Cantik Terlihat Jelek - Bab 752 Panas

Dia tidak ingin membuat Kenbo menyinggung seseorang karena masalah ini. Meskipun tangan Zelda tidak mungkin sampai ke Kenbo, tetapi film ini baru saja mulai syuting dan masih ada waktu yang panjang di kedapannya. Dia dan Rendi juga masih harus menjadi lawan main satu sama lain.

"Tolonglah!" Kata Fisi, melihat ke arah cermin. "Lihat, sudah jauh lebih baik. Aku menguraikan rambutku dan sudah tidak kelihatan."

Setelah berkata, dia menguraikan rambutnya.

Yuni memandangi Fisi, tentu saja mengetahui apa yang di khawatirkannya. Mengerutkan kening, mengulurkan tangannya dan mendorong kepalanya dengan keras "Kamu sangat bodoh!"

Setelah ragu-ragu, Yuni melanjutkan dengan berkata: "Namun, aku rasa kamu dapat memberi tahu Rendi."

Fisi memandangnya dengan bingung "Apa maksudmu?"

Alis Yuni sedikit mengernyit dan mencoba mengontrol ekspresinya "Secara umum? Para aktor tahu tentang perencanaan seperti ini. Tetapi menurutku Fefe memukulimu, Rendi pasti tidak tahu dan dia tidak bodoh. Apakah kemarin kamu memperlakukannya dengan tulus atau tidak, mana mungkin dia tidak tahu? Jadi, aku rasa kamu dapat memberitahu Rendi. "

"Hanya saja wanita gila itu, jika kamu tidak memberinya pelajaran, dia benar-benar berpikir dirinya begitu hebat? Sial, tidak menyadari kemampuannya sendiri."

Karakter Yuni agak kasar dan dia mengeluarkan kata-kata kasar saat membicarakan hal itu.

Namun, Fisi tahu bahwa dia sangat baik pada dirinya!

Apakah Rendi benar-benar tidak tahu?

Namun, dia tahu bahwa dengan kondisinya yang masih belum stabil saat ini, apa yang bisa dia lakukan terhadap Zelda?

Fisi memandangi Yuni, menyipitkan matanya dan teringat akan reaksinya ketika dia datang untuk meminta maaf kemarin.

Dia benar-benar harus bersyukur karena Kenbo tidak mengalami hal ini.

Industri ini sangat menakutkan.

“Melihatmu seperti ini, hatimu menjadi iba lagi?” Yuni menatapnya dengan tatapan penuh sebal akan ekspektasi yang tak kunjung tercapai.

Fisi menekuk sudut bibirnya, dengan nada biacara yang rendah dan dia memegangi tangan Yuni "Kamu berada dalam profesi ini, berpengalaman dan tahu akan banyak hal, kamu harusnya tahu situasinya saat ini. Sudah kukatakan, namun tetap tidak berhasil, hal itu hanya akan membuatnya dalam keadaan lebih sulit. Lupakan saja, cukup aku jauhi dirinya di masa depan saja."

"Kalau begitu dia juga harus diberitahu karakter Fefe, bukan? Persetan Zelda itu, dia tidak bisa menempatkan orang seperti ini di sampingnya, kan?"

Singkatnya, Fisi merenggangkan alisnya dan membisu.

Saat ini, beriringan masuk dengan angin dingin, tirai terbuka, dari luar Rendi dan Fefe berjalan masuk satu per satu.

Beberapa saat sebelumnya Rendi tidak berekspresi. Namun ketika dia melihat Fisi, dia segera menarik bibirnya dan tersenyum, mengangguk padanya "Kak Fisi."

Keramahan dan senyuman yang tulus membuat Fisi sangat yakin bahwa Rendi pasti tidak tahu mengenai Fefe memukulinya.

Begini hatinya sedikit terasa lebih nyaman.

Meskipun Fisi tidak berniat memberitahu Kenbo mengenai hal ini, tetapi tidak berarti dia akan melupakan masalah ini begitu saja.

Dia menundukkan kepalanya, mengangkat tangannya untuk meraih rambut di sisi kanannya ke belakang telinganya, memperlihatkan wajahnya yang masih agak merah dan bengkak. Dia perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Rendi, dengan mata yang berlinangkan air mata.

Memalingkan pandangan matanya, ketika pandangannya tertuju pada Fefe, dia tiba-tiba menciutkan seluruh tubuhnya. Kemudian, dia bangkit dan menarik Yuni dengan ekspresi penuh ketakutan.

"Yun... Yuni, kita... kita keluar dulu saja?"

Saat dia berjalan sampai ke sisi Rendi, dia dengan sengaja menarik-narik nafasnya.

Yuni tercengang oleh serangkaian aksi itu, sesaat mereka berdua telah berjalan jauh, Yuni tertawa terbahak-bahak.

Dia menepuk bokong Fisi "Kamu luar biasa, barusan, aku benar-benar mengira kamu ketakutan."

Fisi meregangkan tangannya dan menatap langit, menarik napas dalam-dalam, dirinya merasa jauh lebih baik.

Meskipun dia tidak tahu seberapa banyak yang dapat di mengerti oleh Rendi. Tetapi, dengan wajah yang bengkak dan ketakutannya ketika melihat Fefe, kecuali jika dia bodoh, tidak mungkin dia tidak mengerti sama sekali.

Dan selama dia mengerti, dia pasti tidak akan mentolerir Fefe.

Dia tidak berharap agar Rendi melakukan apa pun untuknya, tetapi dia harus membiarkan Rendi melihat watak asli Fefe.

Memikirkan hal ini, dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajah kanannya dan seketika merasa bahwa ini tidak buruk-buruk amat.

"Menurutku, Fisi, dengan kemampuan aktingmu tadi, haruskah aku merekomendasikanmu kepada sutradara?"

Fisi membuka mulutnya dan memukuli Yuni "Kamu masih saja menertawakanku!"

Yuni memegang tangannya, kemudian mengacungkan jempol ke Fisi "Tetapi memang trik ini sangat luar biasa!"

Fisi tersenyum penuh bangga "Betul sekali, aku tidak dapat diremehkan."

"Ngomong-ngomong, kamu jangan memberitahu Kenbo, dengan emosinya yang seperti itu, aku tidak ingin dia tahu."

Yuni meliriknya dan menghela hafas "Oke, aku tahu, jadi traktirlah aku makan malam."

Ketika keduanya kembali ke gudang, Fefe dan Rendi sudah tidak ada di sana.

Saat makan siang, Kenbo melihatnya dengan rambut terurai.

"Kamu kenapa mengurai rambutmu?"

Dia menutupi wajahnya, berpura-pura tidak nyaman "Aku... aku sakit gigi."

Untungnya, tidak ada lima bercak jari di wajahnya.

Saat berbicara, Yuni yang sedang duduk di sisi lain, datang dan menyerahkan sepapan obat kepada Fisi.

"Aku menyuruhmu minum obat pagi ini. Tetapi kamu malah berkata tidak baik sembarang mengonsumsi obat-obatan, sekarang wajahmu membengkak. Cepat minum dulu."

Fisi mendongak dan menatap Yuni dengan senyum penuh terima kasih, mengulurkan tangan dan mengambil obat tersebut "Terima kasih, Yuni."

Setelah itu, sampai rekaman selesai, tidak kelihatan sama sekali sosok Rendi maupun Fefe.

Fisi takut masalah ini akan membesar, jadi dia menanyakan hal ini kepada seseorang.

Mendapati bahwa tidak ada adegan Rendi tadi sore, jadi dia sudah kembali ke hotel.

Dalam perjalanan kembali ke hotel di sore hari, Kenbo meminta Huben untuk berhenti di depan apotek.

"Kakak Kenbo, kamu ada perlu?"

Kenbo menoleh dan memandang Fisi "Sakit gigi bukan? Pergi beli obat."

sakit gigi? Fisi tertegun dan kemudian merespons "Oh, oh..."

Turun dari mobil dan membeli obat anti-inflamasi.

Setelah masuk ke dalam mobil, Kenbo berbicara lagi: "Carilah di dekat sini letak restoran bubur. Malam ini tidak perlu masak, pergi makan bubur saja."

Makan bubur?

Fisi meneguk ludahnya. Siang tadi dia berkata dirinya sakit gigi. Akibatnya, dia tidak berani makan iga babi asam manis sama sekali dan hanya memakan sayuran. Saat ini, dia sangat lapar sampai perutnya sudah menempel ke punggungnya. Dan malamnya masih makan bubur?

“Sekarang, aku sudah tidak merasa sakit lagi.” Dia berkata, menyentuh wajahnya dan menyampingkan rambutnya. Memperlihatkan wajahnya ke Kenbo dan mendekat padanya, “Lihat, lihat, bengkaknya sudah mereda, bukan?”

Wangi rambutnya yang bercampur dengan aroma manis tubuhnya, saat dia berbalik badan, aromanya memenuhi udara sempit di dalam mobil.

Kenbo melihat ke sisi wajah itu, kulit Fisi sangat indah dan putih bersih, dia telah bertemu begitu banyak selebritas, tetapi jenis seperti ini, yang sudah indah tanpa menggunakan bedak, sangat jarang dia temui.

Hanya dengan melihat itu, dia merasa tubuhnya menjadi sedikit panas.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu