Cantik Terlihat Jelek - Bab 593 Jebakan Dalam Pesta Akhir Tahun

“Apa?” Hutu benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Kakek menyuruhnya pergi?

Dia menelan ludahnya, “Dengan identitas apa? keponakan?”

Raven menggelengkan kepalanya, “Wanitaku!”

Wanitamu?

Hutu terkejut. Lalu menggelengkan kepalanya, “Aku tidak mau pergi.”

Pesta akhir tahun opm. Tidak hanya para eksekutif dan karyawannya yang akan datang tapi para wartawan media pun jelas tidak akan mungkin melepaskan kesempatan yang begitu baik ini.

Dia tidak ingin Raven dibicarakan dan diisukan di depan banyak orang. Dia tidak ingin, nama baik Raven tercoreng.

Meskipun, kenyataan sebenarnya mereka tidak seperti itu.

Tapi tidak sedikit orang di perusahaan opm yang mengenalnya. Di dalam industri ini, juga tidak sedikit orang yang tahu kalau Hutu adalah keponakan Raven.

“Hutu.”

Raven mana mungkin tidak tahu apa yang dipikirkan dan dikhawatirkan oleh Hutu. Raven menggenggam tangannya, “Aku tidak peduli. Dari awal sampai akhir nanti, aku tidak akan peduli apa yang diomongkan dan dipikirkan oleh orang lain.”

Benar sekali, poin ini jelas Hutu sangat percaya. Raven tidak pernah peduli dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain. Selama ini hanya Hutu yang takut.

Hutu sedang mundur dan selalu melarikan diri.

Dia pun meletakkan sumpitnya, berdiri lalu berjalan ke arah dapur, “Paman muda, aku peduli.”

Dia tidak ingin menyebabkan masalah untuk Raven, Dia tidak bisa!

Meskipun itu berarti seumur hidup dia tidak boleh memperlihatkan hubungan ini dengan jelas di depan orang. Dia tidak bisa tidak peduli dengan masa depan Raven demi membenarkan gelar resminya sendiri ataupun demi keegoisannya sendiri.

Pinggangnya ditarik dari belakang hingga masuk ke sebuah pelukan.

“Aku tidak ingin terlalu peduli banyak hal.. Aku tidak bisa selalu membuatmu terus menderita seperti ini.”

Dia apa benar-benar sudah bertekad bulat.

Pahit yang dirasakan Hutu langsung tiba-tiba menghilang.

Hutu berbalik lalu merangkul leher Raven, “Paman muda, sejak aku menyadari kalau aku menyukaimu. Sebenarnya aku juga pernah membayangkan dan memikirkan kalau akan datang hari ini, tapi aku tetap saja terus melanjutkan hal ini. Karena aku lebih peduli hubungan kita ini bisa berjalan lama atau tidak daripada harus peduli dengan identitas yang absurd itu.”

Setelah mengucapkan itu, dia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum.

Raven memeluknya ke dekapan, “Mungkin juga kamu tidak percaya kalau aku pasti bisa mengendalikan cerita ini?”

Hutu menggelengkan kepala, “Aku hanya tahu isu dan gosip yang dibuat orang-orang itu sungguh menakutkan. Anggap saja kamu ini mempertimbangkan dan memikirkan diriku. Jabatan dan posisimu yang begitu tinggi serta dengan latar belakang keluarga Ningga juga begitu. Banyak sekali orang yang bisa berani untuk marah tapi tidak berani mengungkapkannya. Tapi paman muda, jika aku ingin kehidupan yang normal maka itu akan sulit jadinya.”

Sebenarnya, Hutu dalam hati juga tidak terlalu memedulikan hal ini.

Hutu sudah terbiasa dengan omongan aneh dan buruk yang keluar dari mulut orang lain itu dan juga sudah terbiasa dibicarakan oleh keluarga Ningga dalam beberapa tahun ini.

Dia hanya tahu jelas kalau Raven sangat menyayanginya dan dia tidak akan tega melihat Hutu terus dikritiki.

Sehingga, topik pembicaraan ini pun selesai sampai di sini.

Di hari pesta akhir tahun itu, Hutu tetap pergi dengan identitas sebagai keponakan Raven.

Raven di hati itu begitu tenang dengan aura dan wibawa yang sangat besar. semacam ketenangan dan kedewasaan yang tidak akan bisa digoyahkan. Seolah sebagai prajurit yang tidak bisa dihentikan, aura yang begitu luar biasa yang membuat tatapan semua orang langsung tertuju padanya.

Hutu melintasi kerumunan dan memandangnya yang ada di atas panggung dari kejauhan. Pada saat itu ada kebanggaan dan penuh cita dalam hatinya.

Dia merasa kalau di dunia sebelumnya dia telah memupuk banyak kebaikan sehingga di kehidupan sekarang ini dia bisa bersama dengan orang seperti itu.

“Raven ini ya, benar-benar tokoh yang hanya bisa dipandang tapi sulit sekali untuk dipikat!”

Ada orang yang membicarakan Raven di samping Hutu.

“Kenapa, tertarik?”

“Aku? sudahlah. Orang yang seperti dia itu. Aku mah tahu diri. Dia tidak akan mungkin jatuh cinta padaku. Sungguh tidak tahu di masa depan wanita yang sesempurna apa yang bisa meluluhkan hatinya.”

“Menurutku pasti bukan orang biasa, ha ha ha..”

Percakapan ketiga orang itu terdengar di telinga Hutu. Dia mengangkat kepalanya dan melihat dirinya yang terpantul di pandangan orang lain.

Rambut panjang hingga pinggang, paras wajah yang halus dan lembut, sosok tinggi dan ramping, dan penampilan yang sedikit melankolis Meskipun dia tahu dirinya sendiri kalau dia cantik sekarang, tetapi ini semua jauh dari sempurna.

Jika disandingkan dengan Raven, dia merasa kalau dia buruk.

“Halo, boleh duduk di sini?”

Tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang memecahkan lamunan Hutu.

Pada saat ini, dia bersandar di kursi tinggi, dan ada kursi kosong di depannya.

Hutu mengangguk dengan sopan, "Silahkan saja."

Pria itu tersenyum dan menuang segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.

Melihat anggur merah yang bergoyang membuat Hutu menelan ludahnya, sedikit rakus tapi sayangnya dia alergi dengan alkohol.

“Jarang sekali Hutu, nama yang menarik.”

Kata pria itu lagi.

Dia terkejut lalu menundukkan kepala melihat ke dirinya. Di tubuhnya tidak terpampang papan nama atau semacamnya. Dia mendongak dan melihat pria di depannya, pria itu mengingatkannya dengan Agus Chen yang belum lama ditemuinya.

Tipe yang sama.

“Kita pernah bertemu dua kali.”

Melihat kebingungan Hutu, pria itu pun menjelaskan.

Hutu mengerutkan keningnya, apa di matanya hanya melihat Raven saja selama ini? sama sekali tidak ada kesan yang teringat dari pria ini untuk Hutu.

“Aku satu grup dengan paman mudamu. Teman kerja Altius.”

Melihat Hutu yang masih kebingungan. Pria itu menepuk keningnya dan merasa sangat frustasi tapi dia tetap dengan sabar menjelaskan.

Hutu memicingkan mata lalu segera berdiri, “Oh maaf ya. Aku orangnya sedikit susah untuk mengenal wajah orang.”

Dia merasa harus cukup menghormati dan sopan kepada teman Raven.

Pria itu menggelengkan kepala, “Tidak apa, ingatan wanita cantik sedikit buruk. Itu bisa dimaklumi.”

Katanya sambil menuangkan jus jeruk untuk Hutu.

Panggilan langsung pria itu membuat Hutu hanya bisa melengkungkan bibirnya. Mungkin karena dia ingin orang yang kenal dekat dengan Raven jadi Hutu tidak terlalu banyak berpikir.

Apalagi punya kewaspadaan apapun.

Dia pun mengangkat gelas yang berisi jus jeruk itu dan meminumnya.

Mereka berdua mengobrol santai. Ketika bicara, Hutu kadang melihat ke posisi Raven berada.

Malam ini, Raven sangat bersinar. Tidak peduli pergi dan berada dimana, pasti banyak orang yang akan mengitarinya.

Beberapa kali mereka berdua saling pandang dan Hutu pun langsung menghindari pandangan itu.

Banyak orang pasti banyak mulut yang bicara sembarangan. Hutu tidak ingin membuat masalah untuk Raven.

“Sepertinya kamu cukup perhatian dengan paman mudamu ya.”

Pria itu tiba-tiba buka mulut sehingga Hutu pun terkejut, “Dia adalah paman mudaku, aku peduli padanya, bukankah sudah seharusnya?”

Dia bicara lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke belakang aula pesta itu. Raven bilang kalau di sana ada ruang istirahat. Dan dia kadang akan meluangkan waktu untuk pergi ke sana.

Hanya saja, baru berjalan sebentar, dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Dia pun menoleh dan melihat pria itu mengikutinya dari belakang. Hutu mengerutkan kening.

“Kamu masih ada urusankah?”

“Oh, Aku pergi ke toilet yang ada di sana, satu jalan.”

Katanya, kemudian dia melewati Hutu dan langsung berjalan ke depan.

Ruang istirahat dibuka, dia pun masuk ke dalam. Tidak ada banyak orang di sana, dia pun mencari tempat yang tersudut lalu duduk di sana.

Tiba-tiba, dia merasa ada panas yang tiba-tiba terasa di bagian bawah tubuhnya. Sehingga membuatnya merasa terbakar tiba-tiba.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu