Cantik Terlihat Jelek - Bab 16 Kita Tidak Mungkin

Bab 16 Kita Tidak Mungkin

Devan memang tidak tertarik mengikuti pembicaraan para wanita, maka dari dia tidak ada tindakan maupun respon apapun, malah Simon yang melototi Gabriel, dari mukanya terlihat jelas meremehkan wanita itu, berpura-pura!

“Devan, tamu-tamu sudah hadir semua, mereka bertanya apakah kita sudah siap masuk.” tanya Dylan yang masuk ke ruangan itu, ke Devan.

Devan meletakkan buku yang dipegangnya dan berjalan menghampiri Gabriel, lalu membungkuk setengah badannya dan memandangi Gabriel, “Sangat cantik.” dia menyanjung wanita itu dengan suara lemah lembut, suara lembut itu membuat para wanita yang mendengarnya seakan melayang, di dunia ini jarang sekali ada laki-laki yang sempurna seperti ini.

Jelas saja Gabriel sangat senang mendengar sanjungan dari Devan itu, keluar senyuman di wajahnya, saat ini kebetulan semua makeup-artist sedang membereskan peralatan mereka, lalu semuanya berjajar berdiri di satu sisi, dan penanggung jawab mereka pun dengan sangat hormat berkata: “Devan, semua sudah selesai.”

Tidak seperti sebelumnya dengan suara lemah lembut, saat ini Devan hanya menjawab “Okay” dengan nada yang dingin, kemudian meninting tangan Gabriel dan berkata “Ayo kita jalan.”

Kemudian, segerombolan orang mengiringi mereka berdua berjalan keluar ke arah pintu.

Dylan juga meninting Simon dan berkata “Ayo jalan, anak kecil.”

Simon menghempaskan tangannya dari tintingan itu, dan kembali duduk di kursi, melihat ke arah pintu, tidak bergerak sama sekali.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Devan dengan muka sedikit berubah karena perasaan tidak senang melintas di hatinya.

“Aku mau menunggu mama, kalian pergi dulu saja.” jawab Simon.

“Mama?”

Mulut orang-orang mulai berbisik-bisik memperbincangkan hal ini, muka Gabriel dengan perasaan yang tidak bisa tersenyum lagi itu memandangi Simon, tapi tetap dengan suara lemah lembut berkata: “Simon, siapa itu mamamu?” dia yang akan menjadi mama tirinya saja belum masuk ke rumah mereka, dari mana bisa ada satu lagi mama? Terpikir olehnya Sherin yang sedang pergi itu, jari tangannya pun mengengam masuk ke telapak tangannya, bisa-bisanya seorang pengasuh dipanggil dengan sebutan mama? Hmph!

Namun di raut wajahnya tetap tidak terlihat perubahan apapun.

“Mama……. mama angkat…..” jelas Simon ke Gabriel dengan senyuman sandiwaranya. Dilihat dari keseluruhan dirinya sepertinya tidak ada masalah, namun raut wajah wanita itu menjadi lebih suram lagi.

Bertahun-tahun dia berusaha mendekati dan baik terhadap anak ini, namun dia tidak pernah memberinya balasan yang baik. Pengasuh itu baru datang berapa lama, bisa-bisanya dia memanggil wanita itu mama……

Hatinya tertanam perasaan dendam, setelah mereka menikah dan masuk ke rumah Devan, hal pertama yang akan dilakukannya adalah membuat anak cilik yang berengsek ini keluar dari rumah itu.

“Kita pergi dulu saja, kamu tinggal dulu di sini menemani dia.” ujar Devan sambil melototi Simon dan menarik Gabriel untuk pergi, sekaligus berpesan ke Dylan untuk tetap tinggal dulu di sana.

Tapi, Devan yang tidak berkomentar dan melakukan penjelasan sama sekali membuat orang-orang mulai berbisik-bisik kembali, mereka penasaran dengan orang yang dipanggil mama oleh Simon tadi.

Ketika Sherin kembali, di ruangan itu hanya ada Simon dan Dylan. Kemudian dia menyerahkan sepatu yang ada di tangannya ke Dylan sambil berkata “Ini punya Gabriel.”

Dahi Dylan pun mengerut menjadi satu ketika menyoroti penampilan Sherin dari atas ke bawah, hari ini hari yang begitu spesial, di tempat yang begitu ramai, dia masih saja memakai baju yang biasanya dia pakai, kemeja putih dengan rompi berwarna abu kebiruan itu serta celana jeans yang sudah pudar.

Wanita usia 27-28 tahun, belum menikah lagi, bisa hadir di acara besar seperti ini, walaupun hanya seorang pengasuh, bukannya seharusnya bisa merias diri secantik mungkin? Setidaknya, cerita cinderela juga bukan tidak pernah ada.

Tapi…. wanita ini…. 

“Sherin aku bawa Simon ke ruang acara dulu yah, kamu…” ujar Dylan. Sherin tentu saja mengerti bahwa dia hanya lah seorang pengasuh, tidak pantas untuk berada di tempat itu, Sherin sebenarnya juga tidak keberatan, dia melepaskan tangan Simon lalu berkata “Kamu pergi dulu sana, kalau acara sudah selesai, kamu baru cari aku lagi, aku menunggumu di hall belakang.”

Setelah berpesan dia pun membelokkan badannya dan berjalan menuju hall belakang, di sana ada pelayan hotel dan petugas acara, di sini baru merupakan tempat yang semestinya dia berada.

Di mata Simon terlintas perasaan yang sedih, namun terakhir dia juga tidak berkata apa-apa, memasukkan tangannya ke dalam kantong, memegang erat barang di dalam kantong itu, dia sudah memutuskan.

Karena ini hanya pesta pertunangan, jadi tidak semeriah acara pernikahan, setelah menerima beberapa wawancara dari media dan menerima ucapan dari para tamu, acara pun dilanjutkan dengan acara tos wine.

Andrew yang dari tadi mencari-cari di semua tempat di ruangan itu tidak juga menemukan Sherin, hatinya mulai sedikit gelisah, jelas-jelas dia tadi melihatnya di hotel ini.

“Drew, temani aku dansa yuk? rayu Mina sambil menarik lengan Andrew.

Dari kecil sampai besar, dia adalah wanita yang dimanja oleh semua orang. Laki-laki di sekelilingnya yang mana tidak suka padanya.

Hanya Andrew saja yang selalu biasa-biasa saja terhadapnya.

Andrew menunduk melihatnya sebentar, sedikit kesal dan menarik untuk melonggarkan dasi di lehernya.

“Kamu pergi ke sana ambil minum dulu sebentar, aku pergi ke toilet.”

Setelah menjawab, dia juga tidak peduli apa respon Mina, kaki ramping itu segera melangkah ke arah belakang hall ke hall belakang.

Tenyata benar sekali, di satu pojok terlihat Sherin yang sedang melihat handphone.

Hatinya gembira sekali.

“Sherin” sahut Andrew.

Mendengar suara itu, jelas terlihat tubuhnya tersentak sekejap, perlahan dia mengangkat kepalanya melihat Andrew, lalu melebarkan bibirnya untuk tersenyum dan menyahut “Andrew.”

Hall belakang adalah tempat dimana “orang bawahan” berada.

Jarang sekali bisa melihat orang dari depan masuk ke sana, makanya, kedatangan Andrew ke sana membuat semua mata orang-orang di sana menuju padanya.

Sherin mengerutkan dahi sambil berkata dengan nada suara yang datar dan asing “Um… kamu ada apa cari aku?”

Tentu saja Andrew merasakan semua itu, dia spontan menarik tangan Sherin dan membawanya pergi keluar, lalu setelah berhasil menemukan sebuah ruangan kosong, dia membawa Sherin masuk ke ruangan itu dan menutup pintu.

“Apa yang kamu inginkan?” tanya Sherin lalu dengan sekuat tenaga menghempaskan tangannya dari tangan laki-laki itu.

“Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu, papaku yang mengatur dia untukku.” jelas Andrew buru-buru.

Sherin merapatkan bibirnya, Andrew bisa menjelasnya ini kepadanya membuat harga dirinya yang kasihan itu menjadi jauh lebih lega.

“Kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku.”

Sebenarnya, di hati Sherin benar-benar mengerti, walaupun Andrew tetap seperti biasa baik terhadapnya, mereka berdua pasti tidak mungkin untuk bersama.

Dia sudah ada Simon, walau dengan cara yang bagaimana dia mendapatkan anak ini, tapi tetap saja dia sudah pernah melahirkan, ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah lagi, oleh karenanya, mereka sudah ditakdirkan tidak mungkin ada hasil, jangankan kalangan atas seperti mereka, bahkan di keluarga biasa pun, dia yang sudah pernah melahirkan seorang anak ini saja sudah sulit untuk diterima.

Maka, terhadap Andrew, dari awal dia juga hanya bisa memilihnya menjadi teman.

Berpikir sampai di sini, raut wajahnya menjadi tidak berharapan lagi, awalnya saat menerima pilihan dari ibunya, dia tidak mengerti, kata-kata yang dikeluarkan dari mulut ibunya itu, perlu membayarnya seumur hidup, artinya apa, saat ini , dia sepertinya sudah mengerti.

Jelas sekali, perilaku Sherin yang cuek terhadapanya, merangsang Andrew, dia langsung menariknya masuk ke dalam pelukkannya, lalu, menundukkan kepalanya, dan menciumnya.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu