Cantik Terlihat Jelek - Bab 215 Bahaya

Gary mengangkat kepalanya, "Kamu bilang saja!"

"Aku mau kamu setujui penceraian antara Gabriel dan Devan sebagai wali Gabriel"

Pena yang sedang diputar oleh Gary pun jatuh di atas meja, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke Shiren kemudian tertawa dengan dingin,"Wali Gabriel?" Setelah menatap Shiren beberapa saat, jari Gary yang panjang mengosok telinganya selama beberapa detik, kemudian dia tersenyum dengan ringan : "Aku tidak begitu mengerti, adikku sudah menghilang dari dulu, sepertinya aku tidak bisa membantu dalam hal ini"

"Gary, kamu hanya perlu menulis sebuah surat kuasa saja"

Gary menggelengkan kepalanya, "Itu tidak mungkin, Gabriel adalah orang dewasa, aku tidak bisa membuat keputusan untuknya, kalau suatu hari dia pulang, bukankah dia akan marah kepadaku?"

Shiren berpikir sebentar kemudian berkata, "Baik, bagaimana kalau aku bisa mengambil video adikmu meminta tolong kepadamu? Apakah itu bisa?"

Tatapan Gary memancarkan keinginan membunuh, dia menekan emosi yang berada di dalam hatinya dan melihat ke Shiren, "Tentu saja itu bisa, tetapi, mengapa aku harus membantu kamu? Kamu jangan lupa, pria yang kamu mau rebut adalah milik Clover, milik adikku!"

Seolah-olah sudah menyangka Gary akan berkata seperti itu, Shiren bersikap sangat tenang dan sudut mulutnya pun semakin terangkat.

"Sebenarnya, kamu membiarkan mereka berpisah dengan cara seperti ini adalah sebuah pilihan yang terbaik, kalau........." Shiren mengelilingi Gary dua putaran, "Kalau suatu hari, Clover tahu ayah Devan adalah orang yang membunuh ayah kalian, apakah kamu merasa mereka masih bisa bersama?"

"Daripada berpisah dengan sakit hati pada waktu itu, bukankah cara seperti ini jauh lebih bagus?"

Mata Gary membesar, dia menekan leher Shiren, "Kamu tahu ini dari mana?"

Shiren tertawa dengan dingin dan mendorong tangan Gary, "Yang aku tahu bahkan lebih banyak daripada ini, kalau kamu ingin tahu, tunggu semua masalah ini selesai, aku akan memberi tahu kamu dengan perlahan"

Emosi di dalam Gary sangat kuat, dia sangat berusaha untuk menahan keinginan mau membunuh wanita di depannya, kemudian dia berkata dengan tersenyum :

"Dia memiliki dua anak bersama Devan, aku percaya Clover bisa membedakan anaknya lebih penting atau dendam generasi atas lebih penting, kami bahkan tidak pernah menjumpai ayah kita, Clover tidak mungkin akan mau berpisah dengan Devan demi seseorang yang dia bahkan tidak pernah jumpa"

"Kamu berani jamin?"

Shiren tersenyum, "Kamu juga tidak berani menjamin kan?" Dia menghirup sebuah nafas dan berbisik di telinga Gary, "Kalau begitu kamu bantu aku saja, asal aku bisa mendapat Devan, aku berjanji aku tidak akan bicara tentang masalah ini"

Gary menarik nafas dan berputar balik badannya untuk menarik jauh jarak antara dia dan Shiren, "Shiren, apakah kamu tidak takut suatu hari kamu akan menerima akibat perbuatan jahat yang kamu lakukan setiap hari?"

"Cukup, aku akan mengirim video ke emailmu"

Melihat Shiren sudah mau pergi, Gary menyipitkan matanya, "Kamu tahu Gabriel dimana?"

Shiren menatap ke Gary beberapa saat sebelum berkata, "Kamu ingin tahu? Aku akan memberi tahu kamu setelah aku mendapat Devan"

Setelah itu Shiren berputar balik badannya dan meninggalkan ruangan.

Setelah pintu tertutup, Gary segera menelpon ke Devan, "Kamu kirim orang untuk ikuti dia, dia mau memberikan aku video Gabriel, pasti akan menunjukkan penampilan aslinya, iya, baik, aku akan pergi sekarang"

Setelah mematikan telpon, Gary mengambil kunci mobil yang berada di atas meja dan jalan keluar.

Melihat Gary, Dono berkata, "Direktur Gary, bukannya sore ini mau pergi ke lokasi konstruksi di pinggiran kota?"

Gary menghentikan langkahnya, "Iya, nanti aku akan pergi langsung"

Perusahaan CX kosmetik.

"Kak, mengapa Devan mau menyuruh aku pergi? Kalian mau apa? Bukannya kita semua kerja sama untuk akting? Mengapa sekarang malah menyuruh aku pergi duluan?" Sebelum Gary datang, Clover sudah mengemas semua barang.

"Sepertinya dia sudah mau mulai beraksi, Devan menyuruh aku mengantar kamu dan anak-anak ke mertua kamu disana dulu, tunggu semua masalah sudah selesai, kalian baru pulang"

Clover menarik nafas, "Kak, dia sendiri bisa berbuat apa, selain itu, kalian........"

Gary berputar balik badannya dan melihat Clover dengan wajah serius, "Kamu tidak khawatir untuk dirimu, juga minimal khawatir dengan kedua anakmu. Dia sudah gila, kalau terburu-buru, dia bisa berbuat hal apa pun"

Kerisauan Gary membuat Clover menelan kembali kata-kata yang ingin dia katakan, "Baik, kalau begitu, dengarkan kata-kata kalian saja"

Setelah cepat-cepat berkemas, Clover mengikuti Gary membawa Simon dan Momo pergi ke bandara.

Devan duduk di dalam mobil dan melihat Clover masuk ke dalam bandara, Devan mengirim pesan teks untuk Clover, "Aku tidak ingin kamu pergi"

Clover menundukkan kepalanya dan menyembunyikan kesenangannya, "Kalau begitu cepat selesaikan masalah itu dan jemput kami pulang"

"Baik!"

Devan tidak pernah berpikir, kepergian Clover kali ini membuat hubungan mereka hampir benar-benar berakhir.

Setelah mengantar Clover pergi, Gary mengendarai mobil dan pikirannnya dipenuhi oleh ingatan di tempat itu tanpa sadar, duduk di dalam mobil, Gary melihat ke luar jendela, kemewahan dulu sudah tidak ada, tiga rumah yang berada di tempat luas ini terlihat sangat sepi dan dingin.

Melewati pintu kaca, Gary melihat Mikasa sedang menggendong anak, tatapannya pun segera tenggelam.

Dia menginjak gas dan mobilnya pun berjalan seperti sebuah panah terbang.

Suatu tempat di dalam hatinya ikut menjadi kosong sesuai dengan jarak yang terus menjauh, ternyata dia sudah ada anak.

Pikir sampai sini, Gary merasa dirinya sangat lucu, pikiran dia beberapa hari ini terus dipenuhi dengan senyuman itu walaupun Gary sudah coba mengusirnya.

Melihat belakang mobil yang menghilang dari penglihatannya, Suya merasa sedikit bingung, apakah dia salah lihat tadi? Mengapa dia merasa orang itu sedikit mirip dengan Gary?

Suara ban mobil bergesekan dengan jalan berdering di belakang Suya dan menarik kembali pikiran Suya ke realitas.

Suya berputar balik badannya dan melihat sebuah mobil polisi, kemudian dua polisi dan dua orang muda turun dari mobil.

Suya mengerutkan alisnya dan berjalan kepada mereka, "Kalian adalah?"

Mereka melihat ke Suya dan polisi yang berjalan ke depannya berkata, "Aku ingin bertanya, apakah Mikasa tinggal di sini?"

Suya mengangguk, "Iya!"

Kemudian Suya berjalan beberapa langkah, "Mikasa, ada yang mencari kamu"

Mikasa yang sedang mengganti diaper untuk Terani mendengar kata-kata Suya, dia bertanya dengan malas tanpa mengangkat kepalanya : "Siapa?"

"Melati...." Setelah sebuah suara panggilan, Suya merasa ada bau yang wangi melewatinya.

Setelah itu, Suya melihat wanita itu merebut anak dari tangan Mikasa dan memeluknya kemudian terus menciumnya, air mata membasahi wajahnya, kemudian Suya melihat ke Mikasa dengan bingung.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu