Cantik Terlihat Jelek - Bab 613 Pelatih Tinju Adalah Dia

"Puff" Tidak tahu siapa di antara keramaian tertawa dengan suara keras.

Selanjutnya, ada yang mengeluarkan suara batuk.

Rozi berusaha menahan emosinya, dia mengangkat kepalanya dengan ekspresi biasa dan sudur bibir terangkat, "Salam kenal!"

"Mimi sudah datang ya, ayo, masuk ke dalam"

Jared menghampirinya.

Rozi mengangguk dengan menurut dan Jared pun menarik dia untuk duduk di atas sofa.

Jared duduk di sisi kiri, Aderland duduk di sisi kanan dengan kontroler di tangannya, tatapan Aderland tertuju kepada TV dengan ekspresi tegang tanpa melihat Mimi sekalipun.

Rozi duduk di tengah dengan kedua tangan di atas kedua pahanya.

"Mimi, jangan merasa malu. Anggap saja ruamh sendiri, mau makan apa minum apa, langsung mengambil saja"

Jared mengira Mimi merasa malu.

Rozi mengangguk, dia mengangkat tangannya dan mengossok hidungnya. Kemudian dia mengambil apel yang berada di atas meja kopi, "Kalau begitu, aku makan ini saja"

Suara Rozi sangat lembut dan ringan, tetapi gerakan dia sangat kasar.

Tanpa peduli dengan bibir merahnya yang diwarnai lipstick sekarang dan apelnya yang belum di cuci, Mimi langsung mengigitnya begitu saja.

Sambil makan apel, Mimi tersenyum kepada Jared, "Apel ini sangat berair"

Waktu berkata, ada kulit apel yang jatuh ke atas pahanya, Mimi pun segera mengambilnya dan memasukkan kembali ke dalam mulutnya. Melihat semua orang melirik padanya, Mimi pun berkata dengan serius:

"Kakekku pernah berkata, tidak boleh sia-siakan makanan"

Selanjutnya, seluruh rumah dipenuhi oleh suara Mimi mengigit apel, di antara itu masih mencakup suara makan yang bising.

Ekspresi Jina yang berdiri di ruang makan langsung menghijau.

Kalau dia benar-benar memiliki anak menantu seperti ini, semua orang pasti akan menertawakannya sampai mati.

"Adik keempat, gadis ini lumayan imut!" Kevin Mo berdiri di sofa yang terletak di samping Aderland dan menarik lengan Aderland.

Aderland berputar balik badan dan menoleh ke kakak ketiganya, tampaknya dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu mengapa, Aderland hanya melemparkan game kontroler ke atas meja dan berdiri dari sofa, bermaksud untuk meninggalkan tempat.

"Maksud kamu ini apa?" Emosional Jared datang begitu saja.

Aderland berdiri di tempat dan melamun sejenak, dia menoleh ke Jared dan berkata, "Tamu ini diundang oleh anda, cukup anda menyukainya saja"

Dada Jared bergerak naik turun, bisa dilihat dia sudah marah.

Jina yang berdiri di sisi langsung menghampiri mereka dan berkata, "Anakku, mengapa kamu berbicara dengan kakek seperti ini?"

Kakak tertua Aderland yang bernama Aston Mo juga menarik Aderland untuk duduk di atas sofa, "Tempat Mimi bertumbuh dari kecil berbeda dengan kita, makanya banyak kebiasaan dia berbeda dengan kita. Hal ini sangat normal"

Rozi mengangkat kepalanya dan melihat ke Aston Mo, kesan Rozi terhadap Aston Mo tidak begitu dalam, mereka hanya pernah bertemu sekali.

Sementara untuk kakak kedua dan kakak ketiga, Rozi pernah berinteraksi beberapa kali dengan mereka. Satunya bersfiat lembut dan pendiam, satu lagi aktif dan imut.

Rozi merasa kaget dengan kakak tertua ini bisa memihak kepadanya.

Rozi berdiri dan memegang lengan kakek dengan senyuman: "Kakek, mungkin abang Mo ada urusan. Biarin dia sibuk saja, saya merasa cukup asal kakek menemani saja"

Mendengar kata kata Rozi, langkah kaki Aderland yan awalnya mau berjalan pergi pun berhenti melangkah, Aderland berjalan ke sisi Rozi dan menatap kepadanya.

"Kalau kamu menyenangkan semua orang karena aku, aku akan beri tahu kamu, semuanya tidak berguna. Karena aku membenci kamu, sangat membenci kamu. Menikah dengan kamu? Hal ini hanya akan terjadi ketika aku mati"

Kata-katanya benar-benar sangat kejam

Rozi merasa sangat senang dalam hati, paling tidak beberapa ratus juta yang dia habiskan untuk berdandan seperti ini tidak sayang.

Selanjutnya, Rozi terus menunjukkan berbagai sifat gadis kampung yang kuno pada sepanjang malam ini.

Dari sebelum makan sampai sesudah makan, wajah Aderland terlihat sangat tidak senang.

Rozi merasa dia dan Aderland tidak akan mungkin bisa bersama lagi.

Semua orang bisa melihat seberapa bencinya Aderland terhadap Rozi.

Setelah makan, drama ini juga sudah hampir di tiba saat berakhir, kebetulan pada saat itu Rozi menerima pesan dari Tuman, katanya malam ini ada yang meminta Rozi menemani dia berlatih tinju pada malam tadi.

Menemani berlatih tinju adalah salah satu kerja paruh waktu Rozi.

Rozi bekerja sebagai penemani berlatih tinju di sebuah klub.

Gaji dibayarkan per jam.

Penghasilan ini lumayan, yang paling utama adalah Rozi bisa menggunakan kesempatan ini untuk melatih diri juga. Rozi berdiri dengan cemas dan berkata, "Itu, kakek, sudah malam, aku mau pulang dulu"

Setelah itu, Rozi pun meninggalkan tempat tanpa menunggu jawab dari kakek.

Rozi sibuk cemas untuk menghasilkan uang.

Sementara orang yang berada di dalam rumah semuanya mengira Rozi tiba-tiba meninggalkan tempat karena merasa sakit hati.

Jadi Aderland pun kena marah lagi.

"Kebiasaan buruk itu bisa berubah, yang paling penting adalah harus bersifat tulus. Kamu sekarang masih tidak mengerti, tunggu kamu berusia lebih dewasa kamu akan mengerti semua ini"

Setelah berkata, kakek pun berputar balik badan dan kembali ke kamarnya dengan marah.

"Gadis kecil ini luar biasa, bisa membuat kakekmu begitu menyukainya" Jina berkata.

"Bu, masalah adik ke empat anda jangan ikut bercampur, cocok atau tidak itu harus melihat takdir" Aston Mo berkata.

Keluarga Mo memiliki 4 anak bersaudara, 3 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Mungkin karena mendapat anak laki-laki ini setelah melahirka 3 anak perempuan, Jina benar-benar sangat menyukai Aderland.

Anak gadis pertama bernama Aston Mo, usianya 27 tahun. Dia sangat pintar dan bisa diandalkan, hanya saja latar belakang suami dia tidak begitu bagus, tahun-tahun ini yang mendukung dia adalah keluarga Mo.

Aston Mo sendiri bekerja di perusahaan Mo, membantu Teigen mengurus perusahaan.

Anak gadis kedua bernama Velve Mo, usianya 24 tahun. Tahun lalu dia baru saja lulus kuliah, personalitasnya sangat lembut, pendiam dan introvet. Dia bekerja di perusahaan Mo sebagai seorang akuntan dengan identitas tersembunyi karena dia berkata dia tidak terbiasa menerima penghormatan orang.

Kevin Mo adalah anak gadis ketiga, usianya 3 tahun lebih tua dari Aderland, untuk sekarang masih kuliah pada tahun kedua.

Jina melihat ke anak tertuanya sebelum berjalan ke sisi Aderland tanpa berkata apa pun.

"Anakku, kamu jangan marah. Tenang saja, kalau kamu tidak menyukainya, ibu pasti tidak akan membiarkan dia memasuki keluarga kita"

Aderland menarik nafas dan berdiri, "Bu, aku keluar sebentar"

Dia harus melampiaskan emosinya sekarang, kalau tidak benar-benar bisa menggila.

"Jam segini kamu masih mau pergi ke mana? Biarkan supir antar kamu pergi saja!"

Aderland mengangguk.

Mau bagaimanapun Rozi juga tidak akan menyangka orang yang dia akan temani untuk berlatih tinju adalah Aderland.

Melihat Rozi yang sudah mengenakan baju latihan, Aderland juga melamun sejenak.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu