Cantik Terlihat Jelek - Bab 450 Hamil

Mia berhenti dan menunjuk ke kamar sebelah, itu adalah kamar Lin Shan, ketika dia ingin mengangkat tangannya dan mengetuk pintu, Mohan menghentikannya, lalu dia menggesek kartu kamar hotel, dan mereka berdua memasuki kamar.

Suara meminta bantuan masih terdengar di kamar sebelah.

Mia mengerutkan kening, "Sebelah ..."

Mohan mengambil telepon di sebelah tempat tidur dan menelepon ke resepsionis, dia menggunakan bahasa Prancis yang lancar memberitahu staf resepsionis bahwa tampaknya ada seseorang yang meminta bantuan di kamar sebelahnya, setelah selesai berbicara, dia menutup telepon dan melepaskan jasnya.

Melihat Mia menatapnya, dia melangkah maju dan memberi isyarat padanya untuk duduk, "Kedepannya jangan memakai sepatu hak tinggi lagi."

Ketidakpeduliannya terhadap orang di kamar sebelah membuat Mia sekali lagi menyadari betapa berdarah dinginnya pria itu.

Setelah selesai berbicara, dia pergi ke kamar mandi, "Aku akan menyesuaikan suhu air untukmu."

"Mohan, sebenarnya, aku baik-baik saja ..."

"Apakah menurutmu jika kakimu patah baru bisa dianggap ada apa-apa?"

Pria itu berdebat dengannya, tetapi Mia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dalam waktu yang lama, dia hanya sedikit terluka di kakinya, tapi orang di sebelah sedang meminta bantuan.

…...

Sekitar satu jam kemudian, Mohan menerima panggilan dari asistennya yang mengatakan bahwa Lin Shan terpeleset ketika sedang mandi di kamar mandi.

Mia menghela napas, bagaimana mungkin ada kebetulan seperti itu? Mereka sama-sama bermasalah dengan kaki.

Dia dengan santai melirik Mohan, Mohan sedang membantunya mengganti hansaplast, penampilannya yang sangat serius membuat Mia terharu lagi.

Jika seorang pria peduli denganmu, maka hal-hal kecilmu akan diperbesar secara tak terbatas di matanya, jika seorang pria tidak peduli denganmu, maka hal-hal besarmu juga tidak ada hubungannya dengan dia.

Nah, mungkin ini adalah interpretasi cinta yang terbaik.

Kemudian, Mohan memerintah seseorang untuk membelikan Lin Shan sebuah kursi roda otomatis yang sangat mewah, yang mengatakan bahwa agar mempermudah Lin Shan untuk berjalan.

Ketika Lin Shan bertemu dengan orang lain pada hari berikutnya, dia menyebutkan hal tersebut secara tidak sengaja untuk menunjukkan bahwa Mohan sangat mementingkan dirinya.

Mia tertawa di dalam hatinya, dan dia ingin memberitahunya bahwa dibandingkan dengan kursi roda yang mahal ini, dia merasa punggung Mohan jauh lebih nyaman.

Pameran tersebut berlangsung selama tiga hari, dalam tiga hari ini, setelah mengetahui kemahiran Mohan dalam bahasa Prancis, Mia agak santai, tapi Mohan sengaja bertanya padanya, "Nona Mia, tolong terjemahkan." "

Setelah pameran selesai, Mohan beralasan bahwa masih ada sedikit pekerjaan yang harus dilakukan, dan meninggalkan Mia di tempat.

Mereka berjalan di jalan-jalan besar dan kecil Prancis, Mia tahu bahwa Mohan ingin menemaninya.

Mia sangat tersentuh.

Mungkin karena masalah Lin Shan yang membuat Mia melihat "kesetiaan" Mohan dan dia tanpa sadar meningkatkan kepercayaannya padanya.

Setelah kembali ke Cina, kehidupan kembali tenang.

Mohan sangat sibuk dengan pekerjaannya, tetapi dia sering meluangkan waktu untuk menemani Rena, ketika Mia bekerja lembur, Mohan akan sengaja menunggunya, kehidupan seperti ini sama seperti kehidupan yang dibayangkan Mia, tenang dan juga bahagia.

Hari ini, ketika Mia sedang menggosok gigi, pria tersebut melingkari pinggangnya dari belakang, "Sayangku, apakah itumu datang pada bulan ini?"

Mia semalam bekerja lembur dan dia tidur sedikit terlambat, jadi reaksinya masih agak lambat, dia berbalik dan menatap Mohan, "Apaan itu?"

Pria itu mencubit wajahnya dan berkata, "Menurutmu?"

Mia mengerutkan kening, kemudian perlahan-lahan mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya, mulutnya sedikit terbuka, "Sepertinya aku sudah dua bulan tidak datang mens." Setelah dia mengucapkan perkataan tersebut, dia menelan ludah, dia sangat sibuk pada bulan ini, sehingga dia juga melupakan hal tersebut.

"Nanti malam aku pergi beli tongkat tes kehamilan untuk mengujinya."

Pria tersebut mengangguk dan mencium pipi kanannya.

Setelah tiba di perusahaan, karena hal tersebut, Mia sedikit tidak fokus dengan pekerjaannya, dia menantikannya, dan juga takut akan kecewa.

Pada siang hari, Mohan mengiriminya pesan teks yang memintanya untuk naik ke atas.

Dia mencari sebuah alasan dan pergi ke kantor Mohan.

Pria tersebut mengambil sebuah kotak dari laci dan menyerahkannya kepada Mia, “Coba pergi tes."

Mia mengerutkan kening, "Mengapa kantormu ada barang seperti ini?"

Pria tersebut bangun, lalu menyentuh dahi Mia, "Imajinasimu boleh lebih kaya lagi."

Ketika Mia pergi ke kamar mandi, dia bisa dengan jelas melihat Mohan bersandar di pintu melalui pintu kaca buram, tampaknya Mohan lebih gugup daripada dia tentang hasil ini.

Sehingga tangan Mia yang memegang tongkat tes kehamilan juga gemetaran.

Kehamilan pertamanya, dia mengetahuinya melalui Kakak Su itu karena dia pingsan dan dibawa ke rumah sakit, jadi, ini adalah pertama kalinya Mia menggunakan tongkat tes kehamilan ini, sehingga dia kelihatannya sedikit bodoh saat menggunakannya.

Ketika dia melihat dua garis merah yang jelas muncul di atasnya, dia melihat ke instruksi yang tertulis di kotak, setelah melihat sebentar, dia baru yakin bahwa dia benar-benar hamil.

Pria tersebut mendengar suara membuka pintu, dia menegakkan badannya, dan mundur dua langkah.

Dia melihat Mia, "Bagaimana hasilnya?"

Mia menjilat bibirnya dan melihat ekspresi gugup pria itu, lalu berkata, "Mohan, kamu suka anak laki-laki atau perempuan?"

Mohan memeluknya, tapi gerakannya jelas lebih ringan.

"Asalkan kamu yang melahirkan, aku semuanya suka."

Mia tersenyum, dan hari berikutnya adalah hari Sabtu, Mohan menemani Mia pergi ke rumah sakit yang terkenal.

“Kantong kehamilan ganda, embrio ganda.” Dokter tersebut mendorong kacamata di hidungnya dan berkata.

"Apa maksudmu?"

"Kembar!"

Mia dan Mohan saling bertatap, keduanya sangat terkejut.

Mia memberitahu Nyonya Mo dan Nenek Mo bahwa dia hamil dan bayinya adalah kembar setelah tiga bulan dan bayinya sudah stabil. Setelah mereka mengetahui hal tersebut, mereka sangat bahagia, sehingga Mia diminta untuk segera tinggal di rumah Keluarga Mo, katanya kehamilan sebelumnya mereka berutang pada Mia, jadi mereka harus menebusnya kali ini, dan mengusulkan agar ayah dan ibu Mia juga tinggal di rumah keluarga Mo.

Orang tua Mia mengatakan bahwa keluarga Mohan memiliki hati yang sedemikian dan mereka juga sulit untuk menolaknya, jadi mereka setuju untuk menunggu setelah Mia melahrikan, baru mereka kembali ke rumahnya, oleh karena itu, Mia dan keluarganya tinggal di rumah keluarga Mo lagi.

“Setelah Mia melahirkan, mari kita mengadakan resepsi pernikahan kalian, kalian sudah memiliki dua anak, tetapi masih belum memberi Mia resepsi pernikahan yang layak." Saat makan malam hari itu, Nyonya Mo mengingatkannya, Mia tahu bahwa perkataan tersebut diucapkan untuk orang tuanya mendengarnya.

Sebenarnya, Mohan telah menyebutkan beberapa kali tentang resepsi pernikahan, tapi dia tidak peduli dengan hal tersebut.

Dia merasa bahwa begitu resepsi pernikahan diadakan, pernikahannya dengan Mohan akan terbuka, jadi dia bersikeras untuk tidak mengadakan resepsi pernikahan.

Ketika mendengar perkataan Nyonya Mo, Mia juga tidak mengatakan apa-apa, dia ingin melahirkan anak terlebih dahulu baru merencanakan hal tersebut.

"Oh ya, Mia, apakah pekerjaanmu itu sudah bisa diberhentikan lebih awal?"

Mia menghentikan gerakannya yang sedang mengambil sayur.

Nyonya Mo segera mengubah nada suaranya, "Maksud ibu adalah kamu sudah hamil hampir 4 bulan, pekerjaanmu itu terlalu lelah dan juga lembur setiap hari, setelah kamu melahirkan, jika kamu masih ingin bekerja, aku akan membantumu menjaga anak, bagaimana pendapatmu tentang hal ini? "

Mia menatap Mohan.

Mohan meletakkan sumpitnya, "Bu, biarkan dia bekerja saja, dia juga bosan di rumah dan susah melewati kehidupan sehari-harinya, kita bicarakan nanti saja."

Mia mengangguk lagi dan memberinya pandangan berterima kasih.

Kemudian, sampai Mia sudah 7 bulan hamil, Nenek Mo sudah tidak mengizinkannya untuk pergi bekerja, karena dia mengandung anak kembar, perutnya sangat besar, pekerjaan sebagai penerjemah, dia harus duduk untuk waktu yang lama, Mia akhir-akhir ini memang merasa sedikit lelah, ditambah lagi Mohan juga menyetujuinya, jadi Mia dengan sangat tidak berdaya istirahat di rumah untuk menunggu kelahiran anak.

Mohan sangat sibuk karena perusahaannya akan terdaftar ke bursa efek, meskipun dia telah mengurangi jumlah perjalanan bisnisnya, tetapi jumlah waktu yang bisa dia menemani Mia juga sangat sedikit, hal tersebut membuat Mia yang sedang hamil dan berada dalam masa sensitif merasa agak tidak nyaman.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu