Cantik Terlihat Jelek - Bab 647 Membalas Dengan Tubuh

Saat ini datanglah orang dari Keluarga Mo .

Mimi menyambut dengan berkata, “Halo kakek.”

Kemudian yang lainnya juga ikut menyapa.

Kebetulan giliran Aderlan berjalan kemari, akan tetapi saat ia belum sempat untuk berbicara, Aderlan langsung memutar badan dan berkata, “Aku akan pergi ke belakang panggung untuk mengatur beberapa hal, kakek dan papa mama silahkan lihat-lihat saja dulu.”

Aderlan sangat tidak menyukainya!

Mimi merasa sedikit marah, ia mengira setelah kejadian malam itu hubungan mereka berdua akan ada sedikit perubahan.

“Sepertinya abang Mo masih kelihatan tidak begitu senang!” Dia bertanya kepada Velve Mo.

Velve menatap punggung Aderlan sambil merangkul lengan Mimi dan berkata, “Disini ada begitu banyak pria yang unggul, pilih saja salah satu, tidak perlu bersedih.”

Mimi mengerutkan alisnya, sebenarnya Mimi memang tidak begitu memiliki daya tarik sebagai seorang wanita.

Dari segi sikap juga tidak disukai.

Ia sudah memiliki rasa frustasi yang tinggi, jadi ia hanya menanggapi perkataan Velve dengan senyuman.

Akan tetapi setelah itu saat ia melihat Aderlan sedang berdiri bersama seorang laki-laki yang mengalami keterbelakangan mental, ia terkejut dan bertanya kepada Velve, “Kakak kedua, apakah kamu kenal dengan pria yang berada di samping abang Mo itu?”

Velve menatap ke arah yang dilihat oleh Mimi, kemudian ia merapatkan bibirnya, berkata dengan tersenyum, “Kakek, sepertinya Anda harus segera membujuk cucumu, apabila dia masih tidak menghargai, maka Mimi sudah akan berpindah hati ke yang lain.”

Mimi merasa malu, berpindah ke hati yang mana? Ia belum pernah berpacaran.

“Itu adalah cucu pertama dari Si Tua Gu bernama Gukimi , lebih besar beberapa tahun dari Aderlan.” Kakek menjawab.

Gukimi ? Kimi ?

Begitu kebetulan? Mimi menelan ludah.

Atau Gukimi adalah Kimi saat itu, apakah penyakit mentalnya sudah sembuh?

Setelah itu adalah beberapa acara dengan etiket yang lebih resmi, karena tidak mengenal orang di sana Mimi mencari sebuah tempat untuk duduk dan makan disana sambil memainkan permainan di ponselnya.

Terkadang ia mengangkat kepalanya mencari keberadaan Aderlan di dalam kelompok orang-orang.

Tiba-tiba sosok yang tinggi besar muncul di hadapannya.

Mimi mengangkat kepala dan melihat ternyata Gukimi berdiri di depannya, dengan wajah mengamati ia bertanya kepada Mimi, “Halo, aku ingin bertanya, apakah sebelumnya kita pernah bertemu? Aku merasa kamu terlihat familiar.”

Dalam kondisi ini apabila yang datang adalah pria lain, mungkin ia akan menganggap ini adalah sebuah perbincangan dengan motif tertentu, akan tetapi dia adalah pria dengan keterbelakangan mental, maka tidak mungkin begitu.

Ia menggelengkan kepala, tersenyum, dan berusaha terlihat tenang, “Kamu salah kenal orang, aku tidak pernah bertemu denganmu.”

Sambil berkata ia langsung berdiri mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi.

Ia tidak ingin terlalu dekat dengan pria ini.

Diluar dugaan saat ia memutar badannya, dengan bibirnya yang tipis Gukimi berkata, “Kamu adalah orang yang menyelamatkanku?”

Tiba-tiba langkah kaki Mimi terhenti, tanpa sadar ia melirik sekitar, untungnya tidak ada banyak orang di sana.

Dia berkata tanpa menoleh ke belakang, “Kamu sudah salah mengenali orang.”

Setelah ia baru selesai berkata, terdengar suara tawa kecil dari belakangnya, “Aku melakukan operasi dan kepalaku sudah sembuh, aku pernah pergi mencarimu namun kamu sudah pindah.”

Mimi tahu ia sudah tidak bisa terus berpura-pura lagi, akhirnya ia memutar badan melihatnya.

“Bagaimana kamu bisa mengenaliku?” Mimi bertanya dengan penasaran.

Gukimi menyipitkan matanya dan berjalan dua langkah ke depan, ia berdiri di hadapan Mimi dan mencondongkan badannya berbisik di telinga Mimi: “Aku mau kasih tahu kamu, aku pernah mengintipmu mandi, apakah kamu akan memukulku?”

Mimi menarik napas, ia mengangkat tangannya namun di tahan oleh Gukimi , “Aku hanya bercanda, aku pernah melihatmu saat sedang tidur pulas.”

Sambil berkata ia menunjuk ke arah sofa di sisi lain, “Kalau tidak keberatan, apakah kita bisa mengobrol sebentar?”

Mimi merasa sedikit panik, Gukimi dan Aderlan saling kenal, Gukimi mengetahui identitasnya, apakah Aderlan juga?

Gukimi menuangkan sedikit anggur merah dan memberikan kepadanya, wajahnya terlihat tersenyum dan berkata, “Sepertinya Aderlan sedang mencarimu, Oh…tidak benar, ia sedang mencari Rozi.”

Hanya dengan beberapa kalimat tersebut sudah membuat tangan Mimi yang sedang memegangi gelas anggur menjadi gemetar, ia mengangkat kepala melihat Gukimi , “Kamu…Kamu tidak mungkin membalas budi dengan dendamkan?”

Gukimi menggelengkan kepala, “Tidak akan, aku hanya sedikit penasaran, mengapa kamu tidak memberitahunya? Aku lihat hubungan kalian berdua juga tidak buruk!”

Mimi mengerutkan alisnya, ia tiba-tiba merasa dulu dirinya tidak seharusnya terlalu banyak ikut campur.

“Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”

Dia terlihat sedikit tidak sabar.

“Bagaimana kalau menjadi pacarku?”

Mimi baru saja mengangkat gelas anggurnya, setelah mendengar perkataan Gukimi tersebut, gelas yang berada dalam tangannya terlepas, pria tersebut dengan cepat dan tenang menyambut gelas tersebut, dengan raut wajah yang tidak berubah meletakkan gelas tersebut di atas meja.

“Aku tahu kamu masih sedang kuliah, aku bisa menunggumu lulus. Aku juga tahu hal-hal yang pernah kamu lakukan di bar, tapi aku tidak peduli, keluargaku tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Mo , aku sudah tidak memiliki orang tua, aku tidak peduli dengan hal-hal luar seperti itu.”

Dia mengatakannya dengan tenang.

Akan tetapi hati Mimi berdetak cepat, apa-apaan ini!

“Apabila kamu ingin membalas budi kepadaku karena telah menolongmu, tidak perlu sampai harus menikahiku, berikan saja sedikit uang sebagai imbalannya.”

Setelah berkata, ia mengangkat anggur yang berada di depannya, menghabiskannya dalam satu tegukan.

Hal-hal yang membingungkan seperti apa ini?

Hal terpentingnya adalah pria di hadapannya ini sepertinya tidak mudah untuk di hadapi, ia tidak mungkin seperti Rambo yang bisa membantunya menyimpan rahasia.

Lagipula dia dan Aderlan adalah teman.

Memikirkan hal ini saja sudah membuat ia pusing.

Senyuman pria tersebut semakin dalam, ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, dengan tampang serius berkata: “Awalnya aku ingin membalas budi, tetapi sekarang aku tiba-tiba merasa kamu cukup menarik, sehingga membuatku menjadi menyukaimu.”

Saat mengucapkan kata-kata aku menyukaimu, dia sengaja mengucapkannya dengan nada lebih panjang.

Mendengar perkataannya tersebut membuat Mimi merinding dan ia berjalan mundur satu langkah.

Kemudian memutar badan dan berjalan ke arah luar.

“Kalau kamu tidak setuju, maka aku akan memberitahu Aderlan siapa sebenarnya Rozi?”

Langkah kaki Mimi terhenti, ia mengerutkan alis dengan sedih memutar badannya. Ia menatap Gukimi dengan tatapan sinis, “Apakah kepalamu masih belum sembuh sepenuhnya, hari itu aku sudah menyelamatkanmu, tidak apa kalau kamu tidak membalas budi tapi malah mengancamku sekarang.”

Selesai berkata, ia mengambil gelas anggur di sampingnya dan melempar ke arah Gukimi , “Ingin aku menjadi pacarmu, kamu bermimpi saja!”

Ia mengira Gukimi akan menghindar, siapa sangka gelas tersebut malah mengenai dahinya.

Saat itu juga darah segar mengucur keluar.

Mimi tercengang, sampai ia mendengarkan suara teriakan seorang wanita dari belakangnya, ia baru tersadar.

Ia berjalan ke depan dan mengambil tisu yang berada di atas meja untuk membantu Gukimi menutup lukanya, “Apakah kepalamu masih bermasalah? Mengapa tidak menghindar?”

Gukimi masih terlihat tersenyum, “Utang budi akan ku bayar, jadilah pacarku ya?”

Tangan Mimi terhenti sejenak, kemudian ia menekan dengan sekuat tenaga, “Biar kamu mati kesakitan saja.”

Selesai berkata, ia bersiap untuk memutar badan dan pergi.

Tak disangka, saat ia belum sempat memutar badannya, terdengar suara Aderlan dari belakangnya, “Apa yang terjadi?”

Hati Mimi menjadi sedikit gelisah.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu