Cantik Terlihat Jelek - Bab 547 Anak Putra? Milik Siapa?

Dua hal ini membuat Hutu sangat terkejut, Devan sudah ada anak? Dia berusia lebih tua 3 tahun darinya, seharusnya baru umur 22 tahun saja tahun ini. Ini.....

Lalu, paman muda membawa pacarnya, pacaranya adalah wanita hari itu yang berambut pendek?

Jantung Hutu merasa kesakitan seperti dirobek, dia tidak bisa menerima kenyataan.

"Anak putra? Milik siapa? Gabriel?" Yuta bertanya sambil mengigit kacang hijau.

Tifa menggelengkan kepalanya dan menarik nafas.

Gerakan mengunyah Yuta pun menjadi lambut, dia melihat ke Tifa dengan wajah tidak percaya, "Tidak? Kalau begitu punya siapa?"

Hutu juga merasa agak penasaran, wanita mana yang bisa menaklukkan abang sepupunya (Devan) yang sebanding dengan paman muda (Raven).

Tifa berdiri dan mengeluarkan sebuah bantuk kecil, "Aku masih ada sedikit urusan, kalau kalian ingin tahu, tanya kepada abangku saja"

Setelah itu, Tifa pun melarikan diri.

Shang dan Yuta saling menatap sebelum berdiri pada waktu yang sama dan mengejar Tifa.

Sementara Hutu menatap ke bayangan mereka dan tidak tahu harus bagaiman bereaksi, masalah dunia ini benar-benar mudah mengalami perubahan.

Hutu ingat ibu pernah berkata bahwa abang sepupu pasti akan menikahi Gabriel.

Haha....

Dalam sejenak, dia sudah memiliki anak yang dilahirkan oleh wanita lain.

Apakah cinta sejati itu benar-benar ada?

"Salam kenal"

Suara wanita yang jernih tiba-tiba berdering dari belakang Hutu .

Hutu melamun sejenak sebelum menoleh ke belakang dan melihat seorang wanita berdiri di sofa di belakangnya dengan sudut bibir terangkat.

Rambutnya yang berwarna abu-abu putih sudah diwarnai menjadi hitam.

Pakaiannya terlihat sangat cantik dan bermartabat, kerutan di wajahnya sudah menyatu, yang tersisa hanyalah yang layak.

Wanita ini terlihat seperti dua orang yang berbeda berbanding dengan malam itu, kali ini dia terlihat cocok dengan paman muda.

Ketidaksenangan hari itu juga menghilang semuanya pada saat ini, wanita ini sudah tidak memiliki kekurangan lagi...

Iya juga, wanita yang bisa disukai Raven mana mungkin bisa buruk?

Hutu menarik nafas dalam sebelum melettakan gelas berisi air yang dia pegang ke atas meja, "Salam kenal"

Wanita itu mengulurkan tangannya, "Kamu adalah Hutu kan? Nama saya adalah Elisa Pical. Kemarin sangat maaf, saya... salah paham kamu dan Raven"

Hati Hutu terasa masam, tetapi ekspresinya terlihat tersenyum, "Salam kenal, itu, kamu duduk dulu, sini ada buah yang bisa makan, dimana paman mudaku?"

Elisa Pical menunjuk ke arah sudut kanan, "Dia bertemu dengan beberapa orang yang mengenalnya, nanti akan datang"

Sambil berkata, Elisa pun duduk di sofa bagian kiri Hutu dengan tegak, dari semua gerakannya bisa dilihat wanita ini benar-benar memiliki etika yang sangat tinggi.

Hanya saja, kalau berpikir tentang Elisa pada malam itu.

Hutu tidak bisa menahan diri dan mengerutkan alisnya, dia merasa kaget.

"Kak Elisa, kamu sudah pulang ya" Sebuah suara yang terkejut berdering, Gwen berlari ke sisi Elisa dan duduk di sampingnya.

Kemudian dia pun memegang tangan Elisa dengan akrab.

Jelas, mereka berdua sangat dekat.

Sejak insiden Gwen menusuk dia dengan pisau, Hutu terus menghindarinya setiap kali mereka bertemu.

"Gwen, sudah lama tidak berjumpa" Sementara Elisa menoleh ke sisi samping untuk menghadap ke Gwem.

"Kak Elisa, dua tahun ini kamu kemana?"

Dua tahun ini lagi, Hutu ingat hari itu Raven jua bertanya begitu kepadanya.

Kedua tangan Hutu saling memegang.

Elisa menggeserkan rambutnya ke belakang telinga, pada saat dia baru saja mau berbicara, sebuah bayangan tubuh yang tinggi pun berjalan kemari dari samping.

"Pa... paman muda" Gwen bersuara. Sejak insiden kemarin, dia merasa agak takut dengan Raven.

Hutu berdiri dan melihat Raven berdiri di samping meja dengan tegak, ekspresinya terlihat tenang, dia sedang menundukkan kepalanya dan menatap ke arah Gwen dan Elisa.

Mungkin karena merasakan tatapannya, Raven pun mengerutkan alisnya dan menoleh ke Hutu .

Pada saat Hutu mengira Raven akan menyapanya, Raven malah menoleh kembali tanpa peduli.

Hutu melamun sejenak, perasaan ini terasa seperti seember air dingin tertuang ke seluruh tubuhnya, dari kepala sampai kaki terasa dingin.

Hati Hutu juga ikut merasa dingin.

Hutu berpikir, dirinya benar-benar telah berpikir banyak, dia bahkan pernah mengira paman mudanya ini memiliki perasaan yang berbeda terhadapnya.

Haha...

Hutu menarik kembali tatapannya dan menenangkan suasana hatinya, kemudian dia berdiri dengan perlahan dan mengangguk kepada Elisa, "Kak Elisa, paman muda, aku turun dulu untuk melihat ibuku"

Hutu mengikuti Gwen memanggil Elisa kakak, tanpa peduli apakah sebutan ini akan membuat hubungan mereka menjadi berantakan.

Hutu juga tidak peduli apakah Raven adalah melihatnya, dia berputar balik badannya dan berjalan ke sisi lain aula dengan tubuh tegak.

Hutu selalu merasa perasaan kehadiran dirinya sangat rendah, jadi sampai kemana pun tidak akan ada yang memperhatikannya.

Jadi, apakah Hutu ada atau tidak sepertinya juga bukan merupakan masalah yang penting.

Setelah berjalan melewati keramaian beberapa saat, Hutu pun berputar balik badannya dan naik ke lantai atas.

Di pagar lantai 2, ibu yang mengenakan cheongsam membelakangi Hutu, usia ibu sudah sekitar 50, tetapi bentuk tubuhnya dirawat dengan baik, tidak ada lemak yang berlebihan di tubuhnya.

"Bu"

Mendengar panggilan anaknya, ibu Hutu menoleh kepadanya, tetapi dia tidak bereaksi, hanya menatap ke Hutu tanpa berkata apa pun.

Tatapan dia ada sedikit kacau, Hutu selalu tidak pandai membaca isi pikiran orang.

Melihat ibu menatap kepadanya, Hutu pun mengigit bibirnya dan merasa agak gugup.

"Bu" Hutu memanggil lagi.

Pada saat itu, ibu baru menarik kembali tatapannya dari Hutu .

"Elisa adalah teman kuliahnya paman muda kamu, dia mempelajari satu jurusan yang sama dengan paman mudamu. Mereka berdua memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi, sama seperti paman mudamu, dia juga memiliki prestasi yang sangat luar biasa di bidang IT. Yang kebetulan adalah, kakek dia juga meupakan teman sekolah kakekmu, dia memiliki latar belakang yang bagus, ayahnya adalah pejabat pemerintah yang sangat berkuasa, ibunya adalah seorang MC yang sangat terkenal, dia adalah satu-satu anaknya dalam keluarganya"

Ibu berkata secara perlahan, setiap kata-katanya membuat hati Hutu terasa semakin tenggelam.

Dari mana wanita ini adalah wanita yang berantakan?

Jelas, wanita ini memiliki latar belakang dan berbagai jenis syarat yang setingkat dengan paman muda.

Malam itu dia masih berkata dia tidak layak bersama dengan Raven.

Jangan berkata tingkat kecerdasannya setingkat dengan Raven dulu.

Hanya berkata tentang latar belakang keluarga saja, cukup bisa berbanding dengan identitas Raven sebagai anak liar.

Kalau dulu, Hutu masih akan merasa mau berjuang tanpa sadar diri, tetapi kata-kata ibu ini langsung menekan hati Hutu yang meragu itu ke dalam dasar lembah.

Hutu menatap ke ibunya untuk waktu yang sangat lama, setelah itu dia pun menundukkan kepalanya. Meskipun dia bukan anak kandung ibu, tetapi ibu sudah mengasuh dia begitu banyak tahun, seharunsya ibu adalah orang di dunia ini yang lebih mengertinya.

Ibu tiba-tiba berkata tentang Elisa, apakah hal itu dikarenakan dia menyadari sesuatu?

Jantung Hutu berdebar dengan kencang, dia merasa agak gelisah.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu