Cantik Terlihat Jelek - Bab 596 Clover dan Devan

Ketika Shang sudah tiba di opm. Raven berdiri di lantai bawah. Begitu melihat Shang turun dari mobil, Raven pun langsung menghampirinya.

“Sudah makan siang belum? Jika belum, ayo kita makan bersama.”

Tanya Raven kepada Shang dengan nada bicara yang begitu tenang sambil merapikan lengan bajunya.

Shang tidak mengatakan apapun dan hanya berjalan keluar mengikutinya.

Mereka berdua masuk ke sebuah restoran mie.

Raven memesan semangkuk mie ikan lalu memesankan mie iga untuk Shang.

Ketika mie sudah disajikan, dia menuangkan cukup banyak cuka. Rasa cuka itu membuat Shang mengerutkan keningnya.

“Shang, kamu juga menyukainya, kan?”

Tanya Raven.

Tangan yang saat ini memegang bubuk cabe pun bergetar dan bubuk itu pun tersebar memenuhi meja.

Dia mengangkat kepalanya dan memandang Raven yang begitu tenang. Tenggorokannya bergerak tapi dia pada akhirnya tidak mengatakan apapun.

“Jika kalian hari ini pacaran dan bersama lalu semua orang mengatakan kalau kalian tidak boleh bersama, apa kamu akan putus dengannya?”

Tidak akan!

Dalam otak Shang tiba-tiba muncul dua kata ini.

Jika mereka berdua bisa pacaran dan bersama. Dia tetap akan bersedia walaupun harus mengkhianati Keluarga Ningga.

Tapi, pada akhirnya mereka berdua selamanya tidak akan bisa bersama.

Sejak Shang menyadari kalau pandangan Hutu terhadap Raven berbeda dengan yang lain. Shang saat itu tahu kalau mereka tidak akan mungkin bersama.

Selama bertahun-tahun ini, dia mati-matian menyaring pesan-pesan dari keduanya.

Namun, dia sudah tahu jelas dalam hati, akhir cerita semua ini.

Selama dua tahun ketika Hutu pergi ke luar negeri, dia mencoba mengujinya. Hutu membuat Shang jadi sangat jelas kalau dalam hidup Hutu, dia hanya mencintai satu orang, meskipun tidak bisa mendapatkannya tapi dia tidak akan pernah mencintai yang lain lagi.

Shang ikut senang begitu tahu kalau Hutu kembali dan pulang dari luar negeri.

Dia dengan seperti ini maka akan baik-baik saja.

Tapi, ketika dia mendengar kakek memberitahu dengan jelas kalau tidak akan mungkin membiarkan Hutu masuk ke dalam keluarga Ningga. Dan juga setelah tahu apa yang telah dilakukan kakek kepada Hutu.

Shang jadi takut.

Dia tiba-tiba ingin keluar dan memisahkan mereka.

Dia tidak ingin Hutu tersakiti dan terluka.

“Aku mencintainya dan akan mengorbankan semua untuknya.”

Mangkok mie Raven sudah kosong, "Seperti mangkuk mie ini, semua orang merasa asam dan tidak enak, tapi enak tidaknya, hanya orang yang memakannya yang bisa memahaminya. Hutu baik atau tidak, pantas atau tidak, cukup aku saja yang mengerti.”

Katanya dengan serius sambil mengangkat kepala dan menatap Shang.

Shang dan Raven saling bertatapan cukup lama, lalu barulah dia berkata, “Tapi, apa kamu bisa melindunginya seumur hidup? Kamu bukan tidak tahu dan tidak pernah mendengar trik dan cara licik kakek kan?”

Poin ini, sebagai keluarga Ningga, mereka semua tahu dengan sangat jelas.

"Aku telah memberinya satu kali kesempatan. Jka dia berani sekali lagi menyerang Hutu, maka itu berarti dia tidak memikirkanku, maka aku pun tidak ada keharusan untuk menghormatinya.”

Mengundurkan dari jabatan sebagai presdir opm ini adalah untuk memberitahu kepada kakek kalau dia tidak pernah kendur hanya karena semua yang dimiliki oleh keluarga Ningga. Apa yang dia inginkan harus didapatkan. Apa yang dia ingin tinggalkan, maka dia akan begitu saja meninggalkan dan pergi.

Ini juga sekaligus memberitahu kepada kakeknya, posisi Hutu dalam hatinya.

“Kamu sebaiknya ketika kembali katakan padanya, dia tidak memberiku ketenangan dan ketentraman setengah hidupku sebelumnya. Jadi tolong jangan mengganggu sisa hidupku.”

Selesai bicara, dia berdiri lalu pergi.

Shang masih duduk di tempatnya dan tidak bergerak.

Ada beberapa hal yang dia tidak bisa dibandingkan dengan Raven juga tidak akan mungkin bisa dibandingkan.

Tapi tidak tahu kenapa karena hal ini, hatinya jadi sangat lega dan tenang.

Dengan begini, masuk akal kalau Hutu mencintainya.

Ketika Raven kembali ke perusahaan. Dari kejauhan, dia melihat Hutu yang ada di depan pintu perusahaan. Begitu melihat Raven datang, Hutu langsung menghampirinya. Ketika tidak melihat sosok Shang, Hutu pun menatap Raven dari atas ke bawah.

“Paman kedua, kamu baik-baik saja kan? kalian tidak berkelahi kan?”

Hutu mengkhawatirkannya. Dia menelepon mereka berdua tapi tidak ada yang mengangkat. Jadi setelah berpikir sejenak dia pun memutuskan datang.

Raven menarik tangan Hutu tapi Hutu melepaskannya. Dia pun begitu panik dan melihat ke sekelilingnya. Setelah mengkonfirmasi tidak ada orang, barulah dia menghela napas lega,

“Ini adalah pintu utama perusahaanmu.”

Selesai bicara, dia pun mundur beberapa langkah memberi jarak yang cukup dari Raven.

Melihat wajah Raven yang muram, dia pun segera tersenyum dan berkata, “Nanti malam kalau sudah pulang aku akan membayar kesalahanku ini. Pulang nanti aku akan membayar semua ini.”

Raven menatapnya begitu dalam, lalu menghela napas berat.

Ketika pulang kerja, Raven menjemput Hutu. Tapi mobil mereka tidak melaju ke arah pulang.

Hutu mengerutkan kening, “Paman muda, apa kamu tidak salah menyetirnya?”

“Ada yang mengajak kita makan bersama.”

Raven menyalakan lampu sein. Setelah beberapa saat, mobil berhenti di pintu rumah teh kuno yang sederhana.

Melalui jendela kaca, Hutu melihat ke kejauhan dari sisi jendela. Sepasang kecantikan dan ketampanan dari suami istri yang tak biasa sedang mengobrol.

“Paman muda, apa yang mengajak kita makan itu Devan?”

Raven melihat ke arah Hutu melihat lalu mengangguk.

Hutu mengerutkan kening dan melihatnya lagi. Baru ini pertama kalinya Hutu tahu ternyata Devan juga bisa tersenyum lembut seperti itu.

Raven turun dari mobil lalu membantu membukakan pintu mobil untuk Hutu. Ketika melihat Hutu menatap tajam ke arah jendela, Raven pun menyentil keningnya.

Hutu melengkungkan sudut bibitnya, “Wanita itu siapa?”

“Ibu Simon, kandung.”

Hutu membelalakkan mata terkejut mendengar ini, “Bukannya, tidak tahu siapa ibu kandung anaknya?”

Karena masalahnya sendiri saja sudah rumit tidak karuan.

Jadi, Hutu selama bertahun-tahun ini tidak begitu ingin tahu dan bertanya mengenai kehidupan orang-orang di sekelilingnya. Apalagi jika mengenai situasi Keluarga Ningga.

Hanya saja beberapa tahun lalu, Dia pernah mendengar Raven membahas ini.

Raven bilang kalau keberadaan Simon, karena ada orang yang diam-diam mencuri sperma Devan jadi akhirnya muncullah Simon.

“Masuk dulu saja.”

Ini adalah pertama kalinya Hutu bertemu dengan Clover.

Sangat cantik, ramah dan tampaknya supel.

Begitu melihat mereka berdua masuk, Clover pun berdiri.

Clover menundukkan kepala dan bertanya kepada Devan, “Ini harusnya adalah yang biasa dipanggil paman muda ya?”

Devan melihat Raven lalu berdiri lalu setelah ragu sejenak, dia baru bicara, “Paman muda.”

Raven tersenyum lalu merangkul Hutu dan mengisyaratkannya untuk duduk di dalam.

Hutu menggaruk kepalanya, menatap Devan dengan canggung.

Juga tidak mungkin memanggilnya kakak sepupu, apalagi langsung memanggil namanya.

Pada akhirnya, dia pun hanya menganggukkan kepala ke Clover.

“Ini Hutu kan ya?”

Sebaliknya, Hutu sangat murah hati. Dia mengulurkan tangan kepada Hutu, “Aku langsung memanggil nama saja ya. Kamu terlalu muda, aku juga tidak enak jika memanggilmu bibi.”

Keasalan dan keramahan Clover ini membuat kecanggungan Hutu berkurang cukup banyak.

“Hai.”

Setelah makan, Raven dan Devan nyaris tidak bicara.

Hutu dan Clover yang malah terus bicara.

Usia keduanya tidak jauh berbeda, jadi ketika mengobrol, mereka jauh lebih dekat dan nyaman.

Setelah makan malam, Clover menarik Hutu dan mengajaknya pergi ke atas untuk berbelanja.

"Paman muda, tidak keberatan kalau aku meminjamnya sebentar kan?"

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu