Cantik Terlihat Jelek - Bab 88 Kemesraan Dua Orang

Bab 88 Kemesraan Dua Orang

"Kamu pergi mengobati lukamu dulu" Devan tiba tiba bersuara. Sherin melihat ke arah tatapan Devan dan baru menyadari sikunya memiliki sebuah luka yang panjang. Bahkan kain celananya sudah diwarnai dengan darah menjadi warna merah gelap.

Sherin mengeluarkan tissue dari tasnya dan mencoba untuk mengeringkan darah di lukanya, tetapi malah darahnya menjadi semakin banyak. Jelas, luka Sherin masih belum kering.

"Sherin, aku temani kamu pergi berobat dulu. Proses operasi juga membutuhkan waktu yang lama" Yuta berkata

Sherin menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu. Darahnya akan berhenti mengalir setelah aku menekan lukanya pakai tissue" Sherin menekan lukanya pakai tissue dengan wajah yang tidak berekspresi. Seolah olah tidak terjadi apa apa. Ketidak pedulian Sherin terhadap dirinya membuat dua pria di depannya mengerutkan alisnya.

Tiba tiba, ponsel ayah Gabriel berdering. Tatapan semua orang tertuju kepadanya.

"Halo, Gabriel. Kamu sudah bangun... Iya, aku berada di rumah sakit sekarang... apa yang kamu katakan?" Ayah Gabriel tiba tiba bangkit dari tempat duduknya. Tidak tahu apa yang dikatakan Gabriel membuat ayahnya meninggikan nadanya, "Kamu bilang ibumu yang mendorong Gary?" Tangan ayah Gabriel jelas menjadi bergetar

"Tidak mungkin. Aku mengerti ibumu. Dia tidak mungkin dan tidak memiliki alasan untuk melakukan hal ini"

Ibu Gabriel mendorong Gary ke bawah gunung? Seorang ibu ingin membunuh anaknya sendiri? Tidak mungkin...

Meskipun Sherin tidak mengenal ibu Gabriel, tetapi sama sama sebagai seorang ibu, Sherin merasa ibu Gabriel tidak akan melakukan hal seperti itu.

"Apa yang sedang kamu katakan? Jika kamu sembarangan berkata lagi, kamu jangan memanggil aku ayah lagi" Setelah mengatakan itu, ayah Gabriel mematikan telponnya. Setelah itu, kedua tangan ayah Gabriel berada di dinding dan kepalanya juga menyandar ke dinding, Ayah Gabriel terlihat sangat sakit hati.

Satu sisi adalah istrinya dan satu sisi adalah anak putranya, jelas ayah Gabriel tidak sanggup menerimanya.

"Paman, saya sudah menyapa ke bagian kantor polisi. Untuk sementara, Tante masih aman berada di sana. Setelah masalah sudah jelas, kita baru cari solusi lagi" Devan membantu Ayah Gabriel duduk. Melihat tingkah laku Devan, Ayah Gabriel jelas sedikit terkejut. Dia mengangguk kepada Devan, "Devan, benar benar terima kasih"

"Apakah di tengah ini ada salah paham? Seorang ibu tidak mungkin tega membunuh anaknya sendiri" Devan duduk di samping ayah Gabriel dan bertanya dengan nada ringan. Ekspresi ayah Gabriel berubah dan dia menoleh ke arah lain sambil bersuara, "Aku juga merasa seperti itu"

Sherin merasa ragu dengan masalah keluarga Gabriel, tetapi ini adalah masalah keluarga orang lain. Jadi Sherin juga tidak ingin campur tangan. Dari awal sampai akhir, Sherin hanya memasangkan wajah tidak berekspresi.

Tiba tiba, pintu ruang operasi terbuka. Empat orang itu secara bersamaan bangun dari tempat duduk dan beberapa dokter berjalan keluar dari ruang operasi. Salah satu dokter melepaskan maskernya dan mengangguk kepada Devan sebelum berkata, "Pasien berhasil diselamatkan. Tetapi saraf otaknya mengalami luka yang parah. Pasien kehilangan terlalu banyak darah ditambah dengan waktu itu suhu udara sangat rendah, menyebabkan infeksi pada luka dan terjadi kerusakan pada otak pasien. Menurut pengalaman sebelumnya, walaupun pasien sudah sembuh nanti. Pasien juga hanya bisa hidup pasif"

Dokter berkata dengan nada suara yang sangat menyakinkan. Mendengar kata kata mereka, sudah bisa memastikan tentang kondisi Gary. Ayah Gabriel seperti ingin berkata, tetapi akhirnya dia hanya diam dan duduk di atas kursi.

Devan hanya mengiyakan. Wajahnya tidak memiliki ekspresi apa pun. Sherin memegang dadanya sendiri dan matanya menjadi merah lagi. "Yuta, bisakah kamu mengantar aku pulang?" Setelah mengetahui kondisi orang itu, Sherin merasa dirinya sudah tidak memiliki keperluan untuk berada di sana.

Yuta mengangguk dan menepuk bahu Devan ketika dia berjalan melewatinya. Setelah sampai di rumah, waktu sudah jam 11 lebih. Yuta khawatir dan ingin menjaga Sherin tetapi Sherin memintanya pulang.

Sherin mandi dan berbaring di atas tempat tidur. Dia berpikir kata 'pasif' yang dikatakan oleh dokter tadi dan tidak bisa tertidur. Sherin terpikir dengan Devan, rumah Gabriel mengalami masalah yang begitu besar. Devan sebagai tunangannya pasti mengalami kesusahan juga.

Berpikir tentang adegan di bawah gunung tadi, Sherin mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan teks, "Masalah sudah berlalu, jangan terlalu sedih "

Setelah sangat lama, Sherin sudah hampir tertidur dan ponselnya tiba tiba mendering. Devan membalas pesan teksnya, "Untuk sementara aku mungkin tidak bisa fokus menjaga kamu. Ingat jaga dirimu "

Hati Sherin merasa hangat, "Iya. Kamu juga"

Beberapa hari selanjutnya, hidup Sherin menjadi sangat sunyi. Devan benar benar sangat sibuk. Sibuk sampai tidak menelpon Sherin sekalipun atau tidak mengirim satu pesan teks pun.

Sherin mengerti dia tidak boleh membandingkan dirinya dengan Gabriel. Rumah Gabriel terjadi begitu banyak masalah dan tentu saja Devan seharusnya lebih menjaga Gabriel. Tetapi hati Sherin tidak bisa menahan dan merasa kecewa. Dia tidak bisa menahan dan sembarang berpikir.

Beberapa hari kemudian, Sherin berjumpa dengan Devan. Waktu itu Sherin pas turun dari bus umum dan dia melihat mobil Devan parkir di depan kantor. Setelah itu, Sherin melihat Devan turun dari mobil. Tetapi, setelah itu, Gabriel juga turun dari tempat penumpang. Mereka tidak tahu sedang berbicara tentang apa, Gabriel tiba tiba menyandar ke Devan. Jarak Sherin dengan mereka terlalu jauh sehingga dia tidak bisa melihat ekspresi di wajah mereka.

Sherin berdiri di tempat dan merasa hatinya sakit. Selanjutnya, Sherin melihat Devan mendorong Gabriel dan mencium dahinya. Gabriel memberikannya sebuah senyum dan melambaikan tangannya kepada Devan.

Mereka terlihat seperti sepasang pasangan yang saling mencintai. Pria itu mengantar wanita itu pergi kerja dan memberikannya sebuah ciuman. Mereka terlihat sangat manis dan bahagia.

Pada detik itu, Sherin merasa dirinya seperti orang luar, beberapa hari lalu, dia baru saja bermanja di pelukan pria itu, beberapa hari itu, pria itu baru saja bersikap tidak akan berpisah dengannya walaupun hidup atau mati.

Sherin hanya berdiri di tempat dan memegang tasnya dengan erat. Wajahnya terlihat pucat. Sampai mobil Devan sudah tidak bisa dilihat, tatapan Sherin masih tidak bisa pergi darinya,...

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu