Cantik Terlihat Jelek - Bab 144 Perubahan Besar Sifat Clover

Gabriel melihat wajah Devan tidak ada kelainan, dan mendengar dia mengatakan bahwa wanita ini adalah pelanggan, dia merasa lega, setidaknya Devan bersedia untuk menyembunyikan status wanita ini, berarti dia masih peduli dengan perasaannya.

Memikirkan ini, dia berjalan mengitari meja dan merangkul pinggang Devan dari belakang, “Devan, aku ingin makan siang bersamamu.”

Devan mengerutkan alisnya, dari sudut mata terlihat Clover sedang menyipitkan mata melihat padanya, dia merasa bersalah dan melepaskan tangan Gabriel, “Aku sudah memiliki janji pada siang hari, kamu ncari temanmu untuk menemanimu.”

Clover menundukkan kepalanya, menutup kebanggaan di matanya, lalu mengangkat kepala dan pelan-pelan berkata: “Kalau begitu aku tidak mengganggu kalian, aku akan pergi dulu.”

Devan memandang sosok punggungnya yang pergi, dia merasa kesal, sudah menunggu selama beberapa hari, dan akhirnya dengan tidak mudah sudah bertemu, tetapi sekarang hanya bisa menatapnya pergi.

“Devan......”

“Aku sibuk di sini, kalau kamu tidak memiliki urusan, silakan pergi.” Selesai berkata, Devan langsung menelepon sekretaris, “beri tahu semua departemen untuk rapat.”

Menatap pada Devan, Gabriel selalu merasa sikap Devan terhadap dirinya sepertinya sudah banyak berubah. Dalam beberapa tahun ini, meskipun dia tidak terlalu antusias, tetapi setidaknya dia bisa merasakan bahwa dia masih memiliki perasaan bersalah padanya. Tetapi pada saat ini, apa yang bisa dia rasakan hanyalah ketidaksabarannya.

Hatinya tiba-tiba merasa kesal.

Dan dia merasa agak aneh, beberapa tahun ini meskipun Devan sering keluar masuk klub diskotik, tetapi menurut mata-matanya mengatakan bahwa dia pada dasarnya hanya minum alkohol dan tidak pernah melakukan tindakan intim dengan wanita mana pun.

Dia tahu bahwa dalam hatinya tidak bisa melepaskan wanita itu yang telah meninggal.

Awalnya dia menyangka, Devan akan seperti itu seumur hidupnya, hatinya sudah perlahan-lahan menerima kenyataan ini, dia akan selalu bersikap tidak peduli pada semua wanita.

Tetapi, dia malah memiliki sikap menerima dengan wanita ini, apa karena wanita ini terlalu luar biasa, atau.......

“Kalau begitu, Devan, aku akan pergi dulu.” Dia tahu Devan tidak menyukai wanita yang suka memaksa, Gabriel segera pamit, membalikkan badannya dan keluar.

Melihat sosok kepergiannya, mata Devan hanya ada kedinginan.

Ketika Gabriel keluar dari gedung perusahaan, dia melihat Clover berdiri di tepi jalan, dia menyangka wanita itu sedang menunggu mobil, dalam hatinya menertawakan, ternyata juga hanya begini.

Maju ke depan, dia berpura-pura baik hati dan bertanya, “Hi, apakah kamu sedang menunggu taksi? Apa perlu aku mengantarmu?” Selesai berkata, dia mengeluarkan dan menekan pada kunci mobil sport yang berhenti di sebelah.

Dia bersikap lembut dan lapang dada, membuat pikiran Clover muncul kata-kata yang dikatakan Simon sebelumnya, penipu, jahat, beberapa kata ini.

Mengapa dulu dia tidak menyadari wanita ini begitu pandai berpura-pura?

Namun, dia lumayan salut dengannya, setelah menemukan dia dan Devan bersama, dia masih dapat tenang seperti gini.

“Tidak perlu, Nyonya....Ningga, aku mengajak Presiden Devan bertemu di kafe seberang pada siang hari untuk membicarakan sesuatu.” Selesai berkata, dia mengangguk padanya, dan akan pergi.

Tetapi, setelah berjalan dua langkah, lengannya ditarik dari belakang dengan kuat oleh Gabriel, dia membalikkan badan, dengan tatapan tidak mengerti, “Masih ada urusan?”

Ketenangannya membuat Gabriel sangat mengaguminya, telah merebut suaminya tetapi masih saja dapat bersikap tenang seperti ini: “Dua hari sebelumnya, suamiku pergi ke luar negeri, aku melihat, dia bersama seorang wanita, sepertinya memiliki hubungan gelap. Mengapa aku melihat orang itu, sedikit mirip denganmu?”

Dalam hati Clover mendengus, sedikit mirip? jarak pada hari itu begitu dekat, dan diluar rumahnya juga memiliki lampu, padahal dapat melihat dengan sangat jelas, tetapi wajahnya berkata: “Apa? Apakah Nyonya Ningga salah melihat?”

Selesai berkata, tidak peduli Gabriel percaya atau tidak, membalik badan langsung berjalan menuju kafe di seberang.

Gabriel, kamu hampir saja menghancurkan kehidupanku, dengan begitu, kamu jangan menyalahkanku tidak lagi bersifat murah hati padamu.

Kafe pada pagi hari sangat sepi, Clover memesan secangkir kopi, menemukan tempat sudut yang sunyi, mengeluarkan buku fashion make-up di dalam tas, dan mulai membacanya.

Tidak tahu berapa lama dia membacanya, tercium sebuah aroma ke hidung, sebuah bayangan jatuh di bukunya, dia mengangkat kepalanya dan terlihat Gabriel berdiri di samping meja, dia kaget, benar-benar tidak bisa menunggu?

Kedua tangannya diletakkan di atas buku, menutupi isi bukunya.

Mengangkat tangannya melihat Gabriel dan berkata: “Nyonya Ningga, ada urusan?”

Gabriel duduk di hadapannya, “Siapakah namamu, gadis?”

Clover mengerutkan keningnya, meminum seteguk kopi, “Nyonya Ningga sepertinya salah paham, aku.....sudah pernah melahirkan anak, aku memiliki seorang anak putri, bukan gadis lagi. Namaku Clover.” Dia sengaja memperkuat kata “anak”, kemudian dia benar-benar terlihat wajah Gabriel menjadi lebih suram.

“Oh, benarkah? Aku benar-benar tidak bisa melihatnya.”

“Nyonya Ningga datang ke sini, ada urusan?” Dia ulang bertanya padanya.

Pada saat ini, pelayan membawakan secangkir kopi, Gabriel mengangkatnya, meneguk dengan elegan, memutar tubuhnya ke samping, mengeluarkan selembar kartu nama dari dalam tas dan menyerahkannya pada Clover, namun dia tidak menjawab pertanyaannya, dia malah berkata: “Nona Clover, aku membuka perusahaan model, aku melihat syaratmu sangat bagus, kalau kamu tertarik, boleh mencobanya.”

Clover menerima kartu namanya, PT. Simba, tempat yang dia kenal dan menyakitkan.

Dia tertegun, lalu mengangkat bibirnya, dia juga mengeluarkan selembar kartu nama yang cantik dari dalam tas dan menyerahkannya pada Gabriel, “Maaf, sepertinya tidak dapat mencobanya.”

Gabriel mengambil kartu namanya dengan tidak peduli, menundukkan kepalanya dan melihat, wajahnya langsung berubah, dia mendadak berdiri dan tanpa sengaja menumpahkan cangkir kopi, cairan berwarna coklat, mengecat mantel kremnya menjadi warna coklat tua.

Dia memandang wanita di hadapannya dengan tidak berani percaya, “Kamu, kamu adalah pendiri perusahaan CX kosmetik?”

Awalnya dia mengira, wanita ini hanyalah sebagai vas bunga yang bergantung pada pria, tetapi dia tidak terpikir, dia sebenarnya adalah wanita karir yang terkenal di industry bisnis dalam beberapa tahun ini.

Clover menekuk alisnya dan wajahnya tersenyum. Dia mengambil cangkir kopi dan meneguk. Dia sedikit merasa beruntung, Selalu bersikap rendah hati dalam beberapa tahun ini, sekarang barulah bisa memberikan pukulan fatal pada wanita ini. Dengan santai dia merespon: “Nyonya Ningga tidak perlu terlalu kaget, aku kembali ke kota kali ini, bukan untuk merebut rejekimu, tanganku terlalu pendek, tidak dapat menangani semuanya yang di dalam kota, jadi.....” Dia sengaja berhenti sejenak, lalu, perlahan-lahan mengangkat kepala melihat pada Gabriel, sekata demi sekata dia mengatakan:

“Aku, hanya ingin sumber daya dari perusahaan Ningga Group di luar negri.”

Dia tampak seperti orang yang sangat percaya diri, membuat Gabriel panik tanpa alasan, dan berpikir, dia baru saja muncul di kantor Devan, wajahnya menjadi semakin suram.

“Kamu.... apa yang kamu katakan? Kamu menginginkan sumber daya Perusahaan Ningga yang di luar negri? Hey, bagaimana mungkin? Itu biasanya selalu ditangani oleh perusahaan Simba.” Beberapa tahun yang lalu, untuk memenuhi perkembangan perusahaan Ningga di luar negeri, Simba telah mendirikan beberapa cabang di luar negeri. Bisnis utamanya adalah bisnis Make-up, sumber daya Ningga di luar negeri, beberapa tahun ini, juga selalu diambil alih oleh perusahaan Simba, Devan tidak akan sebodoh ini, tidak menggunakan perusahaan mereka sendiri malah bekerja sama dengan yang lain?

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu