Cantik Terlihat Jelek - Bab 129 Devan Tidak Tahu Malu

Mohan mengubah sikapnya yang tidak beraturan tadi, dan wajahnya sangat serius, dia mengangkatnya, berbalik dan berjalan ke arah dua orang itu.

“Kakak sepupu?” tidak terduga, Mohan mengenal Devan dan juga memanggilnya kakak sepupu, sepertinya dia mengikuti Yuta memanggilnya.

"Bagaimana kamu bisa di sini?" Nada Devan terdengar agak aneh, Mohan berdiri di sebelahnya, semua orang juga bisa melihat bahwa mereka sedang berkencan.

"Oh, itu, aku …… aku datang sini untuk makan bersama dengan temanku," kata Mohan, berbalik untuk melihat Clover "Kamu baru saja bilang mau menyapa, siapa yang kamu kenal diantara mereka?"

“Nona Clover, tidak menyangka kita bertemu lagi.” Mohan masih bicara, Devan langsung berkata.

“Ternyata kamu juga mengenal kakak sepupu?”

“Tidak akrab, dia adalah kakak sepupu Yuta.” Implikasinya adalah dia hanya mengenal Yuta, dan Devan adalah sepupunya, dia hanya sekedar menyapa.

Mohan berkedip, "Oh, ternyata kamu sama seperti aku."

Clover membuka mulutnya dan akhirnya tidak menjelaskan lebih lanjut lagi.

Hanya……

"Bagaimana bisa sama? Aku sudah pernah tidur dengannya, dan apakah kamu pernah tidur bersamanya?" Suara rendah itu sedikit konyol, perlahan-lahan mengalir dari mulut Devan.

Dua tiga kalimat itu, membuat suasananya menjadi hening sejenak, Clover menggertakan giginya dan memelototi Devan.

Devan melihat Clover yang memelototinya, matanyanya membelalak, dan suara gelap menatap Clover dan berkata: “Bagaimana? Kamu berani memberitahunya, kita belum pernah tidur bersama?”

Clover terheran, dia sudah tahu bahwa pria ini tidak tahu malu, tetapi dia tidak tahu bahwa kemaluannya bisa sampai ditingkat ini.

Mohan memandang Clover dengan tidak percaya, "Apa hubungan kalian berdua?"

"Dulu……itu, itu……” Perkataan Clover menjadi tertahan-tahan, pada saat ini, dia tidak bisa menceritakan hubungannya dengan Devan. Apakah itu pacaran? Namun, pada saat itu, dia sudah bertunangan? Apakah kekasih? Tidak, Clover tidak mau mengakuinya, itu……

"Ayah dari anaknya." Clover merasa hubungan ini tidak buruk. "Namun, sekarang sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi."

Kata-kata ini, dia hanya mengucapkan kepada Devan.

Devan tertawa, tetapi senyumnya belum sampai di bawah matanya, dia melihat Mohan, dan berkata "Mohan, kamu begitu sempurna, tetapi kamu malah berkencan dengan seorang wanita yang telah melahirkan anak, pernahkah kamu berpikir bahwa keluarga kamu akan setuju?"

Devan menunjukkan akar masalahnya dengan cara yang sangat singkat, Clover mencibir dan memandang Mohan dengan penuh perasaan bersalah dan menarik Mohan mendekatinya.

“Kakak sepupu, apakah kamu berbicara tentang Momo? Tidak ada apa-apa, anak itu, aku sangat menyukainya, aku tidak ada masalah dengan itu.” Mohan berpikir, dan bertanya lagi: “Jangan-jangan Momo adalah anakmu? ”

Mendengarnya, tatapan Devan menjadi dingin, memikirkan dirinya begitu menjaga cinta untuk dirinya, dia malah mempunyai anak dengan orang lain, hatinya seperti angin yang mengamuk, sangat kacau.

Clover tiba-tiba bereaksi, “Mohan, aku minta maaf, aku lupa memberi tahumu, aku, mempunyai dua anak, yang sulung adalah aku menjadi ibu pengganti kehamilan untuk penerus generasinya, kalau yang kecil……” Clover berdiam sebentar, “Yang kecil, itu anakku dengan mantanku.”

Kali ini, ekspresi Mohan agak suram, setelah beberapa detik kemudian, Mohan kemudian berkata, "Aku tidak peduli dengan masa lalumu, Clover, ayo kita pergi dulu."

Tetapi ketika sedang berbicara, tangan yang ada di bahu Clover, tiba-tiba tergelincir.

Clover melirik Devan dan berbalik dan berjalan menuju ke pintu, Mohan mengikutinya dibelakang.

Didalam perjalanan, Clover dan Mohan tidak berbicara, Clover merasa sedikit malu, sedangkan Mohan sedang memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Sampai di pintu rumah Clover, mobil berhenti dan Clover melepaskan ikatan sabuk pengaman dan bersiap untuk turun.

Ada kehangatan di lengannya, menoleh dan melihat bahwa Mohan sepertinya mempunyai sesuatu untuk dikatakan, dan dia menarik kembali tangan yang membuka pintu.

“Clover, jika kamu serius dengan aku, aku tidak akan keberatan dengan apa yang terjadi padamu di masa lalu, aku Mohan, tidak akan peduli dengan semua itu.” Ekspresinya sangat serius, tidak seperti sedang bercanda.

Namun, itu membuat Clover terkejut, sejujurnya, Clover tidak berharap untuk bertemu dengan Devan hari ini, dia berpikir bahwa setelah insiden tadi itu terjadi, Mohan akan mundur sendiri, lagi pula, dia masih sangat muda, kondisinya juga sangat baik, dan tidak ada alasan untuk menikahi seorang wanita yang memiliki dua anak.

Tetapi ... Mohan pada saat itu dia mengatakan bahwa dia tidak peduli.

Jika dibilang hati tidak tersentuh, maka itu adalah bohong, tetapi …… itu bukan cinta!

"Itu, Mohan, terima kasih, bisa menerima masa laluku, tetapi …… aku merasa kita harus lebih mendalami dan mengerti sesama lagi? Lagipula, kita belum benar-benar saling memahami." Setelah mengatakan ini, Clover diam-diam menghela nafas, tidak peduli apa, ini adalah pertama kalinya dia mengambil langkah maju dalam beberapa tahun ini.

Awalnya Mohan terdiam, dan kemudian dia bereaksi dan mengangguk, “Baik, baik, aku …… aku tahu.” Tingkah laku dia sekarang ini membuat Clover terpikir dengan Siyu, pria yang juga pernah mengatakan dia mencintainya.

Dari sudut mata, melihat kaca spion, ada cahaya yang memancarkan kesini, Clover gemetar, menoleh, dan memandang Mohan, "Apakah kamu ingin masuk duduk-duduk di rumahku dulu?"

Mohan melihat jam, "Jika itu tidak merepotkanmu, tentu saja mau."

Clover tersenyum, membuka pintu dan turun.

Clover terus menatap lurus kedepan rumah dan tidak menoleh ke samping sama sekali, dia juga tahu bahwa yang duduk didalam mobil itu adalah Devan.

Meskipun Mohan juga merasa bahwa Clover agak terpaksa, tetapi, wajahnya masih sangat menyenangkan.

Saat memasuki rumah, Momo baru saja selesai mandi dan mengenakan kantong tidur kelinci berwarna pink nya, Bibi Su sedang meniup rambutnya yang basah dan melihat keduanya memasuki pintu, mereka sedikit terkejut.

Bibi Su tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk dengan sopan kepada Mohan, dan terus meniup rambut Momo.

Namun, Momo tidak tenang, dan tangan kecil itu mengambil pengering rambut dari tangan Bibi Su dan mematikannya, rumah itu tiba-tiba menjadi sunyi.

Melihatnya bergegas lari ke sisi Mohan, dan meletakkan tangannya di belakang punggung, mengerutkan keningnya dengan erat, dan mengawasi Mohan.

Setelah beberapa lama dia berkata: "Kamu adalah pacar mamaku?"

“Hei, Momo, panggil paman.” Clover menyibakkan rambut di sisi telinga ke belakang telinga, merasa agak tidak nyaman.

Mohan memandangi anak di depannya, dan ada merasa sedikit kekecewaan, mengapa setelah melihat anak itu, dilihat dari sisi mana pun, masih agak mirip dengan Devan yang tadi baru saja ketemu, tetapi…… Clover jelas-jelas mengatakan bahwa itu bukan anak dari Devan, tampaknya itu juga anak dari Devan.

“Apakah kamu Momo? Namaku adalah Mohan, nama kita sama-sama Mo.” Mohan sambil berkata sambil mengeluarkan boneka kecil dari sakunya, dan memberikannya kepada Momo, “Pertama kali bertemu, paman memberikanmu boneka kecil, lain kali, paman akan memberikanmu boneka yang besar.”

Clover memandangi boneka itu, itu adalah sebuah gadis kecil, ukurannya hanya sebesar telapak tangan anak itu, tangan Momo tidak tahu tersentuh mana, tubuh boneka gadis kecil itu bergerak dan memberikan lagu yang manis pada saat bersamaan, dengan tubuh berputar, rok yang semula hitam mulai berubah warna, sekejap merah muda, sekejap lagi ungu, wajah ceria yang kecil itu juga ikut berubah warna sesuai dengan warna rok, sekejap putih, sekejap lagi warna kulit, dan bahkan warna mata juga ikut berubah.

Momo benar-benar terkagum, dan mulut kecil itu berkata dan memandang Mohan. "Bagus Sekali, ujianku ini, kamu sudah bisa lulus." Kemudian, sambil memegang boneka gadis kecil itu, pergi ke kamarnya dan menutup pintunya.

Clover tidak tahu apakah dia harus menangis atau tertawa, anak ini benar-benar sangat mudah dihibur, hanya karena sebuah boneka, langsung bisa memberikan ibunya kepada orang lain?

Mohan tersenyum tipis, “Momo, benar-benar sangat imut.”

Clover mengangguk kepala, “Kamu ingin minum apa, aku akan pergi mengambilkan.”

"Tok tok tok……” Mohan masih belum sempat menjawabnya, tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu