Cantik Terlihat Jelek - Bab 276 Kesepian Di Acara Pernikahan

Di dalam video, Mikasa mengejar mereka turun tangga dengan kaki telanjang dan sepatu hak tinggi di tangannya, dia sedang berlari dari lantai atas ke bawah melewati tangga.

Kemudian penampilan video berganti ke ruang bawah tanah, Mikasa melihat mobilnya pergi dengan tatapan yang pasrah, hal itu membuat hati Gary terasa sakit.

Kemudian Suya berjalan kemari, mereka berbicara dan selanjutnya mereka berdua pun pergi.

"Kalau tidak kamu pergi sekarang? Aku akan jaga di sini, kalau ada masalah aku telepon kamu?"

Dono sudah mengikuti Gary banyak tahun, meskipun hubungan mereka adalah atasan dan bawahan, tetapi karena telah bersama pada waktu yang sangat lama, Dono sangat mengerti terhadap Gary, melihat ekspresi Gary saja dia sudah tahu jelas Gary tidak tega membiarkan Mikasa .

Gary melihat ke pintu ruang operasi dengan tenggorokan bergerak, "Tidak perlu" Sambil berkata, Gary mencari sebuah tempat di sudut dinding dan duduk di sana.

Pada saat acara pernikahan berlanjut sampai setengah, Mikasa mengira masalah hari ini akan berlalu begitu saja.

Tidak menyangka Jessy tiba-tiba berjalan kepadanya, "Kak, kakek suruh kamu mencari dia, katanya ada urusan" Jessy menunjuk ke sudut barat aula acara.

Mikasa mengerutkan alisnya dan berjalan ke arah di mana kakeknya berada.

"Kakek, kamu cari aku?" Meskipun Mikasa tidak begitu menyukai kakek yang mementingkan cucu laki-laki daripada perempuan, Mikasa tetap tidak ingin bertengkar dengan kakek yang sudah tua, jadi dia tetap bertanya dengan sopan.

"Levi dimana? Mengapa hari ini tidak datang?" Kakek Mikasa bertanya dengan suara berat.

Mikasa menjilat bibirnya, "Aku tidak tahu"

"Kakak itu seperti ibu, apakah ada orang yang menjadi ibu seperti kamu?" Mikasa menatap ke kakeknya, ini adalah kedua kali dia berkata kalimat 'kakak itu seperti ibu' kepada Mikasa .

"Aku hanya lebih tua berapa tahun darinya? Seperti ibu? kamu terlalu memandang tinggi aku" Suasana hati Mikasa hari ini memang sudah buruk, ditambah kakeknya begitu, Mikasa merasa sangat sedih, mengapa tidak pernah ada orang yang peduli kepadanya.

"Lalu, mengapa kamu tidak membawa priamu datang hari ini? Paman kedua berkata dia memandang rendah keluarga kita, apakah itu benar?" Ekspresi kakek yang marah itu membuat hati Mikasa semakin tidak enak.

"Kakek, dia memiliki urusan" Mikasa menjawab dengan sabar.

"Ada urusan, apakah Jessy menikah itu tidak termasuk urusan besar?" suara kakek tiba-tiba meninggi.

Mikasa menundukkan kepalanya dan mengomel : "Dia menikah itu urusan besar, kalau begitu dimana kalian ketika ayahku meninggal?" Suara Mikasa sangat ringan, tetapi semua orang di tempat mendengarnya.

"Mikasa, apa maksudmu? Hari ini Jessy menikah, kamu malah berkata kata-kata seperti ini, kamu mau membawa sial kepada siapa?" Istri paman kedua sudah merasa sangat marah ketika melihat Gary tidak datang, sekarang dia berhasil menangkap satu hal ini dan terus meminjam topik untuk marah-marah.

Paman Kedua juga mulai memarahi Mikasa, "Mikasa, aku melihat wajahmu tidak senang sejak kamu masuk, ternyata kamu juga memandang rendah kami, kalau begitu kamu pergi saja, tidak apa-apa, kami tidak akan bersama dengan orang yang tidak pantas"

Selanjutnya, orang yang mengelilingipun semakin ramai, Mikasa dikelilingi mereka dengan suara gosip.

Mikasa menyipitkan matanya, dia mengambil tasnya, "Hari ini adalah hari bahagia, aku tidak ingin bertengkar bersama kalian, aku pergi dulu" Setelah berkata, Mikasa pun berputar balik badannya.

Kemudian Mikasa merasa kehangatan di lengannya, dia menoleh ke Jessy, "Lepaskan tanganmu"

"Kak, kamu bukan tidak tahu orang tuaku, begitu saja, kamu jangan masukkan kata-kata mereka ke hati, sebenarnya, kamu hanya perlu jujur saja kepada kita, orang tuaku bisa hargai kamu kok"

Jujur? Mikasa tidak mengerti, dia berputar balik badannya dan melihat ke Jessy.

"Apa maksudmu?"

Jessy tertawa, "Tidak.... tidak ada maksud apa-apa, aku hanya sembarang berkata, itu, hubungan kamu bersama Gary, sebenarnya kita semua mengerti kok, tidak apa-apa, orang kaya ada dimana-mana, betul?"

Orang kaya?

Mikasa semakin bingung, "Orang kaya apa? Jessy, kamu kalau ingin berkata terus terang saja, tidak perlu begitu" Berkata sampai sini, ekspresi Mikasa sudah tenggelam.

Jessy mengangkat gaunnya yang panjang dan berjalan dua langkah ke Mikasa, kemudian melambaikan tangannya, selanjutnya langsung ada yang mengambilkan tas Jessy kepadanya.

kemudian Jessy mengeluarkan ponselnya dengan santai dan menekan ponselnya, kemudian memberikan ponselnya kepada Mikasa .

Di dalam video ada Gary dan Gisel, tidak tahu mereka sedang berbicara apa, Gary menggeserkan rambut Gisel ke belakang telinganya dan mereka pun saling senyum.

"Benar-benar tidak kebetulan, aku ada satu teman menjadi perawat di rumah sakit itu, kemarin aku beri tahu dia saudaraku menikah dengan direktur perusahaan Panama, tetapi dia mengirim ini kepadaku, katanya......" Jessy berhenti sejenak sebelum lanjut berkata, "Katanya di kontak keluarga wanita itu, Gary tertulis sebagai suaminya, kalau dia adalah suaminya, kamu adalah siapanya?"

Awalnya Mikasa masih tidak merasakan apa-apa, mendengar sampai sini, wajahnya langsung tenggelam, "Itu adalah adik sepupu Gary, kamu sembarang berkata apa?"

"Saudara? Mikasa, kamu benar-benar bodoh, aku dengar wanita itu menjalani operasi dan semua itu di tanda tangani oleh Direktur Gary, saudara tanda tangan surat persetujuan operasi, sedikit tidak logis kan?"

Mikasa melihat ke Jessy, akhirnya dia memilih untuk diam, Gary tidak menghadiri acara hari ini, bagaimana Mikasa menjelaskan kepada mereka pun tidak akan berguna.

"Aku tidak menganggu kamu lagi, aku pergi dulu"

"Lihat tidak, aku sudah berkata dari kemarin, bos besar seperti Gary mana mungkin bisa berminat dengannya"

"Benar, pria itu memilih di rumah sakit tidak mau menemani dia hadiri acara pernikahan saudaranya, kalau Gary benar-benar adalah suamninya dan benar-benar mencintainya, mana mungkin dia begitu?"

Mikasa tidak ingin dengar, tetapi suara gosip tetap memasuki telinganya.

Berjalan sampai aula hotel, Mikasa menundukkan kepalanya, otaknya terus berpikir tentang adegan di dalam video tadi.

"Ah...." Tiba-tiba, Mikasa menabrak seseorang.

Dia mengangkat kepalanya dan melihat Clover, "Clover......."

Clover melihat Mikasa dari atas ke bawah, kemudian menutupi mulutnya degan kaget : "Kakak ipar?"

Mikasa mengangguk, dia ingat kemarin dia juga bertemu dengan Clover di sini.

"Kakak ipar, riasan kamu sangat cantik"

Clover memegang tangan Simon, "Simon, ini Tante, cepat panggil!"

Simon mengangguk kepada Mikasa, "Tante"

Mikasa menepuk bahu Simon, "Sudah beberapa lama tidak berjumpa, Simon menjadi semakin ganteng"

Simon menjilat bibirnya dan tersenyum dengan sopan.

"Kakak ipar, kamu itu...." Clover menunjuk ke riasan Mikasa .

Mikasa menjilat bibirnya, "Hari ini saudaraku menikah"

"Saudara menikah, kalau begitu.... mengapa kamu sendirian? Kakakku dimana?"

Mikasa merasa masih baik-baik saja kalau Clover tidak bertanya, pertanyaan Clover itu membuat perasaan yang Mikasa berusaha tahan dari tadi terlepas, mata Mikasa memerah dan dia menundukkan kepalanya, "Dia... dia ada urusan, tidak bisa datang"

Sebenarnya Mikasa bukan wanita yang suka berbicara di belakang orang, kemarin dia bisa berkata seperti itu di depan Gary itu karena dia takut dia akan kehilangan Gary.

Pegangan Mikasa di tasnya pun mengerat, jelas, emosi dia ada sesuatu yang salah.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu