Cantik Terlihat Jelek - Bab 115 Menanyakan Masa Lalu

Devan melirik dia, walaupun dia tidak berbicara, tetapi dia mengikuti arah Dylan melihat.

Itu dia ? wanita yang mirip dengan Simon ?

Walaupun dia yang sekarang ini, tidak menakjubkan seperti malam itu, dengan seragam kerja, make-up ringan, rambut panjang diikat dibelakang, penampilan yang sangat sederhana, tetapi wajahnya itu, dilihat dengan teliti, walaupun dihalangi oleh kacamata hitam, tetap tidak bisa menutupi kecantikkannya.

“ segera turun dan hentikan dia !” waktu itu, setelah dia menampakkan wajahnya, kemudian kabur tanpa jejak, Devan berusaha menggunakan segala cara untuk mencari di dalam kota , tetapi tidak ada kabar, tidak menyangka dia ada di luar kota.

Awalnya wanita itu gagal operasi plastik, suasana hatinya sudah kesal, tiba-tiba dipukul oleh seorang penata rias, dia sangat marah.

Melihat Clover yang sudah mau pergi, dia seperti ingin menyerang habis dirinya, tetapi, tidak tau dari mana muncul seseorang, menarik Clover ke samping, seorang artis yang awalnya ingin menyerbu tubuhnya, jatuh ke lantai, hanya mendengar dia “ Aaaa….” menjerit.

Kemudian, melihat dia menutupi hidung, lari keluar, tidak peduli dengan Clover dan tidak mencari masalah.

Setelah Clover tersadar, dia menolehkan kepala ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang tadi menarik dia, tetapi saat dia membalikkan badan, dia melihat Dylan, seluruh tubuh Clover menjadi kaku disana, pikirannya menjadi kosong, jantungnya berdebar kencang.

Dia menunduk kepala dengan panik, memejamkan matanya, berusaha mengatur emosinya, setelah membuka mata, dia tersenyum dengan Dylan.

Di detik berikutnya, dia menarik lengannya yang ditarik oleh Dylan, dia membungkukkan badan, dengan santai dia berkata : “ terima kasih tuan sudah membantu.”

Setelah berkata, dia membalikkan badan, ingin pergi.

Dylan disini, tidak perlu dikatakan, Devan pasti berada disini juga, tetapi dia tidak terpikir, pada kesempatan yang seperti ini, mereka bisa bertemu lagi, hal ini terjadi sangat mendadak, tidak sempat untuk menghindarinya.

Tahun itu, setelah melahirkan Momo, beberapa hari kemudian, dia minta Yuta membawa dia keluar kota.

Dia hanya takut jaraknya terlalu dekat, tidak bisa mengontrol diri-nya sendiri.

Setelah tiba di sini, dia berpikir bahwa, di kehidupan ini, tidak ada hubungan lagi.

Tidak menyangka, akan bertemu dengan cara seperti ini.

“ Permisi Nona, bos ku ingin menanyakan sesuatu, boleh ikut aku naik ke atas.” Berbeda dengan Dylan yang biasanya enak diajak berbicara, dia saat ini, wajahnya tanpa ekpresi, dengan suara yang dingin yang tidak bisa ditolaknya.

Disini, dia menarik lengan Clover lagi, mengangkat kaki dan jalan kearah tangga yang dibelakang.

Clover bisa dikatakan, ditarik, dan dibawa ke lantai atas.

Penerangan di lantai atas sedikit gelap, Clover masih sempat melihat jalan, dia didorong Dylan masuk ke kamar.

Pintu, dibelakangnya, ditutup dengan kuat.

Tubuh yang besar kokoh, fitur wajah yang ideal, aura yang dingin, sekilas melihat, mata Clover menjadi merah, dia menunduk kepala, menelan air ludah, dengan lemah, berkata : " Tuan, ada urusan apa ? " Dia sengaja melembutkan suara, ditambah dengan wajahnya yang asing, dia percaya Devan tidak mungkin mengenalinya.

Devan melirik ke dia, menyeringai, tidak menjawab.

Waktu cukup lama, dia perlahan-lahan berkata : " angkat kepalamu."

Kali ini, gantian Clover yang tidak bergerak, hingga perasaan ini sudah menutupi seluruh tubuhnya, dia mengangkat kepala, menatap ke tatapan Devan, kedua tangannya yang bergantung dikedua sisi, tanpa sadar dia mengepalkan tangan.

Mengedipkan mata, dia menarik nafasnya, kemudian dua bulir air matanya jatuh.

" Dia yang mencari masalah dengan aku, bukan aku sengaja yang menyinggung dia, Tuan, lepaskan aku ...... "

Sambil berkata, dia mengulurkan tangan, ingin menarik baju Devan, tetapi, tangannya belum menyentuh baju dia, dia sudah melangkah beberapa langkah kebelakang, dengan tatapan yang dingin melihat dia, " aku ingin tanya, 9 tahun yang lalu bulan April, kamu dimana? Sedang apa ? Jangan berharap bisa berbohong, aku akan perintahkan orang untuk melacaknya ...... "

9 tahun yang lalu bulan april ? Simon sekarang berusia 9 tahun, 9 tahun yang lalu, Simon lahir di bulan itu, dia mengerutkan kening, dengan sengaja menggaruk kepalanya, setelah beberapa saat, dia menjawab : “ tahun itu, aku masih semester satu, bulan April, mungkin aku masih sekolah.”

Saat ini, dia sangat berterima kasih kepada Yuta, telah membantu dia membuat identitas baru.

“semester satu ? di universitas mana ?”

“ Universitas Wol.” dia menjawab dengan cepat, dia takut akan hari dia ditanya seperti ini, jadi, dia sudah menghafal semua data-data identitas baru Clover.

" Pernah melahirkan anak ? "

"Pernah !" dia menjawab dengan tegas seperti tadi, habis berkata, dia memegang perutnya, menunjuk durian kering yang diatas meja, “ Tuan, bolehkan aku makan ? aku semalam belum makan malam, sangat lapar !“ dia berkata dengan jujur, tetapi, dengan keinginan makan untuk menutupi rasa panik ketahuan, ditambah, Sherin tidak makan durian.

Devan menatap dia, dan menggangukkan kepala.

Kemudian Clover dengan rasa terima kasih mengangguk kepala, sekaligus menghabiskan durian yang diatas meja, memasukkan ke dalam mulut, makan dengan nikmat.

Kamar yang tidak terlalu besar, dalam waktu sebentar, dipenuhi oleh bau durian.

Saat ini, handphone yang di dalam tasnya berbunyi.

Dia melihat, dengan tatapan mata yang kaget, berpikir, dia sengaja membuka handsfree, “ Hei, Momo”

" Mama, kapan kamu pulang ? Aku deman, kalau kamu tidak pulang, kamu tidak bisa melihat aku untuk yang terakhir kali. " Dengan suara yang lembut dan sedikit manja, suaranya terdengar tidak berdaya dari ujung teleponnya.

Clover memegang kening, " Momo, aku kasih tau, kamu kurangi nonton drama korea lagi.” Didalam handphone, tidak menjawab, terdengar suara gemerisik, setelah beberapa saat.

" Nona Clover, cepat pulang, suhu tubuh Momo sudah mencapai 40 derajat, dia takut kamu khawatir, dia tidak mau aku telpon anda, melihat dia seperti ini, tubuhnya gemetar, sudah minta obat demam, tetapi tidak berfungsi, kamu cepat pulang, dan bawa dia ke rumah sakit.” Suara Bibi Su, terdengar sangat cemas.

Walaupun cara bicara Momo selalu seperti memprovokasi karena pengaruh TV, tetapi, sangat menghangatkan hati , tahu bahwa dia sedang sibuk di kerja, saat di berusia dua tahun saja, dia minta masuk ke taman kanak-kanak, di sekolah ada kegiatan apa, dia tidak pernah memberitahunya.

Pernah sekali, anak orang lain semua digandeng oleh kedua orangtuanya, bermain permainan.

Hanya dia sendiri, sendirian melompat-lompat bermain.

Saat guru-nya mengirim video, dia merasa sangat bersalah pada Momo, memeluk dia dan menangis dengan sangat sedih, tetapi malah anak ini yang menghiburnya, mengatakan bahwa dia terlalu emosional.

Semakin dewasa pemikiran anak itu, semakin merasa banyak berhutang dengannya, merasa semakin sakit hati.

Tetapi, beberapa tahun ini, meskipun CX kosmetik bisa dibilang menjadi lebih baik, tetapi persaingan sangat besar, tekanan yang dirasakan tidak kecil, membuka perusahaan ini, Yuta memberikan dia kepercayaan dan dukungan keuangan, dia tidak ingin mengecewakan dia, apabila dia melakukan sesuatu, dia harus berusaha melakukan yang terbaik, jadi, hampir sepanjang tahun kecuali tahun baru, dia tidak pernah istirahat.

" Baik, aku segera pulang." Setelah mematikan telepon, dia berdiri, dengan cemas dia jalan keluar, tetapi tangannya ditarik oleh orang dari belakang.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu