Cantik Terlihat Jelek - Bab 621 Mimi Versi Perempuan Bertemu Aderlan

Oleh seorang “berjenis kelamin sama”, sering melihat dengan mata kagum, sekali dua kali, dia merespon dengan lambat, lama-kelamaan, akan mengerti.

Hanya saja, diri sendiri tiba-tiba berubah menjadi menyukai sesama jenis, membuat dia sedikit tidak bisa terima.

Jadi, dia terus menghindari dan tidak membahas tentang ini.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dia suka bersama dengan Rozi. Kekompakan mereka ketika bersama, saat dia demi menyelamatkan Dodo, ketika mereka mendaki gunung, merosot ke bawah, dan dia menghadang didepannya, saat dia didapur, terasa nyaman.

Membuat dia bukan hanya sekali muncul, jika bisa menghabiskan hidup dengan orang seperti ini seumur hidup, boleh dicoba juga.

Meskipun sedikit sulit untuk diterima orang didunia ini, tetapi, dia sangat paham, ketika dia dan Rozi Bersama, dia sangat bahagia dan sangat santai.

Ini adalah dia sebagai cucu dari keluarga Mo, tidak pernah merasa hidup dengan santai.

Bahkan selama beberapa waktu ini, ketika dia kembali bertemu Yesca dan wanita lain, dia sebenarnya merasa sebal.

Merasa mereka cerewet, merasa mereka munafik.

Perubahan suasana hati seperti ini, membuatnya lengah, tetapi hatinya paham, bahwa ibunya tidak mengatakan hal yang salah.

Dia jatuh cinta dengan Rozi, seorang laki-laki.

Bahkan jika dia melarikan diri lagi, pada saat ini jantung berdebar kencang dan panik, ini adalah bukti terbaik.

"Jika kakekmu tahu, dia akan mengirimnya ke tempat yang tidak akan pernah kamu temukan."

Suara Jina, di belakang, tiba-tiba terdengar, sedikit tidak berperasaan, tetapi membuat kedua tangan Aderlan langsung mengepal, dia mengerti, ibu tidak melebih-lebihkan.

"Anak dari keluarga biasa saja tidak mungkin diinginkan, apakah kamu pikir statusmu sebagai anak bungsu dari keluarga Mo, dengan masalah seperti ini, akan diizinkan? Sangat tidak mungkin!

Jina berbicara sampai akhir, berteriak hingga suaranya pun bergetar.

Sebagai seorang ibu, putranya menyukai sesama jenis, apalagi ia sudah melahirkan tiga anak perempuan baru mendapatkan satu-satunya anak laki-laki, ini membuatnya merasa sangat terpukul.

Aderlan menutup matanya dan bersuara, "Bu, beri aku sedikit waktu dulu."

"Kamu masih muda, perasaan cinta baru dimulai, terkadang bisa menganggap persahabatan sebagai cinta, dik keempat, kamu jangan membuat kesalahan."

Jina tidak menyerah dan masih melanjutkan.

Aderlan diam dan tidak berbicara.

Rozi setelah pergi dari Aderlan, tidak pernah pulang, dia pergi ke supermarket untuk membeli sesuatu dan pergi ketempat Tuman.

Dodo baru saja keluar dari rumah sakit, dia ingin menemuinya.

Sesampai disana, Tuman mereka kebetulan lagi makan, menarik dia, membiarkannya makan bersama.

"Rozi, wajahmu terlihat tidak baik. Apakah kamu tidak enak badan?"

Setelah Dodo pulih, kondisi ibu Yu juga juga terkendali, dan akhirnya bisa pulih dengan tenang.

Rozi mengangkat tangannya dan menyentuh wajahnya sendiri, menggelengkan kepalanya, "Bibi, aku baik-baik saja."

Selesai makan, dia bermain dengan Dodo sebentar, lalu baru dia pulang.

Baru sampai dirumah, menerima telepon dari keluarga Mo.

Kali ini, Kakek Mo yang menelepon.

"Halo, kakek." Dia sedikit ragu, lalu berdeham menetralkan diri, setelah itu mengangkat telepon, dan berkata.

Sejak terakhir kali bertemu Aderlan, dia sudah tidak pernah pergi kerumah keluarga Mo.

Di tengah Festival Perahu Naga, kakek Mo menyuruhnya pergi, dia membuat alasan untuk tidak muncul.

"Mimi, besok adalah Festival Pertengahan Musim Gugur. Datanglah kerumah untuk makan."

Sudah Festival Pertengahan Musim Gugur? Rozi memandang ke luar jendela, Malam ini gerimis, tidak bisa melihat bulan.

Dia ragu-ragu, lalu berpikir, apakah akan pergi kali ini.

Lawan bicara melanjutkan berbicara, "Ayo pulang, aku punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan denganmu."

"Kakek, Ada masalah apa?"

"Pulang dulu baru dibicarakan."

Selesai berbicara, tidak menunggu Rozi menjawab, kakek Mo langsung menutup telepon.

Melihat ponsel, Rozi sedikit gelisah.

Dia membolak balik WeChat, dia tadi baru pulang dari tempat Aderlan, Aderlan tidak mengirimkannya pesan.

Berpikir, hatinya sedikit pilu, juga menjadi kosong.

Mandi sebentar, dia berbaring di tempat tidur, berpikir dalam hati, besok pergi kerumah keluarga Mo, harusnya bagaimana?

Apakah terus berdandan jelek? Atau….

Atau mencoba versi perempuan Mimi, apa bisa membuat Aderlan suka?

Kalau bisa…… mungkin….. sangat senang.

Keesokan harinya, Rozi dengan sengaja berdandan. Ketika Jina melihatnya, matanya langsung bersinar.

Namun, dia tidak memaafkan orang. "Hari ini, berpenampilan seperti ini, ingin seperti ini, menikah dengan keluarga kaya mana mungkin segampang itu!"

Rozi tersenyum, menganggukkan kepala, "Benar, bibi!"

Aderlan sampai sudah mau mulai makan baru kembali.

Lalu muncul dengan tampilan yang acak-acakan depannya, lingkaran hitam di bawah mata, menunjukkan pada dia, tadi malam dia tidak tidur dengan nyenyak.

Apakah karena Jina mengatakan sesuatu?

Ketika dia melihatnya, Aderlan tidak melihatnya dengan jelas, malah melewatinya, dan pergi ke tempat makan.

"Lihatlah dirimu, setiap hari tidak mengerjakan hal yang benar, suruh kamu pergi kesekolah kamu tidak pergi, suruh kamu pergi ke kantor kamu juga tidak pergi."

Kakek Mo duduk di depan meja makan, menghadap Aderlan dan memarahinya.

Rozi tahu bahwa Aderlan tidak pergi ke sekolah karena dia punya pemikirannya sendiri, dia sedang mengerjakan proyek besar.

Sebuah proyek besar yang dapat membuat kota A menjadi terkenal.

Meskipun dia tidak mengerti, tetapi, dia pernah pergi ketempat itu beberapa kali bersama Aderlan, mendengar dia dan para profesional itu berdiskusi, mengeluarkan opini dan pertanyaan, sering kali membuat orang-orang itu terdiam.

Dia tahu, Aderlan bukan orang yang biasa saja.

Hanya saja masalah ini, Aderlan melakukannya sedikit tertutup.

Dilihat dari foto-foto Jina pada hari itu, dia bahkan tidak tahu.

"Kakek, kakak Mo mungkin punya sesuatu yang lain." Dia tidak tega, melihat Aderlan disalahpahami dan mengatakan hal-hal baik untuk membelanya.

Tapi tidak dikira Aderlan malah mendengus.

"Tidak perlu kebaikanmu!"

Rozi mengerutkan bibirnya dan ingin menendangnya. Orang macam apa ini?

Namun, pria ini, mungkinkah dia benar-banar menyukai pria ?

Dandanannya hari ini, tidak termasuk bidadari, harusnya termasuk cantik juga? Aderlan bahkan tidak melihatnya, malah masih membencinya.

Mengingat hal ini, dia menarik napas, jika Aderlan menyukai laki-laki dan tidak menyukai perempuan, dia sebaiknya bagaimana?

"Dengar, dengarkan, bagaimana kamu berbicara? Orang lain sedang membelamu, dan kamu malah emosi seperti ini!"

Kakek Mo membela Rozi.

Rozi hanya menggelengkan kepalanya, menarik sudut bibirnya dan tertawa, tetapi tidak berbicara.

Setelah makan malam, Aderlan naik ke atas.

"Mimi, kamu pergi panggil adik keempat turun, ada masalah yang penting, untuk dibicarakan Bersama kalian.”

Kakek Mo menghadap ke lantai atas, dan mengangkat dagunya.

Rozi mengangguk dan mengambil napas.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu