Cantik Terlihat Jelek - Bab 348 Keburukan Mohan

Karena siang hari tidak makan, Mia Munir sedikit lapar, dan mencari toko mie, makan semangkuk mie, kemudian, dia sama sekali tidak pulang ke rumah keluarga Mo, malah pergi ke rumah yang dulu pernah dia sewa di kota A itu.

Sebuah kamar apartemen tersendiri, dulu, dia pergi dinas ke kota Ciput, dibawa pergi oleh Eren, jadi, sebulan lebih ini, dia tidak pernah pulang.

Jendela didalam rumah, tanaman berwarna hijau yang dia pelihara, sudah kering, diatas meja, semua adalah debu.

Dia membereskan sedikit, kemudian baring di atas ranjang kecil itu, memikirkan orang tuanya, memikirkan segalanya, dia menangis dalam waktu yang lama, menangis terus menerus kemudian tertidur.

Ketika dia terbangun kembali, dia dibangunkan oleh suara alunan handphone.

"Halo."

"Halo, Nyonya muda, mobil ada dibawah rumah anda, Tuan Mo memerintah saya untuk menjemput Anda." Mia tersentak sejenak, kemudian, meluruskan badan, "Kamu bilang, kamu dibawah rumah saya?"

Dia berjalan ke teras kecil, melihat ke arah lantai bawah, rupanya benar ada sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir dibawah apartemen, mendadak, sekujur tubuhnya berkeringat, kecepatan keluarga Mo ini, dia baru saja sampai, dan dari belakang mereka sudah dapat mencari dimana letak keberadaannya.

"Kamu tunggu sebentar, aku bereskan barangku sebentar." Dia menelan ludah, menutup telepon, agak lama baru kembali tersadar, bahwa keluarga Mo sedang memperingatkan dirinya, janganlah berkeinginan untuk kabur.

Dia menutup matanya, ketika membuka mata, dia menghirup napas dengan dalam, dadanya terasa tertekan dan sakit.

Ketika kembali ke rumah keluarga Mo, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 7 malam.

Dia langsung meminta tolong kepada orang disana agar membantu dia memindahkan barang ke tempat dia tinggal, satu dus buku, satu dus baju.

Mohan tidak ada, dia langsung menghela napas lega.

Dia baru saja tiba, dan pembantu langsung mengantarkan semangkuk kuah, "Nyonya muda, Nenek Mo meminta Anda untuk meminumnya."

Mia melihat benda warna hitam di baki yang ada ditangan dia, tidak banyak bertanya, dia tidak pernah khawatir, anggota keluarga Mo tidak menguntungkannya, lagipula, dia adalah jaminan Mohan, mengangkat mangkuk, kemudian menghabiskannya, enak, mungkin sejenis kuah apa.

Setelah meminum kuah, dia mengambil sebuah makanan penutup di atas baki itu, setelah memakannya, Mia pergi ke kamarnya sendiri, mandi, baring di atas ranjang dan menelepon Ayahnya, tidak ada yang mengangkat, kemudian menelepon Ibunya, tetap saja, ketika dia sedang sakit kepala, Ibu mengirimkan pesan, " Mia, hari ini kamu tidak apa-apa kan? Kamu harus menjaga dirimu baik-baik, Ayahmu, dia tidak tega kepadamu, dia takut pria itu tidak baik terhadapmu, takut kamu tidak bahagia, jangan berkeluh kesah ke dia, ada hal apapun, kamu hanya cukup pulang kembali, selamanya kamu adalah anak kami.

Kelopak mata Mia basah, sebenarnya, dia tidak mengerti rasa sakit hati ayahnya, tapi, siapa yang mengerti dia?

Tiba-tiba......

"Ah......Sakit......"

Tulang lembut yang berbunyi, masuk melewati bagian luar, mengambang di udara dan mengeluarkan ketidakjelasan yang tiada habisnya kemudian meletakkannya - napas yang mengamban, raut muka mia yang mendadak kaku, sepolos apapun dia, suara ini, tetap terdengar dan diketahui olehnya, sedikit kesal bahwa mengapa tadi dia lupa menutup pintu.

Dia menepuk kepalanya, tetapi suara itu masih saja masuk kedalam telinga.

Terakhir, dia juga tidak peduli lagi, dia berjalan kedepan beberapa langkah, menutup pintu dengan suara "Prangg!"

"Gila." Mulutnya marah.

Depan pintu kamar sebelah, seorang wanita mendengar suara pintu yang ditutup, mencemberutkan bibirnya, berjalan maju, dan baru saja mempersiapkan diri untuk membuka mulut, Mohan mengeluarkan seikat uang, "Ambil uang ini, cepat pergi."

Wanita itu langsung menerima uang, sambil cemberut, "Pak direktur Mo, sebenarnya aku hanya berpura-pura saja, tidak perlu uang, Anda lihat, apakah perlu......"

"Pergi!" Suara dingin tanpa perasaan itu keluar dari mulut pria itu.

Beberapa hari berikutnya, Mia benar-benar sadar bahwa pria ini sangat buruk, hampir setiap hari membawa wanita yang berbeda pulang ke rumah, tidak membedakan tempat dan melakukan hal yang tidak wajar, pada awalnya, dia masih merasa malu-malu, kemudian, tidak peduli sama sekali lagi.

Dia sangat mengerti bahwa Mohan sedang memperlihatkan bahwa dia sangat hebat, tetapi, pria ini salah memprediksi tentang dia, dia tidak mencintai pria ini, menurut dia, Mohan hanyalah orang asing, apa yang dia lakukan, tidak wajib dia perhatikan.

Kemudian, Mohan setiap hari pulang larut malam, terkadang tidak pulang selama sehari dua hari, dia juga tidak mau bertanya dan tidak peduli.

Sejak saat itu, dia tidak pernah bertemu dengan Seli lagi, dia juga tidak ingin tahu, sebenarnya apa yang dibicarakan keluarga Mo ke keluarga Muham, dia lebih tidak ingin tahu lagi tentang bagaimana orang diluar sana menilai dia, di siang hari dia makan, membaca buku, olahraga, taman ribuan m² dirumah keluarga Mo cukup untuk dia melakukan aktivitas tanpa keluar rumah, keduanya selalu aman tanpa masalah.

Mungkin Nenek Mo sedang menyayangi cicit yang ada diperutnya, setiap hari merebus makanan yang berbeda, berat badannya ketika dia hamil 5 bulan, langsung naik sekitar 15kg, masuk ke kategori sedikit gemuk.

Hari ini, seperti hari biasanya, setelah makan malam, dia bersiap-siap untuk kembali ke kamar untuk membaca buku, Nenek Mo membuka mulut : "Mia, kamu sudah menikah dengan Mohan, kamu juga harus tau kedudukanmu sebagai seorang istri, setiap malam dia tidak pulang, tubuh dia, apa kamu pernah memperhatikannya?"

Mia menunduk, dia ingin membalas Nenek Mo, dia tidak bisa mengatur Mohan, tetapi pada akhirnya dia masi menganggukkan kepala, "Baik, saya tahu, Ibu."

Setelah selesai berkata dia kembali ke vila nya.

Sampai sekitar pukul 10 malam, pintu kamar sebelah tetap saja tidak bersuara, dan berpikir, dia mulai mengeluarkan ponsel menelepon Mohan.

Berdering dengan lama, saking lamanya sampai dia mau mengakhiri panggilan, telepon tersambung.

"Halo, Mohan sedang mandi, jika anda ada perihal, bisa bilang ke saya, saya akan sampaikan ke dia." Suara wanita, dia mengerutkan dahinya, suara ini berubah menjadi kabur, dan dia tetap masih bisa mengenalnya, siapa lagi kalau bukan Seli?

Rupanya, dia tidak pulang malam hari karena selalu bersama Seli, hehe......

Mia menunduk, sedikit menghela napas, menutup telepon.

Pria itu terbalut handuk keluar dari kamar mandi, rambutnya, karena kemoterapi, dicukur sampai datar, dan tetap tidak menutup ketampanannya.

Badannya yang berbentuk, jika bukan karena obat yang diletakkan di rak atas ranjang, Seli selalu berpikir salah, pria ini tidak sakit.

"Han, tadi ada yang meneleponmu." Sambil berkata, ponsel di berikan ke Mohan.

Mohan menerima ponsel, membolak balikkan dua kali, ketika melihat tampilan layar tertera "Pikiran", dia langsung membuang ponsel ke arah atas ranjang, seluruh mukanya terlihat kesal.

"Mia yah?"

Mohan berjalan maju, menempelkan badannya dan mengecup kening Seli, "Sudah bermain seharian, cepat mandi."

Seli mengulurkan tangannya dan memeluk pinggang sang pria, "Mohan, apakah mungkin suatu hari, karena dia, kamu sudah tidak mau aku lagi."

"Apa menurut kamu itu mungkin?" Kalimat ini, Mohan tidak berpikir sama sekali, langsung dia lontarkan keluar.

"Tetapi sekarang dia adalah Nyonya muda Mo, dan aku......" Seli mengucapkan kalimat sampai disini, sengaja menghirup hidungnya dalam-dalam.

"Di hatiku, dia bukanlah siapapun, hatiku dari awal sampai akhir, cuman ada kamu, Seli, aku sangat minta maaf, tidak bisa memberikan nama untukmu." Kata-kata pria yang tidak berperasaan, ditelinga Seli, terdengar sangat jelas dan terasa indah.

"Aku tidak peduli, asalkan hanya bisa bersamamu."

Sang pria merangkulnya, dimatanya terletak perasaan bersalah; Wanita itu mengaitkan bibirnya, tidak perlu kedudukan, agar dia mendapatkan jalan untuk mundur kembali, walaupun terjadi hal diluar dugaan kepada Mohan, dia juga tidak perlu hidup untuk Mohan.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu