Cantik Terlihat Jelek - Bab 147 Kecelakaan Itu Lagi

Seorang pria yang begitu angkuh dan berkuasa seperti Devan malah rela berbuat sampai seperti ini demi dirinya.

"Aku mendengar apa yang waktu itu kamu dan Simon bicarakan." Pria itu menariknya dan memberikan satu ciuman di dahinya, "Kamu juga harus ingat, percaya kepadaku, aku tidak akan mengecewakanmu."

Clover tertegun, pembicaraannya dengan Simon? Pada saat mereka jalan-jalan ke mall waktu itu? Tiba-tiba dia menyadarinya, dia menatap Devan dan merasa sedikit bersemangat, "Kamu....pada saat itu kamu...."

Devan membantunya untuk berdiri dan menariknya masuk ke dalam pelukannya, "Iya, pada saat itu aku sudah mulai menyukaimu."

Clover menggigit bibirnya, hatinya merasa sangat bahagia.

Pria ini benar-benar sudah membuatnya sangat sangat terharu.

Dia pasti merasa karena saat ini masih ada Gabriel, jadi dia hanya bisa menggunakan cara yang lain untuk membuktikan cintanya kepadanya.

Dia merasa sangat bahagia, bagi dia, cara seperti ini jauh lebih membuatnya terharu daripada mengadakan upacara dan pesta pernikahan yang seperti kebanyakan orang lain lakukan.

"Sudahlah, istriku, bukankah sudah waktunya untuk memberikanku jawaban, apakah kamu bersedia untuk membiarkanku menjagamu seumur hidupku?"

Clover menganggukkan kepalanya, terus mengangguk tanpa henti, disertai dengan air mata yang terus mengalir.

Selanjutnya mereka berdua duduk sangat lama di depan makam ibu Clover sambil berpelukan, sampai matahari sudah terbenam, barulah Devan menggandeng tangannya, "Ayo jalan, aku akan membawamu untuk makan sesuatu."

Clover menganggukkan kepalanya, saat dalam perjalanan menuju kemari mereka berdua memakan sedikit roti, sekarang perutnya memang sudah sedikit lapar.

Saat mereka sudah berada di luar area pemakaman, dari jauh mereka sudah melihat Dylan.

Saat Dylan berjalan mendekat, Devan meliriknya dan berkata : "Kenapa kamu datang kemari? Apa ada masalah?"

Clover melihat Dylan, dia tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Dylan, "Terima kasih beberapa tahun ini kamu sudah menemani Devan, menggantikanku untuk menjaganya."

Karena waktu itu Dylan pernah marah kepadanya di kantor, jadi dia merasa sedikit malu, melihat dia berinisiatif menyapanya, dia segera mengulurkan tangan kirinya secara reflek, hanya saja saat seorang pria menatapnya dengan tatapan mengerikan, dia segera menarik tangannya kembali.

"Ada masalah apa?" saat dia kemari, dia sudah memberitahu Dylan tentang perjalanannya pada sore hari ini, jika tidak ada sesuatu yang penting, dia tidak akan datang sampai kemari.

Dylan menatap Clover sekilas, dia seketika terlihat sulit untuk membuka mulutnya.

Clover menyadarinya, maka dia ingin melepaskan lengan Devan, tetapi dia malah menahannya dan berkata kepada Dylan, "Bilang saja."

"Aku sudah meneleponmu, tetapi kamu tidak menjawabnya, Gabriel masuk rumah sakit lagi."

Gabriel masuk rumah sakit lagi? Clover tidak mengerti, dia menoleh dan mendongak menatap Devan.

"Apakah hanya karena itu sehingga membuatmu jauh-jauh kemari?" ekspresi Devan sangat tenang, tidak terlihat terguncang.

Seketika Dylan tidak tahu harus berkata apa lagi.

Benar sekali, kenapa dia bisa lupa, saat ini wajah asli Gabriel sudah diketahui oleh Devan, jangankan masuk rumah sakit, bahkan meskipun dia mengalami kecelakaan sekali lagi, Devan juga tidak akan peduli bukan?

"Kenapa dia bisa masuk rumah sakit?"

Mereka bertiga masuk ke mobil, Dylan yang mengendarai mobil.

Mereka berdua duduk di bangku bagian belakang.

"Efek samping kecelakaan yang waktu itu, disini kadang-kadang sepertinya ada sedikit masalah, dokter bilang dia sedikit mengidap skizofrenia." Devan menunjuk otaknya.

Gabriel mengidap skizofrenia? Lalu itu dikarenakan kecelakaan mobil waktu itu?

"Dia memiliki gejala yang seperti apa?"

"Ada sekali waktu aku menyadari dia menggigiti barang di kamarnya, maka aku langsung membawanya untuk diperiksa." waktu itu Devan ingat dia minum banyak alkohol, semalaman tidak pulang ke rumah, keesokan paginya, Mbok Lili meneleponnya, setelah dia sampai di rumah, dia melihat kamar Gabriel sangat berantakan, dia sedang duduk di lantai merobek pakaiannya sendiri, penampilannya saat itu tertanam dengan jelas di dalam ingatannya, dokter berkata kalau hal ini disebabkan oleh kecelakan itu, semenjak itu meskipun semalam apapun dia akan tetap pulang ke rumah.

**********(skizofrenia adalah gangguan mental dalam jangka panjang menyebabkan orang memiliki halusinasi)**************

Clover mendengus dengan dingin, kecelakaan, kecelakaan lagi? Apakah kelak jika ada yang tidak beres dengan wanita ini maka dia akan selalu menyalahkan kecelakaan waktu itu, jika begitu maka Devan akan terus menerus merasa bersalah kepadanya?

"Apakah kamu....tahu sesuatu tentangnya?" Devan merasa reaksi Clover sedikit aneh, maka dia bertanya kepadanya.

Clover mengambil napas dalam lalu menatap Devan, "Apakah kamu masih ingat saat Simon mengalami kecelakaan waktu itu? Waktu itu perusahaan kami ada kompetisi model, hari itu kamu juga pergi, masih ingat tidak?"

Devan mengerutkan alisnya, waktu Simon kecelakaan, dia ingat saat itu Clover salah paham kepadanya, sehingga dia pingsan, kompetisinya dia masih ingat sedikit-sedikit.

"Lalu?"

"Lalu dia memintamu untuk menemainya menghadiri pesta temannya pada malam hari, apakah kamu tidak menyetujuinya?"

"Bagaimana...kamu bisa tahu mengenai hal ini?"

"Waktu itu aku bersembunyi di belakang pintu." Clover berkata dengan pelan, setelah itu dia berkata : "Kemudian sesudah kamu pergi aku melihatnya mengeluarkan sebuah boneka kain dari dalam tasnya, dia menggunakan mulutnya untuk mencopot kepala boneka itu sampai lepas, saat itu dia terlihat begitu menyeramkan." saat mengingat hal itu, Clover bergidik tanpa sadar, Devan membawanya masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat, "Jadi dia membohongimu, bahkan meskipun dia benar-benar sakit, itu bukan karena kecelakaan waktu itu."

Setelah itu dia menusuk pinggang Devan dengan jarinya, "Kamu orang yang sangat pintar, tetapi kenapa begitu berhubungan dengan masalahnya kamu menjadi bodoh seperti ini?"

Tangan besar Devan menggenggam tangannya, lalu membawanya ke bibirnya dan menciumnya, raut wajahnya malah jelas terlihat sangat tidak enak dilihat.

"Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku mengenai hal ini?"

Clover berkata dengan terbata-bata : "Waktu itu ya, aku merasa, melihat keadaan saat itu, aku merasa sangat jahat jika aku menjelekkan dia dihadapanmu, aku takut kamu akan salah paham padaku, aku juga takut kamu tidak percaya padaku, karena biar bagaimanapun juga dia pernah menolongmu, selain itu aku curiga kalau yang melihat hal ini bukan hanya aku saja, tetapi Simon juga." Meskipun Simon tidak mengatakan apapun, tetapi dia merasa kalau Simon pasti pernah melihat Gabriel berbuat sesuatu, jika tidak, tidak ada alasan bagi Simon untuk memanggil Gabriel yang selalu menuruti keinginannya dengan sebutan wanita jahat yang penuh dengan kepura-puraan.

Mata Devan terlihat suram, jelas sekali kalau dia merasa sedikit kaget.

Benar, setelah Gabriel pernah menyelamatkan nyawanya, dia selalu menganggap dia sebagai orang yang "baik".

Di dalam hatinya dia selalu merasa seorang gadis kecil yang berumur 8, 9 tahun dapat melakukan hal seperti itu, pastilah dia seseorang yang sangat baik, itu sudah merupakan karakternya, jadi bertahun-tahun setelah itu setiap kali ada masalah yang berhubungan dengannya, dia memang tidak pernah melihatnya secara objektif.

Sekarang setelah dipikir-pikir lagi, dia merasa dia sangat menakutkan.

"Nanti kamu lebih baik tetap pergi ke rumah sakit saja untuk melihatnya." dia masih belum melakukan apapun terhadapnya, jika membiarkan permainan ini berakhir begitu saja, bukankah itu menguntungkannya?

Devan menunduk dan menatap Clover, "Jika tidak, bagaimana kalau kamu jangan ikut campur mengenai hal ini lagi, serahkan saja semuanya kepadaku? Aku khawatir....." dia khawatir kalau Clover bukan tandingan Gabriel.

Begitu seseorang sudah tidak memiliki hati nurani, maka akan sulit untuk dihadapi.

Clover duduk tegak dan menggeleng, "Tidak bisa, hal ini tidak bisa dikompromi lagi, kamu tahu tidak? Waktu itu saat kita menolong kakaknya, aku memegang susuran tangga, kalian semua berusaha untuk menarikku, tetapi dia malah mendorongku, Devan, dia sudah pernah ingin membunuhku."

Devan sangat terkejut, "Kenapa kamu sebelumnya tidak pernah memberitahuku mengenai semua hal ini? Jika sebelum kecelakaan itu kamu sudah memberitahuku, mungkin....." Devan tidak meneruskan perkataannya lagi, semua sudah berlalu, jika terus berkata hal ini juga sudah tidak ada gunanya lagi, hanya saja Clovernya benar-benar mempunyai toleransi yang besar.

Meskipun Gabriel sudah berbuat seperti itu kepadanya, dia ternyata masih bisa merasa bersalah kepadanya dan melepaskan kebahagiannya sendiri.

Kebaikan hatinya yang seperti itu membuatnya semakin merasa menyesal.

Kota Ciput, di rumah sakit

Dokter utama yang bertanggung jawab untuk mengobati Gabriel melihat Devan sudah datang, dia segera menghampirinya.

"Tuan muda Devan, anda sudah datang."

Devan menundukkan kepalanya, "Situasinya bagaimana?"

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu