Cantik Terlihat Jelek - Bab 110 Masalah Tiga Tahun Lalu

Dia menegakkan badannya dan berjalan ke arah bayangan itu. Lengannya merasa pegangan yang hangat ketika dia melewati bayangan itu. Badannya menjadi kaku dan dia melepaskan diri dari pegangan orang itu dengan kuat.

"Kakakmu menyuruh aku datang jemput kamu pulang ke rumah" Suara yang tidak asing itu berkata dengan nada tenang. Suara yang tenang itu membuat Tifa merasa seolah-olah semua masalah selama beberapa tahun ini hanyalah sebuah mimpi.

Dia memutar balik badannya dan melirik ke pria itu dengan pandangan menghina. Setelah beberapa tahun tidak ketemu, pria ini berubah menjadi lebih dewasa dan lebih tenang.

"Sepertinya kamu sangat setia dengan kakakku?" Dia tidak pandai dalam berkata seperti ini, jadi kata kata itu terdengar sedikit aneh. Dylan hanya terus melihat dia. Setelah beberapa saat, Dylan tiba tiba mengulurkan tangannya dan memeluk wanita tersebut. Kemudian, memberi dia sebuah ciuman. Tifa merasa sangat kaget dan dia memukul dada pria di depannya dengan kuat. Bau darah memenuhi mulutnya ketika Tifa mengigit bibir pria tersebut dengan kuat . Tetapi, pria ini seperti tidak merasa sakit sama sekali dan terus menciumnya.

"Kamu sudah gila. Banyak orang yang melihat..." Tifa berkata. Pria ini mengangguk dan tangannya turun ke pinggang wanita tersebut. Pria itu berbisik di telinga wanita itu, "Malam ini pergi ke rumahku. Kita sudah beberapa tahun tidak jumpa, aku kangen melakukan ini dengan kamu..."

Setelah berkata, wajah Dylan ditampar dengan kuat. "Jangan pernah menyentuh aku" Wanita itu melepaskan jaket putihnya. Dia sedang memakai baju hitam dan celana jeans, tubuhnya yang memiliki tinggi 1,7 m sangat bagus. Di tambah wajahnya yang cantik, wanita ini membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Dylan merasa marah dan menarik Tifa, memaksa dia masuk ke mobilnya.

Beberapa tahun ini, orang luar hanya tahu Dylan adalah tangan kanan Devan. Tetapi tidak ada yang tahu bahwa Dylan juga merupakan salah satu pemilik saham Ningga Group. Jumlah saham yang dipegang oleh Dylan merupakan jumlah terbanyak setelah Devan. Devan juga tidak pernah merugikan Dylan. Devan memberinya gaji sebesar delapan digit....

Latar belakang keluarga Dylan juga tidak kalah dengan keluarga Devan. Setiap generasi keluarga Dylan adalah pemegang jabatan tinggi di pemerintah. Sampai ke generasi ayah Dylan, baru mulai berkuasa di bagian militer. Tetapi, meskipun keluarga mereka sangat berkuasa, tetapi kekayaan keluarga Dylan tidak sebanyak yang dipikirkan. Ini juga merupakan alasan kenapa Dylan tidak ingin mengikuti langkah keluarganya. Kekuasaan tidak bisa dijadikan nasi. Dylan tidak akan lupa bagaimana dia dan saudara kandungnya bertumbuh. Jadi, meskipun perusahaan luar negeri menawarkan gaji yang tinggi untuk Dylan pada saat dia sedang kuliah di luar negeri, Dylan menolaknya dan memilih untuk mengikuti Devan. Dylan percaya bahwa Devan bisa membawa dia keberuntungan. Beberapa tahun ini membuktikan bahwa pilihan dia adalah pilihan yang benar. Sekarang, tidak hanya memiliki kekayaan yang banyak, Dylan juga memiliki kekuasaan yang tidak bisa diabaikan di Ningga Group. Hanya saja Devan terlalu luar biasa sampai menutupi kecerdasan Dylan saja. Pernah ada yang menyuruh Dylan untuk bekerja secara individu karena Devan hanya menjadikan Dylan sebagai pembantu saja. Tetapi Dylan malah memukul orang itu. Hubungan pertemanan antara Devan dan Dylan tidak akan bisa dihina oleh orang lain.

Dylan melemparkan kemeja yang berada di kursi mobil ke Tifa, "Pakai ini. Lain kali tidak boleh pakai begitu lagi. Kamu mengira kamu sedang jual diri?" Dylan menghidupkan mobil. Tifa meliriknya dengan wajah tidak senang.

"Siapa kamu mengurus hidupku? Kamu jangan lupa, tahun ini kamu memilih kakakku dan sejak itu, kita sudah tidak berhubungan lagi" Tifa mengembangkan bibirnya. Dylan menoleh ke dia dan tiba tiba membelokkan mobilnya ke arah kanan dan menginjak rem.

Dylan kemudian melepaskan sabuk pengamannya dan berputar balik badannya, menekan di atas tubuh Tifa dan menciumnya lagi. Kebersamaan beberapa tahun ini membuat Dylan terlalu jelas dengan area sensitif wanita ini. Jadi, wanita yang masih mendorong dia tadi sudah menjadi lembut seperti air.

"Kita sedang di jalan raya, apakah kamu sudah gila?" Nada suara Tifa jelas sudah lebih lembut.

Dylan tidak peduli dan terus menekannya, dia mengangkat kepalanya dan menatap ke mata Tifa, "Katakan, apakah ada hubungan antara kita berdua?"

Tifa menoleh ke samping, "Tentu saja ada. Mantan pacar"

Mendengar kata kata itu, Dylan melepaskan sabuk pengamannya dan menekan ke tombol yang berada di samping tempat duduk. Kursi yang di duduki Tifa langsung menjadi posisi berbaring.

"Kamu.. kamu mau apa?" Sebodoh apa pun Tifa, juga telah merasakan sesuatu. Meskipun Tifa sudah tinggal di luar negeri lumayan lama dan sudah jelas mengerti budaya sana. Tetapi, sekarang mereka berada di dalam negeri. Banyak mobil yang berada di jalan raya dan pria ini malah membuat hal seperti ini. Tifa merasa agak gugup dan cemas. Tifa mendorong dada Dylan, "Dylan, kamu sedang gila apa? Kita sedang di jalan raya, kamu.."

"Dari luar tidak bisa lihat ke dalam" Dylan memotong kata katanya dan mulai mengigit leher Tifa. Tifa merasa dirinya sudah mau gila. Meskipun dari luar tidak bisa lihat ke dalam, tapi....

Tifa menghalangi tangan Dylan yang bergerak, "Kamu yang memilih untuk kembali ke sini kemarin"

"Iya. Tetapi apakah aku berkata akan meninggalkanmu? Kamu mengabaikan pesan teksku. Aku pergi ke sana mau menjengukmu, kamu malah berpegangan tangan bersama pria lain di sana dan bahkan melepaskan anjingmu. Tifa, apakah kamu manusia?" Dylan berkata di dekat telinganya

"Aku menelponmu dan kamu mengangkatnya. Tetapi aku malah dengar suara kamu sedang berhubungan dengan wanita lain. Bagaimana aku bisa peduli dengan kamu lagi? Aku sudah termasuk baik ketika aku tidak membuat anjingku langsung mengigit kamu" Tidak tahu karena dipengaruh oleh Dylan atau terlalu emosi, wajah Tifa memerah.

Dylan memutar balik badannya dan duduk kembali di kursinya, dia melihat Tifa dengan wajah tidak mengerti. "Sejak kapan kamu menelponku?"

Beberapa tahun ini, meskipun Dylan terkenal sebagai pria yang berpacaran dengan berbagai macam wanita. Tetapi semua orang termasuk Devan pun tidak tahu bahwa Dylan tidak pernah melakukan hal itu lagi sejak dia pulang dari luar negeri...

Dylan berpura pura bersama dengan wanita di depan Devan, bahkan sampai membuka kamar bersama mereka. Tetapi akhirnya, Dylan hanya benar-benar tidur saja di sana. Dylan melakukan ini karena dia takut Devan memberi tahu Tifa. Dylan takut dirinya kalah dengan penampilan yang kasihan...

"Sejak kapan kamu melihat aku berpegangan tangan bersama pria lain?" Tifa menjawab pertanyaannya dengan sebuah pertanyaan lagi. Ekspresi mereka berdua sama sama kaget. Jelas, penyebab masalah sudah ditemukan.

Dylan menghirup sebuah nafas, "Aku akan menjelaskan dulu, setelah pulang ke sini setengah tahun, aku pergi menjenguk kamu. Pada saat itu, seharusnya kamu sedang kerja praktek di rumah sakit. Tetapi aku melihat kamu masuk ke dalam rumah sakit sambil berpegangan tangan bersama satu pria. Setelah itu, aku pergi rumahmu untuk menunggumu, aku mau mendengar penjelasanmu. Tetapi kamu malah melepaskan anjingmu dan hampir menghancurkan wajahku.."

"Giliran kamu yang menjawab pertanyaanku"

Seperti telah mengingat sesuatu, Tifa tertawa, "Setelah putus sekitar tiga bulan, aku telpon kamu suatu malam. Kamu mengangkatnya, tetapi kamu tidak berbicara. Setelah beberapa saat, aku mendengar suara yang seperti kamu sedang berhubungan dengan wanita..."

Dylan berusaha berpikir kejadian yang dikatakan Tifa. Setelah itu, Dylan seperti keingat sesuatu dan menelpon ke Hansen. Hansen mengangkat telponnya dengan cepat, "Halo Tuan Dylan. Ada masalah apa?"

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu