Cantik Terlihat Jelek - Bab 262 Tidak Memiliki Hati Nurani

Mikasa menggerakkan lehernya, bagian belakang kepalanya masih terasa sedikit sakit, tatapan Mikasa pun semakin menggelap, kalau bukan dirinya kurang waspada pada waktu itu, orang itu tidak akan memiliki kesempatan untuk memukul Mikasa.

Mikasa berdiri dan berjalan ke arah yang memiliki cahaya, tidak tahu ada apa di lantai, Mikasa jatuh dengan wajahnya menghadap ke lantai, mulut Mikasa langsung terasa dipenuhi oleh debu, Mikasa muntah beberapa kali sebelum mengulurkan tangannya untuk menarik pintu, di saat itu Mikasa baru sadar ternyata pintu terkunci, Mikasa kemudian mencoba mencari ponselnya di saku, tetapi ponsel dia juga sudah tidak ada.

Tiba-tiba Mikasa sedikit panik, dirinya tidak pulang dan dia juga tidak bisa memberi tahu Gary, Gary pasti sangat risau.

Tetapi tatapan Mikasa menjadi kecewa ketika dia teringat dengan sikap Gary tadi pagi, bisa jadi malam ini dia juga tidak pulang dan sama sekali tidak menyadari Mikasa hilang.

Tiba-tiba hati Mikasa terasa sakit.

Pada saat ini, suara berbicara dari arah luar menarik Mikasa kembali ke realitas.

"Kakek, kamu tidak boleh buka pintu, dia bisa karate, kalau kamu membiarkan dia keluar, dia pasti akan memukul aku sampai mati"

Suara Levi, mendengar kata-katanya, kedua tangan Mikasa membentuk sebuah tinju yang erat, adik ini memang sangat baik, baik sampai tidak memiliki hati nurani.

"Levi, itu adalah kakak kandungnya, seberapa salahnya dia, apakah kamu mau mengurung dia selamanya? Zaman sekarang itu memiliki hukum"

Suara kakek, akhirnya Mikasa menghela sebuah nafas lega, meskipun kakek ini bukan orang baik, tetapi karena pernah menjabat sebagai kepala desa selama beberapa tahun, kakek memiliki sedikit pengetahuan tentang hukum.

Hanya saja.....

Selanjutnya, Mikasa mendengar suara kecil, dia tidak bisa mendengar Levi berkata apa dengan kakek, suara langkah kaki mereka tidak semakin mendekati Mikasa dan malah semakin menjauh.

Mikasa menghirup sebuah nafas dan menghelanya dengan berat, Levi pasti mengeluarkan ide tidak jelas lagi, Mikasa merasa dirinya benar-benar sangat sial, menjadi kakak beradik sama orang seperti itu.

Mikasa menarik pintu kayu dengan kuat, tetapi selain debu yang bertebaran, tidak ada efeknya sama sekali.

Melewati cela kecil pintu, Mikasa melihat keluar, cahaya ada sedikit redup, sepertinya waktu sudah lumayan telat.

Tiba-tiba sepasang mata muncul di depan Mikasa, Mikasa berteriak dengan kaget dan tubuhnya langsung berkeringat dingin.

"Kak, perasaan berada di dalam tidak enak kan?"

Suara Levi?

Mikasa menepuk dadanya sendiri dan memaksa dirinya untuk mengkontrol emosinya, kemudian Mikasa berkata secara perlahan, "Levi, kamu buka pintu dulu"

"Buka pintu, mengapa aku harus? Membiarkan kamu keluar untuk marah dan pukul aku? Atau membiarkan kamu keluar untuk menghancurkan semua kebohonganku?" Levi menyandar di dinding dengan kedua tangannya di lipat ke depan dadanya, Levi tidak pernah memiliki kesan bagus terhadap kakaknya yang selalu marah dan pukul dirinya sejak kecil, sekarang bisa mengurung dia di dalam, tentu saja Levi merasa sangat puas.

Mendengar kata-katanya, Mikasa sangat marah, tetapi dia mengerti personalitas Levi, kalau Mikasa masih melawan dia pada saat ini, Levi semakin tidak akn membuka pintu.

Setelah berpikir, Mikasa menyipitkan matanya, "Levi, apakah kamu mau uang?" Mikasa tahu berbicara tentang uang lebih bagus daripada berbicara tentang hubungan keluarga terhadap manusia yang sudah tidak memiliki hati nurani ini.

"Uang? Apa maksudmu?"

Sesuai dengan ekspektasi Mikasa, Nada suara Levi jelas terdengar berminat.

"Kamu telepon ke temanku dan meminta dia untuk antar sedikit uang untukmu, kemudian kamu lepaskan aku, bagaimana?"

Tidak ada reaksi, setelah beberapa lama, Levi mengetuk pintu, "Mikasa, kamu jangan bercanda lagi, temanmu? Temanmu bisa memiliki seberapa banyak uang?"

Mikasa merasa kesabaran dirinya sudah mau sampai batas, dia menahan emosinya dan berkata satu per satu kata : "Keluarga dia sangat kaya, percaya kepadaku, kamu mau 600 juta atau 1 milyar rupiah pun, dia pasti bisa memberikan kepadamu"

Tidak ada solusi lain lagi, saat ini Mikasa hanya bisa mengeluarkan Suya.

Anehnya Mikasa tidak berpikir mau mencari Gary, alasan pertama itu Mikasa tidak mau Gary sakit kepala karena masalahnya, alasan kedua adalah Mikasa ingin mempertahankan sedikit harga diri di depan Gary, Mikasa benar-benar merasa sangat malu memiliki adik seperti ini.

"600 juta atau 1 milyar rupiah? Kak, kamu berpikir 600 juta dan 1 milyar bisa buat apa? Kamu berada di dalam saja"

Selanjutnya, Mikasa mendengar suara langkah kaki Levi jalan pergi.

Mikasa marah sampai dia menendang pintu selama beberapa kali, debu bertebaran kemana-mana, mata dan hidung Mikasa juga dipenuhi oleh debu dan hal ini membuat dia mulai batuk.

Mikasa mundur beberapa langkah dan menyadari ada sedikit perabot di dalam ruangan ini, berpikir kembali, Mikasa ingat rumah kakek sepertinya ada sebuah gudang seperti ruangan ini.

Selanjutnya, Mikasa langsung duduk di atas lantai, setelah mengingat sesuatu, Mikasa melepaskan jaketnya dan melipatnya sebelum memeluk jaketnya.

Pada saat Gary dan Suya tiba di kota kecil, waktu sudah lewat 2 jam.

Suya memang tidak pintar dalam mengingat arah jalan, karena langit yang gelap, Suya pun menjadi semakin bingung, tiba-tiba Suya teringat sesuatu, dia lari ke toko di samping dan membeli beberapa barang, kemudian dia bertanya kepada pemilik toko, "Salam kenal, saya mau tanya, apakah kalian disini ada satu desa, dimana di belakang desa itu terdapat sebuah gua yang dipenuhi oleh lampu bunga yang cantik sama sebuah patung Buddha yang besar?"

Mikasa ada membawa Suya ke tempat itu pada saat mereka datang ke sini kemarin, Suya memiliki kesan yang dalam dengan tempat itu, kalau bisa mencari sampai sana, sama dengan Suya juga bisa mencari rumah kakek Mikasa.

Semua akan menjadi lebih mudah kalau nanti mereka bertanya kepada orang tentang warga bermarga Akerman.

"Oh, yang kamu bilang adalah desa Senyap kan? Di sana ada sebuah gua, di dalam gua ada sebuah patung Buddha besar, tetapi jarak tempat itu dari sini lumayan jauh, jalan sana jalan gunung juga, akan lebih baik kalau kalian besok pagi baru berangkat ke sana"

Mikasa mengucapkan terima kasih, setelah keluar dia pun mengulangi kata-kata pemilik toko kepada Gary.

"Kalau tidak besok kita baru pergi? Langit sudah gelap" Suya berpikir Mikasa tidur di kakeknya sana satu malam juga tidak akan terjadi apa-apa.

"Kamu cari sebuah tempat untuk nginap sementara dulu, aku pergi sendiri" Gary menjawab dengan dingin, malam ini Gary harus bertemu dengannya kalau tidak hati Gary tidak bisa tenang.

Suya melirik ke Gary, "Aku benar-benar tidak tahu Mikasa suka bagian manamu?"

Sambil berkata, Suya membuka pintu mobil, "Ayo"

Selanjutnya mereka melewati satu bukit ke bukit selanjutnya, melihat jalan yang berbelok-belokan di atas peta, Suya merasa sedikit gugup.

Untungnya kemampuan Gary mengemudi itu sangat lancar dan baik, akhirnya mereka pun tiba di tempat tujuan.

Waktu yang sudah menunjukkan jam 8 malam, biasanya kota besar baru mulai aktivitas malamnya pada jam segini.

Tetapi, pintu rumah di desa kecil ini yang berada di dalam gunung kecil sudah tertutup semua, selain lampu kecil di luar rumah yang menyala, seluruh desa ini terlihat sangat gelap dan membuat orang merasa sedikit panik.

Suya melihat ke pohon besar yang berada di gerbang desa, "Iya, desa ini benar, waktu itu aku ada mengambil foto bersama Mikasa di sini" Suya menghela sebuah nafas, untungnya mereka tidak pergi ke salah tempat.

Pada saat mereka sedang berbicara, di bawah lampu cahaya muncul sebuah bayangan tubuh manusia.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu