Cantik Terlihat Jelek - Bab 714 Sebenarnya Ada Rahasia Apa Antara Keluarga Mo Dan Kakek?

ada revisi Selvi diubah menjadi Fisi tangal 05/08/20 dari bab 702

Ada revisi di bab 711&712 3/8/2020

Pria itu melepas mantelnya dan kemudian membungkuk untuk menggigir bibirnya. Lalu, dia berdiri dan berkata : “ Jangan malam ini. ”

“ Kenapa? ”

“ Aku khawatir aku tidak bisa menahannya... Atau, kamu masih sanggup melanjutkannya? ”

Mimi menggigit bibir bawahnya, lalu menggelengkan kepala dan berkata : “ Itu... selamat malam! ”

Mungkin dia benar-benar sudah sangat lelah. Awalnya, dia mengira bahwa dia tidak bisa tidur. Bagaimanapun, ada banyak hal yang terjadi hari ini.

Tetapi begitu dia naik ke atas tempat tidur dan menutup matanya, dia pun langsung tertidur.

Dia terbangun lagi karena suara dering ponsel.

Ketika dia melihatnya, ternyata yang menghubunginya adalah nomor yang tak diketahui. Dia bangkit untuk duduk dan kemudian mengangkatnya : “ Halo... ”

“ Aku adalah Deco. ” Pihak lain langsung menyebutkan namanya.

Mimi langsung menggenggam erat ponselnya dan hatinya merasa gelisah.

“ Ya. ” Dia menjawabnya, tetapi jantungnya berdetak kencang.

Memikirkan kemungkinan orang yang menelepon itu adalah kakaknya, dia merasakan kegembiraan yang tak terlukiskan.

Pihak lain di ujung telepon terdiam untuk waktu yang lama, lalu berkata : “ Aku punya satu permintaan yang sedikit lancang. ”

“ Karena kamu tahu bahwa itu lancang, maka lebih baik Tuan Hamdan tidak perlu mengatakannya. ” Mimi bangun dari tempat tidur dan merasakan sedikit rasa sakit di pinggangnya.

Dia bersandar di dinding dan merasakan hawa dingin melewati belakang punggungnya dan langsung masuk ke dalam hati sehingga membuat pikirannya yang kacau menjadi lebih jernih.

Dia memberitahu dirinya sendiri agar tidak menyetujui segala permintaan pria tersebut.

“ Apakah kamu boleh membawaku ke tempat dimana kakekku pernah tinggal? ”

Mimi menarik nafas. Dia sudah tahu itu!

Dia menundukkan kepalanya dan mengerutkan keningnya. Dia tidak tahu apakah ini karena dia merindukkan kakek atau perasaan lainnya.

“ Maaf, aku sudah meninggalkan tempat itu untuk waktu yang lama sehingga ada banyak hal yang aku sudah lupa. ” Tiba-tiba dia merasa sedikit cemas.

Jika kakek benar-benar adalah anggota Keluarga Hamdan, jika kakek hidup dalam pengasingan demi dirinya.

Jika...

Dia benar-benar kebingungan oleh kemungkinan-kemungkinan tersebut.

Memikirkan kematian kakeknya, hanya dia sendiri yang menemaninya. Kesedihan dan perasaan kesepian seperti itu, jika dilakukan demi dirinya, dia benar-benar merasa sangat sedih.

Setelah selesai berbicara, dia langsung menutup teleponnya dan tidak memperdulikan apa yang ingin dikatakan Deco.

Pada saat ini, dia hanya ingin melarikan diri.

Dia mencuci mukanya dan mengganti pakaiannya. Ketika dia melihat jam, waktu sudah menunjukkan jam enam pagi.

Dia berjalan ke arah kamar Aderlan. Ketika dia berdiri di depan kamarnya, pintu dari kamar lainnya tiba-tiba terbuka dan Jina keluar dari dalam kamarnya.

Dia menatapnya dan berkata :

“ Jika tidak ada yang penting, biarkan dia tidur sebentar lagi! ”

Setelah selesai berbicara, dia pun berbalik dan ketika dia baru saja berjalan beberapa langkah, dia tiba-tiba menoleh untuk melihat Mimi sambil mengerutkan keningnya dan berkata :

“ Mimi, meskipun kalian masih muda, tetapi ada beberapa hal yang kalian harus bisa mengendalikannya dan menjalaninya! ”

Mendengar Jina yang tiba-tiba mengatakan hal ini, Mimi tertegun sejenak dan kemudian wajahnya memerah. Dia mengerti apa yang dimaksud Jina.

Hanya saja, bagaimana dia bisa tahu apa yang terjadi antara dia dan Aderlan semalam?

Dia mengangguk dan berkata : “ Iya. ”

“ Karena kamu juga sudah bangun, maka turunlah ke bawah dan temani kakek untuk sarapan. ”

“ Baik. ”

Tetapi ketika mereka berdua berjalan menuruni tangga, Paman Jiang tiba-tiba muncul dan memandang Mimi, lalu berkata : “ Nona, ada yang mencarimu di luar. ”

Deco !

Nama itu tiba-tiba melesat di otak Mimi.

“ Siapa yang datang ke rumah pagi-pagi begini? ”

Sebelum Mimi berbicara, Jina sudah bertanya.

Paman Jiang sedikit mengangguk dan berkata : “ Lapor nyonya, yang datang adalah Tuan Hamdan, Deco. ”

Terlihat kekagetan di wajah Jina.

Dia memegang pegangan tangga, lalu menoleh ke Mimi dan bertanya : “ Kamu mengenalnya? Untuk apa dia mencarimu? ”

Melihat reaksi Jina, Mimi langsung merasa terkejut tetapi dia tetap menjaga dirinya agar tetap tenang. Dia juga menjadi penasaran, apakah ada rahasia diantara Keluarga Mo dan Keluarga Hamdan ?

Namun, dia tidak menunjukkannya. Dia hanya mengedipkan matanya dan dengan tenang menjawab :

“ Ma, dia adalah teman dari temanku. Mungkin dia datang untuk menanyakan tentang masalah temannya. ”

Setelah selesai berbicara, dia melihat ekspresi wajah Jina dan kemudian bergegas menuruni tangga.

Di gerbang rumah Keluarga Mo.

Deco mengenakan satu set pakaian olahraga sambil mengendarai sepedanya. Begitu dia melihat Mimi, dia pun mengayuh pedal sepeda untuk menghampiri Mimi.

Mimi pernah mendengar dari Fisi bahwa Deco sepuluh tahun lebih tua dari mereka. Jika demikian, berarti dia telah berusia tiga puluh enam tahun.

Tetapi, dilihat dari postur tubuhnya, dia tidak terlihat lebih tua darinya.

“ Aku tidak akan pergi denganmu. ” Dia menolak dengan tegas.

Melihat sikap Mimi, ekspresi wajah Deco juga tidak terlalu berubah. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat ke rumah Keluarga Mo.

“ Ketika aku masih kecil, kakek sering membawaku bermain ke rumah Keluarga Mo. ”

Berbicara tentang hal ini, dia tertegun sejenak dan pandangannya beralih ke Mimi. Dia tidak bisa menahan kesedihannya di matanya dan berkata : “ Tetapi setelah berusia sepuluh tahun, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Semua anggota keluargaku mengatakan bahwa dia telah meninggal. ”

Mimi menghela nafas. Dia tahu bahwa kakek pasti memiliki hubungan yang akrab dengan Keluarga Mo. Jika tidak, kakek tidak mungkin memintanya untuk mencari kakek Mo ketika dia meninggal.

Dan juga tidak mungkin membiarkan Aderlan menikahinya.

Tetapi, mengapa Keluarga Hamdan mengatakan bahwa kakek sudah meninggal?

Dia menelan air liurnya, lalu menundukkan kepala untuk menyembunyikan perasaannya yang kacau dan kemudian berkata : “ Aku hanya pernah bertemu dengannya sekali. Aku sama sekali tidak mengenalnya. Maaf, aku tidak bisa membantumu. ”

Setelah selesai berbicara, dia mengangguk pada Deco, lalu berbalik dan bersiap untuk berjalan pergi.

Namun, pergelangannya tangannya ditarik dan Mimi merasa kesakitan, “ Apa yang kamu lakukan? ”

Dia berbalik dan melihat mata Deco yang merah menatapnya.

Dia merasa bersalah.

Ketika dia tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba ada yang menariknya dalam pelukan. Dia tidak menoleh dan dia tahu bahwa itu adalah Aderlan, dia pun langsung merasa lega.

“ Tuan Hamdan, apa yang kamu lakukan? ”

Deco melemparkan sepedanya ke satu sisi, lalu melangkah maju dan berdiri di hadapan mereka berdua.

Matanya memandang ke mereka berdua.

Mimi memeluk Aderlan dan menghindari pandangan Deco.

“ Aku mendengar bahwa beberapa hari yang lalu, Tuan Keempat pergi ke sebuah gunung dan menjemput seseorang untuk kembali. Lalu, segera membuat surat nikah. ”

Dia berkata dengan tenang, tetapi membuat Mimi merasa terkejut. Deco telah menyelidikinya. Hanya dalam waktu satu malam, dia sudah dapat menemukan banyak hal.

Terlebih lagi, ini ada hubungannya dengan Aderlan.

Dia tahu bahwa orang biasa tidak bisa dengan mudah mencari tahu tentang orang seperti Aderlan.

Dia merasa menyesal. Dia seharusnya tidak mengatakan tentang masalah gunung kemarin.

“ Deco... ” Terdengar suara berat dari belakangnya.

“ Kakek... ”

Mimi menoleh dan mengangguk pada Kakek Mo.

Deco juga menatapnya, lalu mengangguk dan berkata : “ Selamat pagi kakek Mo. ”

Kakek Mo memandang Deco dari atas ke bawah, lalu melambaikan tangannya dan berkata : “ Masuklah dan mengobrol di dalam! ”

Melihat Deco masuk, Jina dan Teigen saling memandang dan ekspresi wajah mereka langsung berubah.

“ Bukankah kamu mengatakan bahwa kita tidak akan saling bersilahturahim lagi? ” Kata Jina.

Teigen menariknya dan berkata : “ Jangan berbicara seperti itu. ”

“ Awalnya memang seperti itu. ”

“ Katakanlah, sebenarnya ada apa? ”

Kakek Mo mengedipkan matanya kepada Paman Jiang dan Paman Jiang pun langsung memerintahkan bawahannya untuk membuat teh.

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu