Cantik Terlihat Jelek - Bab 170 Kakek Bertemu Dengan Ayah Gabriel

"Masalah baru?" Clover tidak mengerti dan merasa sedikit penasaran dengan masalah yang bisa disebut sebagai 'masalah baru' dengan Devan.

"Kalau Keluarga Gabriel datang meminta dia kembali, kamu mau bagaimana?" Devan menatapnya dengan fokus, sampai tidak mengedipkan matanya.

"Keluarga Gabriel?" Clover benar-benar tidak menyangka tentang itu, sambil makan bubur, dia menjawab dengan santai : "Bukankah kamu sudah menyelesaikan masalah ini?"

Devan melipat tangannya di depan dadanya dan menyandar di sofa, sudut mulutnya terangkat karena merasa bahagia terhadap kepercayaan Clover terhadapnya, "Kamu benar-benar bersikap tenang saja"

Clover mengangkat alisnya, "Apakah kamu benar benar tidak mengurus tentang itu?" Kalau Gabriel tahu Clover menjemput Gary keluar, wanita kejam itu tidak tahu mau buat masalah apa lagi?

Devan tidak menjawabnya, alisnya mengerut dan dia menyipitkan matanya sambil mengangguk, menjawab dengan santai : "Tidak. Jadi, keluarga Gabriel sudah mencari ke sini" Devan melihat ke jam tangannya. "Kalau tidak ada insiden lain, dalam dua jam mereka seharusnya akan sampai ke sini"

Clover berdiri, mengigit bibir bawahnya dan mengerutkan alisnya, tidak mengerti tujuan Devan.

Mereka bisa mencari sampai sini dalam waktu yang begitu pendek, Devan jelas tahu tentang itu tetapi dia tidak bermaksud untuk menghentikannya.

"Biarkan mereka datang saja, aku mau tanya dengan jelas, mengapa kakakku bisa sampai ke rumah Gabriel, lalu apa hubungan Ayah Gabriel bersama ibuku?" Walaupun masalah ini tidak bisa menjadi jelas hari ini, Clover tetap akan mencari kesempatan untuk bertanya ke Ayah Gabriel tunggu kondisi Gary agak baikan.

Clover mau bertanya mengapa kakaknya bisa diasuh di rumah Gabriel, mengapa ayah Gabriel bisa begitu mirip dengan Gary ketika dia bukan ayah mereka...

Devan tidak berbicara, hanya memegang tangan Clover dan menyuruh dia untuk duduk.

Sesuai dengan perkiraan Devan, mereka mendengar suara bel dari luar pintu dua jam kemudian, awalnya Devan mau pergi lihat, tetapi Clover yang cemas lebih cepat sampai ke depan pintu dan Clover melihat seorang pria yang berusia sekitar 40 50 tahun.

Clover melamun sejenak dan dia baru menyadari orang itu adalah Ayah Gabriel setelah melihat dengan teliti.

Ayah Gabriel yang melihat Clover juga melamun sejenak sebelum berkata. "Apakah kamu adalah Clover?"

Clover berpikir Ayah Gabriel tidak akan senang jika dia menjumpai Clover, tidak menyangka dia menyapa Clover dengan nama panggilannya dengan ramah.

"Iya, Pa....paman" Kalau orang itu tidak sopan terhadap Clover, Clover juga tidak akan berpikir mau sopan terhadapnya. Tetapi sekarang orang itu tidak memiliki maksud jahat, Clover juga tidak tega bersikap jahat kepadanya dan mengikuti Gary menyapanya.

Clover mundur dua langkah dan membiarkan ayah Gabriel masuk.

Yang terkejut adalah ayah Gabriel datang sendiri, Clover tidak melihat Gabriel.

Pada saat Ayah Gabriel melihat Devan di ruang tamu, ekspresinya sangat tenang dan itu membuat Clover sedikit tidak mengerti, bukannya dia akan marah ketika dia melihat menantu dia bersama dengan wanita lain?

Mau sebagus apapun etikanya, melihat adegan seperti itu pun seharusnya dia merasa marah.

"Devan" Ayah Gabriel menyapa Devan duluan.

Devan melirik dia dan berdiri dari sofa, berjalan ke sisi Clover, "Biarkan kakakmu keluar" Setelah itu, Devan menyuruh Ayah Gabriel untuk duduk.

Clover tidak tahu Devan sedang berpikir apa, dia menuruti kata-katanya dan pergi ke kebun belakang untuk memanggil Gary ke ruang tamu.

"Kak, nanti kamu akan bertemu dengan orang familiar, jangan terlalu emosi ya" Pada saat sudah mau sampai di ruang tamu, Clover memberi tahu kepada Gary dulu karena takut Gary akan terlalu emosi jika dia bertemu dengan ayah Gabriel nanti.

Gary hanya melirik Clover dan tidak berbicara.

Langkah kakinya juga tidak berhenti, Gary sangat tinggi dan kakinya sangat panjang, Clover menghabiskan tenaga yang banyak baru bisa mengejarnya.

"Gary......" Suara Ayah Gabriel terdengar sedikit sedih.

Clover melamun sejenak dan melihat ke Devan, berjalan ke arahnya.

Kemudian Clover menoleh ke Gary, tidak tahu karena Clover sudah mengingatkannya tadi atau Gary mengenal ayah Gabriel, jarang-jarang emosinya sangat tenang.

Gary melihat ke ayah Gabriel dan tidak memberikan reaksi apa pun.

Clover baru saja mau berkata sesuatu, suara bel berdering lagi dari pintu, Clover mengerutkan alisnya dan Devan mengangguk terhadapnya, menyuruh Clover pergi buka pintu.

Mereka baru saja pindah ke sini dan belum sempat memberi tahu orang lain, jadi, Clover merasa sedikit meragukan tentang yang datang itu siapa, pada saat membuka pintu, Clover merasa sangat kaget, kakek, paman dan beberapa petugas keamanan yang memakai pakaian hitam.

Clover merasa kaget dan bahagia, "Kakek, paman, mengapa kalian bisa datang?"

"Mengapa kamu tidak memberi tahu kami ketika kamu bertemu dengan masalah sebanyak ini? Kalau bukan karena ayah anakmu, kita pun tidak akan tahu beberapa tahun ini kamu mengalami begitu banyak masalah" Paman Clover adalah seorang pria yang hangat, namun senyumannya sangat dingin.

Pada saat itu, Clover baru mengerti mengapa Devan tidak mau membantu dia menyelesaikan tentang itu dan mengapa Devan membuat ayah Gabriel datang kesini, Devan mau Clover sendiri yang memahami masalah-masalah ini.

"Kakek, apakah nenek baik-baik saja?" Clover tersenyum terhadap kakeknya yang terus menatap dia dari tadi, kakeknya meliriknya, "Generasi keluarga kami dipermainkan begitu saja dengan orang luar, apakah kamu mau seperti ibumu, tidak mau peduli dengan kehidupan sendiri hanya demi seorang pria?"

Kakek berkata dengan dingin dan masuk ke dalam rumah, Clover menghirup sebuah nafas dan melihat ke pamannya, pamannya menyipitkan matanya kepadanya, "Kakek merisaukan kamu makanya dia begitu, jangan masukkan ke dalam hati"

Clover mengangguk dan mengikuti paman masuk ke dalam.

Di dalam ruang tamu, ayah Gabriel dan Gary sedang berbicara, Devan tidak berbicara hanya menyandar di sofa dengan kedua tangannya di dalam sakunya.

Melihat Clover dan mereka masuk, Devan berdiri dan menyapa mereka.

"Kakek, Paman, kalian sudah datang" ekspresi Devan sangat tenang dan semua ini semakin menjelaskan kepada Clover bahwa semua ini dirancang oleh Devan.

"Devan, kali ini sudah merepotkan kamu!" Kakek menepuk bahu Devan. Berbeda dengan kedinginan dia terhadap Clover, Kakek bahkan mengangkat sudut mulutnya terhadap Devan.

Sikap yang berbeda ini membuat Clover tidak tahu harus berkata apa.

Mendengar suara, Ayah Gabriel menoleh ke mereka, Clover menyadari dia tidak memberi banyak ekspresi dan merasa sedikit aneh, ekspresi ayah Gabriel itu sangat jelas menunjukkan dia tidak mengenal kakek dan paman.

Benar! Wajah orang bisa berubah, tetapi berubah sebanyak apa pun, paling hanya menjadi agak tua, Clover tidak percaya Ayah Gabriel sama sekali tidak mengenal kakek.

Ekspresi dia itu jelas sedang menghadapi orang asing, atau Ayah Gabriel benar-benar tidak mengenal kakek? Clover merasa terkejut dengan pemikirannya sendiri.

Di dalam tatapan Kakek, memancar sebuah emosi yang asing, dia dengan cepat berjalan ke Gary dan memanggil sebuah nama yang Clover tidak pernah mendengar, "Moldi"

Gary tidak bereaksi, Ayah Gabriel yang tidak bergerak dari tadi berdiri dengan santai dan melihat ke Kakek dan paman, setelah itu dia melihat ke Devan dan bertanya, "Dua orang ini adalah........."

Ayah Gabriel belum sempat selesai berkata dan paman yang berdiri di jarak beberapa meter langsung berjalan ke sisi Clover dengan cepat, Clover menoleh ke samping dan melihat paman memegang sebuah pistol dan menunjuk ke arah kepala ayah Gabriel.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu