Cantik Terlihat Jelek - Bab 408 Pemanjaan Spesial

“Ya.” Mia merespons secara tidak sadar, lalu berpikir dan terasa tidak pantas, jadi berkata lagi: “Tidak terlalu serius!”

“Ok! Oh ya, di mana Tuan Mo? Tadi ketika kamu pergi, dia juga ikut pergi!” Gohan berpura-pura memutar kepala, melihat ke sekeliling, dan bertanya dengan santai.

Tiba-tiba mendengar Gohan bertanya seperti ini, Mia mendadak merasa bersalah dan sesak nafas, wajahnya menjadi pucat, dan tangannya yang mengepal berkeringatan, dan tanpa sengaja ia tersedak air liur!

“Uhuk.... aku tidak tahu.” Dia batuk dan segera menggelengkan kepalanya dengan panik, wajahnya terlihat sangat tidak wajar, namun dia masih harus berpura-pura bertanya dengan santai: “Kamu mencarinya, ada urusan?”

Gohan sedikit memutarkan wajahnya, menatap fokus pada mata Mia yang berkedip, terdiam selama beberapa detik, tanpa menembus kebohongannya, sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman dingin yang ironis, dan berkata, “Aku mencarinya ada urusan kentut, hanya sembarang bertanya.”

Sambil berkata, dia berjalan lurus ke depan melewati depannya, Mia diam-diam menghela nafas, menggigit bibir merahnya dan diam-diam mengintip pintu ruang tunggu yang tertutup, lalu ikut di belakang Gohan, dan berjalan menuju ke arah tempat duduk.

Kemudian beberapa jam berikutnya, Mia memaksa dirinya dalam keadaan tidur.

Sampai akhirnya dibangunkan oleh Gohan.

“Mia , sudah sampai!”

Mia menggosok matanya dan membukanya perlahan, namun.....

Mohan dan sekumpulan orang yang duduk di sampingnya telah pergi.

Menyadari keraguannya, Gohan merentangkan pergelangan tangannya ke depan Mia, “Coba kamu katakan, kamu yang mengikutiku, atau aku yang mengikutimu? Sudah lebih dari belasan menit, masih saja tertidur seperti babi.”

Mia sudah terbiasa dengan tegurannya, melihat Mohan sudah pergi, dia menundukkan kepala dan terasa agak kecewa.

Orang seperti apa si Gohan? Hanya sekilas, dia langsung terlihat pikiran dalam hati Mia, menarik kembali lengannya, dia melihat ke luar jendela dan menambahkan: “Dia sedang dalam perjalanan bisnis, dan pihak lain secara alami akan mengirim seseorang untuk menjemput mereka, mungkinkah mereka masih menunggumu?”

Mia mengangkat kepala, memandang Gohan, dan berkata, "Maaf, telah menunda waktumu.”

“Aku? Aku baik-baik saja, hanya saja ketika kamu turun dari pesawat, kamu akan melihat sekumpulan orang dengan tatapan ingin membunuh.”

Mia mendengar kata-katanya, dia menggigit bibirnya, dan segera berdiri, mengambil tas di belakangnya, namun dia lupa bahwa dia memiliki luka bakar di dadanya, ketika dia bergerak dengan kuat, langsung merasakan kesakitan bagaikan merobek hatinya.

“Seperti yang dikatakan, manusia tidak boleh melakukan hal-hal gelap, telah mendapat retribusi, kan?” Gohan berdiri dan mengatakan perkataan ini.

Mia menundukan matanya, dan merasa bersalah, dia tidak berbicara, dan terlalu malas untuk bertengkar dengannya.

Karena terburu-buru ingin berganti pakaian dan mengoles obat, Mia menolak undangan pesta untuk makan malam bersama dan langsung kembali ke kamar.

Melihat cermin pada kulit dadanya yang merah, Mia mengoles salep pada dirinya sendiri, rasa dingin dan sejuk memasuki kulit, membuatnya terasa nyaman untuk sementara waktu.

Tetapi terpikir Mohan......

Pipinya merah lagi.

“Ding.....” Ponselnya tiba-tiba berdering, menghentikan pikirannya, mengenakan pakaian dan berjalan ke ranjang, dia mengambil ponsel di ranjang dan melihatnya, “Mohan!” Dia mengangkat bibirnya dan mengangkat.

“Begitu lama baru mengangkat telepon, apa yang sedang kamu lakukan?” Pertanyaan dari dalam telepon, kalau di masa lalu, Mia pasti akan melawan, namun pada saat ini, dia merasa sangat bahagia, karena setidaknya ada seseorang sedang mengkhawatirkannya.

“Aku..... aku sedang mengoles obat!” Dia berhenti sejenak dan menjawab.

Kemudian, di pihak sana tidak merespon.

Tepat ketika Mia menyangka Mohan sudah menutup telepon, terdengar nada suara yang rendah berkata, “Apakah kamu...... sedang menggodaiku?" Anehnya, suaranya tiba-tiba menjadi sedikit serak.

Mia tertegun dan menjilat bibirnya, merasa ragu-ragu dan kemudian berkata, “Mohan..... bagaimana kamu tahu? Aku..... benar-benar sedikit merindukanmu?” Suaranya yang lembut dan menyenangkan, dengan nada centil, keluar dari mulutnya.

Terdengar suara terengah-engah di telinganya, dan kemudian Mohan menggeram: “Mia ......”

Mia menutup mulutnya dan tersenyum pelan, lalu berkata lagi: “Kalau begitu, sampai disini dulu! Aku...... akan mencuci dulu!” Setelah berkata, dia mengabaikan suara nafas yang semakin berat, langsung menutup telepon.

Siapa suruh kamu selalu sembarang menggodai orang....... pantas mendapatkannya!

Memikirkan ini, dia menekan tombol power off ponselnya, dan melemparkannya ke samping. Kemudian, melepaskan pakaian dan pergi ke kamar mandi. Karena ada obat di bagian dadanya, Mia hanya mengelap dengan sederhana.

“Ding dong.....” Begitu dia selesai mengenakan pakaiannya, bel pintu berdering.

“Siapa?”

“Aku!” Suara Gohan.

Mia meletakkan rambutnya yang di samping ke belakang telinganya, lalu melihat pada pakaiannya, memastikan tidak ada yang salah kemudian, baru membuka pintu.

“Apa yang kamu lakukan di sini?”

Tatapan Gohan menatapnya, “Apa yang kamu lakukan? Begitu lama baru membuka pintu?”

Mia memutar bola matanya ke atas, menundukkan kepala menatap Gohan, dan tersenyum, “Kamu aktor terkenal datang ke sini, bagaimanapun aku juga harus berpakaian indah, kan?”

Selesai berkata, mengabaikannya dan duduk di samping ranjang, menyeka noda air di rambutnya.

“Kamu jangan memiliki pikiran buruk padaku, ya? Aku tidak tertarik pada wanita yang pernah melahirkan.” Gohan berkata, dan melemparkan kantong hitam di tangannya ke ranjang.

Melihat egg tart renyah yang tersebar di luar, dan pancake apel Prancis, serta......

Ada sekitar lima atau enam jenis, dan semuanya merupakan favorit Mia.

“Bagaimana kamu tahu aku suka makan ini?”

“Apakah otakmu berlubang? Bagaimana mungkin aku akan membelinya untukmu? Kalau bukan karena mereka semuanya keluar, perlukah aku sebagai Tuan muda menjadi seorang pengantar?”

Dia sembarang menyentuh makanan ringan di ranjang, “Benar-benar seperti yang dikatakan hewan apa, maka makanannya seperti apa, si Dudu benar-benar sejenis denganmu.”

Selesai berkata, berbalik dan pergi.

Mia menatapnya, mengerutkan kening, mengangkat tinjunya, kamu baru memiliki lubang di otakmu, sengaja datang mencari masalah.

Melihat makanan ringan di tempat tidur, ternyata itu Dudu, mata Mia berlinang, seberapa banyak perbuatan yang harus dia lakukan untuk mendapatkan teman seperti ini dalam kehidupan ini.

Mungkin karena jet lag, sampai jam 2 pagi, Mia masih belum terasa ngantuk.

Setelah memikirkannya, dia mengeluarkan ponsel di sebelah bantal dan menekan tombol power.

Tangannya masih belum sempat memasukkan kode buka kunci, ponselnya langsung berdering.

“Halo!”

“Mengapa kamu mematikan ponselmu?”

Mia mengerutkan kening, dia benar-benar curiga apakah pria ini tidak bisa berbicara dengan cara lain, selalu saja memulai pembicaraan dengan mempertanyakan dan menegur.

“Ada urusan?” Dia bertanya dengan acuh tak acuh.

“Ada urusan! Kemarahan Mohan tiba-tiba meningkat, karena dia tiba-tiba menutup telepon, dia agak khawatir jadi dia mengambil inisiatif menelepon Gohan untuk pertama kalinya dan memintanya datang melihatnya, juga karena ini, dia dengan tidak tahu malu memeras suatu syarat darinya.

Tatapi dia begitu acuh tak acuh.

“Bukankah kamu masih ada urusan besok pagi, mengapa masih belum tidur?”

“Aku merindukanmu, tidak bisa tidur!9 Seseorang mengatakannya tanpa sadar.

Kemudian keduanya terdiam.

Mia hanya terasa jantungnya berdebar kencang, tanpa beraturan.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu