma meliriknya, "Dia belum mati, apa yang kamu tangisi?"

Jika bukan karena kedua orang tuanya yang memaksanya untuk menemani Suya sepanjang waktu, dia sedetikpun tidak akan mau berada disini.

Melihat wanita yang disukainya terus menangisi pria lain, perasaan seperti ini bagaikan seperti sedang menelan seekor lalat.

Suya memelototi kakaknya, "Kakak kedua, lebih baik kamu pergi saja sana, nanti aku takutnya kamu semakin merasa sedih."

Saat ini Mikasa sudah berjalan ke sisi Gary lalu duduk di pinggir ranjangnya, kedua tangannya menggenggam tangan Gary, lalu dia membersit hidungnya, jika sebelumnya dia masih memiliki banyak ketidakpastian dan pertanyaan terhadap cinta pria ini, maka disaat dia melindunginya agar tidak terluka, semua keraguannya menghilang tanpa bekas.

Di hadapan kematian, segala hal akan menjadi tidak ada artinya, baik itu kesalahpahaman maupun keraguan.

"Mikasa, ligamen tulang belakang Gary terputus, kemungkinan dia tidak bisa melakukan aktivitas yang terlalu berat selama beberapa bulan."

Suara Suya terdengar di samping telinganya, Mikasa hanya berkata "emm", asalkan nyawanya tidak dalam bahaya, maka semua hal ini hanyalah masalah kecil.

Pada saat ini, dokter datang.

Tatapan matanya memutari mereka semua, "Siapa yang merupakan istri dari pasien?"

Mikasa tertegun, setelah berpikir sebentar, dia bangkit berdiri, "Dokter, saya adalah istrinya."

Perhatiannya terpusat pada dokter, jadi dia tidak menyadari saat dia bangkit berdiri, bibir pria diatas ranjang itu tertarik keatas.

"Dokter, dia adalah suamiku, bagaimana dengan dirinya?"

Dokter membalikkan rekam medis lalu mendongak dan menatap Mikasa, "Ligamen tulang belakang pasien terputus, sudah dilakukan operasi, setelah masa pemulihan dalam waktu yang cukup singkat, meskipun tidak mempengaruhi kehidupan normal sehari-hari, namun dalam setengah tahun ini tidak boleh melakukan hubungan suami istri."

Mikasa sama sekali tidak menyangka kalau alasan dokter menanyakan siapa istri Gary karena ingin mengatakan hal ini, tiba-tiba saja, wajahnya memerah.

Dia mengedipkan matanya, merapatkan bibirnya dan mengangguk, telinganya terlihat merah.

Suya yang berada di samping Mikasa menariknya lalu berkata sambil bercanda "Bukankah kamu sudah bercerai dengan dirinya? Istri dari mana?"

"Uhuk....." saat ini, pria yang ada di belakang tersedak oleh air liurnya sendiri karena terlalu bersemangat.

Mikasa segera berbalik lalu membungkukkan tubuhnya di hadapan Gary, dia menatap Gary, "Kamu....bagaimana keadaanmu?"

Pria itu menelan ludahnya, "Istriku, aku tidak apa-apa."

Suma menatap mereka berdua lalu mendengus, "Tidak tahu malu." setelah berkata seperti itu, dia langsung berbalik dan keluar dari kamar pasien tanpa menunggu reaksi dari mereka semua.

Suya menepuk-nepuk Mikasa, "Kalian bicara dulu saja, aku akan pergi mengantar kakak keduaku."

Lalu Suya keluar dan membantu mereka berdua untuk menutup pintu kamar pasien.

"Istriku......" Gary menarik tangan Mikasa lalu mengusap-usapkannya ke pipinya sambil memanggilnya lagi.

Mikasa memelototinya lalu menarik tangannya kembali, "Hebat sekali yah kamu? Berani menggunakan tubuhmu untuk menghalangi mobil." sambil berbicara, dia malah mengambil gelas dan menuangkan air untuk Gary, setelah dia memasukkan sedotan ke dalamnya, dia menyerahkannya ke dekat mulut Gary, "Minum sedikit air dulu."

"Terima kasih istriku."

"Jangan sembarangan memanggil." Mikasa merapatkan bibirnya.

Gary menutup mulutnya lalu mengerutkan keningnya, terdengar suara Gary yang sedang menahan sakit, Mikasa langsung merasa tegang, "Kenapa?"

"Sakit, sakit sekali."

"Yang mana yang sakit?" Mikasa menyibakkan selimut yang ada di atas tubuhnya, bagian atas tubuhnya telanjang, dari bawah ketiak sampai pinggang, semuanya terbungkus dengan perban putih. Tangannya terangkat dan ujung-ujung jarinya menyentuhnya dengan lembut, "Yang mana yang sakit?" dia bertanya sekali lagi.

Pria itu sedikit memiringkan kepalanya, dia dapat melihat rasa khawatir yang terlihat di mata wanita itu, bibirnya tersenyum, "Hatiku yang sakit, istriku tidak menginginkanku lagi."

Ujung jari Mikasa terhenti, dia menatap pria yang kekanak-kanakan ini, lalu dia kembali menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Kelak jangan melakukan hal bodoh seperti ini lagi." jika kamu mati karena menyelamatkanku, bagaimana aku bisa menjalani sisa hidupku sendirian, bagaimana aku bisa menjalani hidupku dengan baik?

"Istriku, aku benar-benar bersalah." saat dia berkata seperti ini, wajahnya benar-benar serius.

Mikasa teringat sebelum dia pingsan, dia juga mengatakan hal yang sama.

Dia melangkah maju, jari-jarinya yang ramping mengusap wajah Gary, "Salah dimana?" dia jelas-jelas tahu kalau tidak seharusnya bertanya lagi soal benar atau salah di saat seperti ini, namun Mikasa tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bertanya.

Dia mengaku salah, kalau begitu apakah itu artinya dia sudah percaya kepadanya?

Gary menatap Mikasa lalu menggenggam tangan kecil Mikasa yang lembut bagaikan tidak bertulang itu, alisnya terlihat sedikit terangkat, "Istriku begitu baik hati, bagaimana mungkin bisa mempunyai niat untuk menyakiti orang lain, aku ternyata tidak mempercayai orang yang kucintai."

Mikasa membuka mulutnya dan menatap wajahnya yang tampan itu, dia ingin bertanya kepadanya, apakah dia sudah percaya dengan apa yang dia katakan sebelumnya?

Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, dia akhirnya menutup mulutnya, lama kelamaan dia pasti akan dapat melihat hati wanita itu yang sebenarnya, seekor rubah cepat atau lambat pasti akan menunjukkan ekornya.

"Kamu berbaring dulu saja, aku akan pergi untuk melihat Suya." setelah itu, dia ingin berbalik.

Namun tangannya malah ditarik oleh pria yang ada di atas ranjang, wajahnya terlihat sedih.

"Aku tidak tenang meninggalkannya, tubuhnya.....tidak terlalu sehat, lalu dia juga ikut bolak balik menemani kita." dia menjelaskannya dengan sabar, kenapa dia merasa pria ini seolah-olah sudah berubah menjadi orang lain.

Di depan pintu

Suya duduk diatas kursi sambil memainkan ponselnya, dia sudah tidak melihat sosok kakak keduanya lagi.

Saat mendengar suara pintu terbuka, Suya segera melangkah maju, dia menarik Mikasa untuk duduk di sampingnya, "Bagaimana, bagaimana?"

Mikasa mengedipkan matanya dan berpura-pura bodoh, "Apanya yang bagaimana?"

Lengannya dicubit pelan, "Masih pura-pura lagi, siapa yang merupakan istri dari pasien? Saya dokter....." Suya menirunya dengan sangat jelas.

Mikasa menatap lurus ke depan lalu perlahan-lahan berkata : "Saat dia menghalangi mobil itu demi diriku, mungkin aku sudah memaafkannya, Suya, sangat tidak mudah untuk bisa bertemu dengan seorang pria yang bersedia menyerahkan nyawanya untukku, lalu kebetulan aku juga mencintai pria ini."

Wanita mungkin adalah tipe orang yang jika lukanya sudah sembuh maka akan melupakan rasa sakitnya.

Suya menatap Mikasa dan tidak mengatakan apapun.

"Sebenarnya, dapat dimengerti jika dia salah paham padaku, karena biar bagaimanapun, kami baru saja kenal tidak lama, menurutmu benar tidak?"

"Selain itu, Gisel adalah orang yang sudah dikenalnya dari dia kecil, wanita itu juga begitu pintar berpura-pura, jadi mungkin saja matanya dibutakan oleh wanita itu."

"Kamu....kamu tidak mau bicara sesuatu?"

Mikasa merasa panik, dia sangat peduli akan pendapat Suya.

"Kalau begitu hubungi Gisel dan suruh dia datang kemari, setelah wanita itu datang kemari, barulah kita memutuskan kembali apakah kita perlu memaafkannya."

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu