Cantik Terlihat Jelek - Bab 230 Wanita Cantik Di Dalam Ponsel Dia Itu Siapa ?

Ekspresi Gary tidak tampak lebih lega, "Kamu masuk saja, tetapi, kalau...." Gary berhenti beberapa saat sebelum lanjut berkata "Kalau dia benar-benar hilang ingatan.... Aku berharap kamu tidak memberi tahu dia masalah sekarang"

Suya menatap Gary beberapa saat, setelah tidak melihat gejala berbohong di wajahnya, dia baru berputar balik badannya dan berlari santai ke ruangan.

Mikasa melihat Suya dengan alis mengerut, "Kamu... Mengapa kamu bisa di sini?" Keasingan di tatapan Mikasa membuat hati Suya tenggelam.

Suya duduk di atas tempat tidur Mikasa dan menarik tangannya, "Mikasa, apakah kamu tidak ingat denganku? Aku adalah Suya"

Mikasa menarik kembali tangannya dan melihat ke Suya, meskipun Mikasa merasa wanita ini tiba-tiba terlihat sangat dewasa, Mikasa tetap bisa mengenal wanita ini, wanita ini adalah teman kuliahnya yang sekelas dengannya, tetapi wanita ini adalah orang berbeda dunia dengan Mikasa, rumah wanita ini sangat kaya dan berkuasa, karena itu personalitas wanita itu sangat manja, Mikasa tidak begitu suka terhadapnya.

Tetapi, anehnya Mikasa merasakan keakraban yang tidak jelas dengannya.

Melihat tangannya yang kosong, Suya memeluk Mikasa, "Kamu memang jahat, mengapa kamu bisa melupakan aku juga, mengapa kamu bisa begitu...." Suya menangis dengan sedih.

Mikasa hanya merasa bagian belakang bajunya dibasahi oleh air mata Suya, dia menarik nafas, "Suya, apakah kita... Sangat dekat?"

Mikasa berpikir sejenak, dia ingat meskipun dia sekelas dengan Suya, tetapi mereka sangat jarang berbicara.

Tetapi, Suya sekarang malah memeluk Mikasa dan menangis sampai begini.

Suya tidak tahu harus senang atau sedih, apakah Suya harus ulang mengejar 'kesukaan' Mikasa terhadapnya lagi?

Setelah berpikir, Suya melepaskan Mikasa, "Itu, kamu tunggu sebentar, aku keluar sebentar, nanti aku akan ke sini lagi"

Melihat Suya yang lari keluar, Mikasa menutupi kepalanya dengan selimut dan merasa sedikit bingung, apa yang sedang terjadi, mengapa dia baru saja bangun tidur, Gary yang dia begitu suka bisa tiba-tiba muncul di depannya dengan baju tidur, wanita yang dia tidak suka juga memeluk dia sambil menangis dengan sedih, setelah itu kepala Mikasa terasa sakit, sampai membuat dia tidak ingin hidup lagi, akhirnya Mikasa memejamkan matanya dan memutuskan untuk tidur lagi, mungkin setelah bangun tidur, semuanya akan kembali ke normal.

Gary tidak pergi, melihat Suya keluar, seolah-olah sudah dalam perkiraannya, dia tidak merasa kaget, dia memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya dan berjalan ke arah Suya, tubuh yang tinggi dan ramping, tampan dan gagah, pria di depan ini benar-benar sangat luar biasa, pantas Mikasa bisa mau menunggu dia begitu banyak tahun.

Suya menarik nafas dan berdiri di depan Gary, "Direktur Gary, aku ingin minta tolong kepadamu"

Gary mengangguk.

"Aku merasa Mikasa bisa amnesia pasti karena dia tidak bisa terima masalah ini, tahun-tahun ini, dia menjalani hari-hari bersama ayahnya, demi ayahnya, dia melepaskan terlalu banyak hal, hati dia pasti tidak bisa menerima paman pergi begitu saja, makanya dia memilih untuk amnesia" Setelah itu dia berhenti beberapa saat dan menyuruh Gary untuk duduk, kemudian Suya mulai menceritakan masalah Mikasa selama beberapa tahun ini kepada Gary.

Gary merasa kaget dan sakit hati...

"Kamu merasa sangat kaget kan, bisa disukai oleh satu wanita dengan keras kepala dalam waktu begitu banyak tahun, Direktur Gary, aku tidak peduli bagaimana perasaanmu terhadap Mikasa, tetapi, dia benar-benar.... Adalah seorang wanita yang sangat baik, aku berharap kamu jangan melukai dia walaupun kamu tidak menyukai dia, ibunya gila, ayahnya sudah pergi dan adiknya kamu sendiri juga telah melihat, beberapa tahun lalu, dia buka warung dan banyak teman baiknya juga mulai menjauh dengannya, di sisi dia hanya sisa saya sekarang, jadi, saya minta tolong, jangan terlalu kejam kepadanya"

Sambil berkata, Suya berdiri dan membungkukkan badannya terhadap Gary.

Gary melihat wanita di depannya dari atas ke bawah, cantik dan mempesona, melihat pakaian dan cara berdandannya, jelas dia adalah orang yang berbeda dunia dengan Mikasa, selain itu, pada saat Gary pergi membayar biaya rumah sakit ayah Mikasa semalam, orang rumah sakit memberi tahu dia Suya sudah membayarnya.

Lalu, pada saat ke warung kemarin, masalah Suya membantu Mikasa mengurus warung, dari cara Suya bekerja, bisa dilihat Suya sering membantu di sana, Gary benar-benar sangat penasaran, apa yang membuat dua orang yang berbeda dunia memiliki hubungan yang begitu baik.

"Nona Suya, bagaimana kamu mengenal Mikasa?" Akhirnya, Gary bertanya juga.

Suya melamun sejenak, setelah beberapa saat dia menjawab : "Aku pernah di tolong olehnya dan merasa terharu, jadi aku ingin baik terhadapnya selama hidup" Cara Suya berkata membuat Gary merasa lebih kagum lagi terhadap wanita di depannya.

"Pada zaman sekarang, orang yang tahu membalas budi itu tidak banyak, nona Suya benar-benar luar biasa" Pujian Gary membuat ekspresi Suya berubah, Suya mengerutkan alisnya dan menatap ke Gary, "Kamu.... Kamu jangan suka aku ya, aku.... Aku tidak akan mengkhianati Mikasa"

Sudut mulut Gary terangkat dan membentuk sebuah senyuman ringan, dia berdiri dan menggelengkan kepalanya terhadap Suya, "Nona Suya sedikit terlalu percaya diri, aku belum habis berkata tadi, meskipun orang tahu balas budi itu luar biasa, tetapi orang yang mau mengorbankan diri untuk menolong orang lain itu semakin patut disayangi"

Setelah itu, Gary menoleh ke kamar pintu yang tertutup dan mengomel : "Mungkin, aku juga harus belajar dengan kamu, baik terhadapnya selama hidup"

Awalnya Suya tidak mengerti, setelah sempat bereaksi, dia menutupi mulutnya dan menunjuk ke Gary sambil berputar lingkaran di tempat, "Gar... Kamu.... Kamu suka Mikasa?"

Wajah Gary memerah, dia mengeluarkan sebuah batuk ringan, "mungkin"

Dulu Gary merasa dirinya memiliki perasaan baik terhadap wanita ini, tetapi dia tidak begitu pasti apakah perasaan itu adalah suka, tetapi, setelah mendengar masalah yang dialami Mikasa selama beberapa tahun ini dari Suya, es batu yang berada di dalam hati Gary langsung meleleh total, dia merasa sangat kaget, dia tidak pernah menyangka di sudut dunia ini ada seorang wanita yang pernah begitu berusaha dan keras kepala demi dia.

Teringat waktu itu Gary merasa begitu sedih hanya karena wanita jahat seperti Gabriel, Gary sangat berharap hidup ini bisa diputar kembali.

Tiba-tiba, Suya seperti teringat sesuatu dan mengeluarkan ponselnya dari tas, setelah mencari sesuatu, dia memberikan ponselnya kepada Gary, "kamu lihat...."

Gary melihat ke Suya kemudian melihat ke ponselnya, sebuah wajah cantik muncul di depannya, wanita di dalam foto itu sepertinya sedang memikirkan sesuatu, alis cantiknya sedikit mengerut dan kerisauan yang ringan muncul di wajahnya yang cantik, rambut panjang yang seperti air terjun, gaun panjang yang elegan dan wajah tirus yang proposional, wanita itu sangat cantik, hanya saja bisa dilihat dengan jelas dia tidak begitu bahagia.

"Ini adalah....." Suya memamerkan dengan puas, "cantik kan? Tidak kalah dengan aku kan?"

Gary mengerutkan alisnya, "maksudmu apa?"

" Maksudku adalah, kalau kamu menyukainya, kamu pasti beruntung seperti mendapat emas, karena Mikasa dia sangat luar biasa, kamu lihat, ini adalah penampilan dia tahun itu setelah diet demi kamu, tetapi.... Tahun itu, kamu mengalami kecelakaan"

Gary membuka mulutnya, tenggorokannya bergerak dengan cepat, dia merasa kaget, setelah itu, ekspresinya menjadi tegang.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu