Cantik Terlihat Jelek - Bab 141 Akhirnya Membuahkan Hasil

Dalam kamar, Clover baru saja melepaskan mantel dan sweaternya, langsung terlihat Devan memasuki kamar.

Sangat buru-buru, dan pintunya dikunci dari dalam.

Seluruh tubuhnya tertegun di sana, “Kamu ... apa yang kamu lakukan?”

Devan melangkah maju dan merangkul pinggangnya dari belakang. “Apa menurutmu? Sherin, apakah kamu tidak merindukanku selama beberapa tahun ini?” Suaranya agak serak.

Clover menjilat mulutnya dan menaikkan sudut mulutnya. “Rindu. Namun Devan, nama asliku Clover. Sebaiknya kamu memanggilku Clover.” Suaranya sangat lembut.

“Ya, Clover, mengapa sebelumnya aku tidak pernah memikirkan bahwa kamu pernah merias wajahmu?” Dulu dia selalu merasa dia sangat berbeda dari pandangan jauh dan dekat, tetapi dia selalu tidak terpikir ternyata dia merias wajahnya.

Clover mengalihkan pandangannya, mengerutkan alisnya, “Betapa baiknya, setidaknya membuktikan, kamu memiliki cinta sejati padaku, begitu jelek, kamu masih juga jatuh cinta.”

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, membalikkan badan dan memelototi Devan, “Aku ingat, apakah kamu tahu bahwa terakhir kali kamu hampir saja mencekik mati diriku, kenapa kamu tidak memiliki kelembutan terhadap wanita?”

Devan memegang hidungnya, “Apakah kamu ingin aku bersikap lembut pada wanita lain? Lagipula, siapa yang dari belakang bersama pria brengsek itu membuatku marah?”

Clover menutup mulut, dan meliriknya, “Boleh, masa lalu berakhir di sini, siapapun jangan membicarakan lagi.”

Devan mengangkat sudut bibirnya, dia membalikkan badannya, pelan-pelan menurunkan kepalanya, bibir tipisnya menempel di telinganya, berbisik: “Clover, beberapa tahun ini, aku benar-benar sangat merindukanmu.”

Clover hanya terasa seluruh tubuhnya bagai mati rasa, terasa tak berdaya, dia tanpa sadar menjilat bibirnya, wajahnya memerah, “Kamu, apakah kamu ingin kembali ke kamarmu untuk tidur?”

Devan mengerutkan keningnya, menggulurkan lengan panjangnya, Clover jatuh kembali ke pelukannya, “Biarkan aku menginap disini ?”

Suara lelaki yang bernada rendah, lambat dan lembut, penuh godaan, membuat pandangan Clover sedikit demi sedikit menjadi kabur, dan harus mengatakan bahwa dia selalu tak berdaya melawan pria ini.

“Tidak, kamu dan dia.....” Dia berpikir dan tidak ingin mengambil orang seperti Gabriel sebagai alasan, “Di tempat orang tuamu, apakah kita bersama seperti itu? Kamu.... apakah kamu tidak malu?”

Devan membungkukkan badannya dan bibir tipisnya menempel di bagian lehernya, “Aku belum pernah tidur nyenyak di malam hari selama empat tahun.”

Ketika dia selesai berkata, kedua tangan Clover yang berjuang, tiba-tiba diturunkan, tanpa berkata, dia tahu hatinya mulai menjadi lembut.

“Aku....mandi dulu.” Selesai berkata, dia melarikan diri.

Mumpung setelah mengetahui masalah Gabriel itu, Clover sudah memutuskan akan merebut kembali Devan dan Simon, tidak akan menyerah lagi, maka langkah ini cepat atau lambat akan terjadi.

Pada malam hari, melalui cahaya bulan yang terang, seorang pria dan seorang wanita berbaring di ranjang.

Dalam ruangan itu memancarkan suasana kemesraan, dan Clover merasa ada sebuah tangan yang sedang meluncur ke atas dan ke bawah di pinggangnya, dia mengerutkan kening, “Devan, apa yang kamu lakukan?”

“Menurutmu?” Selesai berkata, tatapannya tertegun, membalik badan menekan Clover di bawah tubuhnya.

Tubuh pria akan menjadi sangat sensitif di depan wanita yang dia cintai, apalagi pada pria yang belum menyentuh tubuh wanita selama empat tahun.

Pada saat ini, tidak bisa ditahan.

Wajah Clover memerah, dia mengulurkan tangan ingin mendorongnya, tetapi ketika tersentuh kulitnya yang telanjang di luar. Akar telinganya terasa hangat dan seluruh tubuhnya mulai terasa panas.

“Kamu, kamu benar-benar tidak pernah menyentuh wanita lain selama empat tahun?” Ekspresi pria menjadi suram. “Apakah kamu memiliki hati nurani?”

“Bagaimana aku tahu? Itu siapa, yang dulu berbohong padaku dan mengatakan bahwa saat itu adalah malam pertama?” Wanita mengangkat alisnya.

“Apakah kamu merasa sekarang adalah waktunya untuk berdebat?” Bibir tipisnya mendekati telinganya dan berbisik.

Clover hanya terasa hatinya pelan-pelan melompat, pipinya mulai panas, tubuh dan semangat terasa sangat tegang.

Meskipun kedua orang telah bersama sebelumnya sebanyak dua kali, tetapi pada pertama kali tanpa memiliki kesadaran, dan untuk kedua kalinya, mereka tidak memiliki mood. Hanya kali ini.....

Devan melihat pada perubahan di tubuhnya, dan tatapannya semakin mendalam.

Dia menundukkan kepala, bibir tipisnya menggigit di daun telinganya, pelan-pelan mengeluarkan suara yang bernada rendah: “Maukah?”

“Ha?” Clover menarik nafas dalam-dalam, mulai berpura-pura bodoh, tetapi hatinya sangat tegang.

“Clover.....” Jari-jarinya yang ramping menyentuh lembut di wajahnya, “Aku benar-benar sangat mencintaimu.”

Pada saat ini, perlawanan Clover dikalahkan. Dia kembali sadar dan mengangkat tangannya, merangkul leher belakangnya dan mengambil inisiatif untuk menciumnya.

Pada malam itu, meskipun bukan malam pertama untuk keduanya, tetapi jauh lebih baik daripada malam pertama.

Clover tidak pernah tahu, Devan yang begitu dingin, dalam hal ranjang, nafsunya bagai api. Sepanjang malam, pria itu seperti serigala lapar yang tidak tahu kenyang, meminta tanpa henti.

Sehingga keesokan harinya, ketika dia bangun, matahari di luar sudah terbit tinggi.

Memutarkan badan ke samping, sudah tidak ada sosok Devan, dan tangannya secara otomatis menyentuh, terasa dingin.

Diperkirakan dia sudah lama bangun.

Dia menggerakan tubuhnya, langsung terasa seluruh tubuhnya seperti ditabrak mobil, sakit pegal, lemah tak berdaya.

“Sudah bangun, laparkah?” Terdengar suara yang akrab, sebuah bayangan hitam langsung menekannya, lalu wajahnya langsung terasa berkeringat.

Clover memikirkan segala sesuatu yang terjadi pada mereka berdua semalam, tiba-tiba dia terasa malu dan tidak dapat berkata.

“Kenapa? Sangat capek? Atau tidak puas?”

Clover mengangguk lalu menggelengkan kepalanya, mengangkat tangan mendorongnya, “Pergi sana, aku sudah bangun.”

Devan menekannya dan tidak ingin melepaskan, dia mengerutkan alisnya, bertanya dengan nada rendah: “sikapmu begitu buruk, apakah benar-benar tidak puas?”

Clover memelototinya, “Kalau kamu sembarang berkata lagi, aku tidak akan melayanimu lagi.”

Mengetahui bahwa wajahnya sudah seperti udang rebus, Devan juga tidak lagi menertawakannya, membungkukkan tubuhnya dan mencium, tetapi kemudian dia tersadar sesuatu.

Bangun, membuka selimutnya, kedinginan membuat Clover kembali sadar, dengan tegang dia menutup bagian dadanya., “Kamu...... apa yang kamu lakukan?”

“Menggendongmu untuk mandi, atau kamu pikir kamu masih bisa bergerak? Dia mengatakan dengan serius, tetapi Sherin sangat malu dan jengkel, mengapa dia yang bekerja keras tadi malam, tetapi akhirnya, dia sepertinya orang yang tidak terjadi apapun, namun tulang-tulang tubuhnya hampir saja hancur berantakan?”

Keduanya selesai mandi, dan ketika mereka turun, Devan mengulurkan tangan dan mencoba membantunya, tetapi didorong oleh Clover.

“Kakak ipar, ada apa dengan kakimu?” Tifa terlihat seperti baru bangun, rambutnya tidak disisir, duduk di atas meja dan rotinya. Terlihat ketika Clover berjalan, kakinya tampak bergetar, dengan sengaja mengangkat alisnya dan bertanya.....

Clover menundukkan kepalanya dan sudah hampir sampai di dadanya.

“Apakah ketika makan pun tidak dapat menyumbat mulutmu?” Devan memelototinya, mengulurkan tangannya, langsung merangkul di pinggangnya dan meggendong Clover dengan lembut lalu meletakkannya di bangku ruang makan.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu