Cantik Terlihat Jelek - Bab 765 Keluarga Rimpon Bermasalah, Penggemar Fisi

“Rico.”

Rico? Fisi menggaruk-garuk rambut, tertegun beberapa saat sebelum teringat sepertinya memang ada nama seperti itu di dalam ingatannya. Dia merespon tanpa menaruh perhatian "Oh".

“Aku dengar dia lumayan sukses sekarang. Setelah pulang dari luar negeri, banyak perusahaan yang berebutan untuk mempekerjakannya!” Mimi memasang ekspresi berlebihan.

“Oh!” Fisi tidak begitu tertarik.

Selain Kenbo, semua pria bagai awan mengambang di matanya.

Satu-satunya kesan Fisi terhadap orang ini adalah dia pernah terlambat karena Kenbo, orang ini membantunya meminta izin saat guru sedang absen.

Orang itu sepertinya adalah teman satu sekolah saat SMA.

"Dia bilang dia sudah lama mencari kontakmu. Sepertinya dia memiliki urusan. Kemarin dia menanyakan kontakmu padaku, aku tidak berani memberitahunya tanpa persetujuanmu.”

"Bagaimana kalau kamu pergi menemuinya saja? Mungkin kamu bisa mencoba menjalin hubungan dengan orang lain. Jika hubunganmu dan Kenbo tidak jadi, kamu masih punya pilihan lain. Bagaimana menurutmu?"

"Mengapa kamu harus bergantung pada satu pohon!"

Fisi menggoyangkan cangkir teh, melihat ekspresi antusias Mimi. Fisi tahu maksud lain yang tersirat dalam kata-kata Mimi.

Dia membuka mulut, memasukkan sepotong biskuit ke mulut Mimi.

"Omonganmu jauh lebih banyak dari dulu, hm?"

Mimi memegang tangan Fisi dan berkata "Aku menjalani hidup dengan sangat bahagia, aku berharap kamu bisa bahagia juga."

“Aku tidak mau pergi!” Fisi menolak secara langsung.

Fisi yakin dan percaya kebahagiaannya hanya bisa diberikan oleh Kenbo.

"Benar-benar tidak mau pergi? Jika kamu tidak pergi, besok aku akan kesepian tanpa teman."

Sambil bicara, Mimi mengelus perutnya "Selama hamil, aku sudah hampir gila karena dikurung di rumah. Padahal aku ingin keluar untuk bersantai. Ya sudah, karena kamu tidak pergi, aku juga tidak pergi."

Fisi tertawa kecil, berdiri "Ayo, bumil. Kita pergi jalan-jalan."

Mimi bangkit, mengenakan mantel, menggandeng tangan Fisi dan mengayunkannya.

"Ayolah, temani aku pergi, oke? Aku sudah berjanji padanya, terlalu menyedihkan jika aku pergi sendirian, aku khawatir aku akan digertak mereka."

Fisi merasa dirinya merinding, mengerutkan kening sambil memandang Mimi.

"Apakah semua wanita yang sudah menikah akan menjadi sepertimu? Aku ingat dulunya kamu adalah sosok berkarakter pahlawan wanita. Makanan apa yang diberi Aderlan padamu?"

Mimi membatuk ringan, tidak menjawab pertanyaan Fisi, sebaliknya hanya menggigit bibir bawah sambil memohon Fisi "Temani aku, oke? Lagian, lihat sudah berapa lama dirimu tidak berinteraksi dengan orang luar."

Melihat Mimi tidak akan menyerah selama dirinya tidak menganggukkan kepala, Fisi menarik napas dalam-dalam. Dia jelas mengetahui bahwa ini adalah jebakan Mimi, tetapi dia masih saja terjebak.

Fisi mengangguk "Oke, oke. Pergi!"

"Kalau begitu, ayo kita beli baju? Lihat, kamu selalu memakai baju olahraga, sweater dan denim setiap hari. Adakah penampilanmu yang terlihat seperti orang dari industri hiburan?"

Fisi tertawa "Aku berasal dari industri hiburan mana? Aku hanya melayani orang-orang, oke?"

Mendengar itu, ekspresi Mimi agak membeku, langkah kaki terhenti, berbalik untuk berhadapan dengan Fisi, berkata dengan wajah serius:

"Fisi, pernahkah kamu mempertimbangkan untuk kembali ke profesi awalmu? Sayang sekali kamu meninggalkan profesimu itu. Terlebih lagi, kamu dan Kenbo baru akan berinteraksi pada tingkat hidup yang sama setelah kamu meninggalkan industri sekarang ini. Ini juga akan menguntungkan masa depan kalian."

Fisi membantu Mimi mendorong pintu kaca yang berat. Keraguan sekilas melintasi benak Fisi. Dia sebenarnya telah lama memikirkan hal ini, dia sudah memikirkannya saat dia pulang ke sini pada saat itu.

Kompensasi yang diberikan Devita sebenarnya tidak cukup untuk menggerakkannya.

Dia suka uang, tapi dia tidak haus akan uang. Uang yang ditabungnya selama bertahun-tahun ini sudah cukup baginya.

Dia hanya tidak bisa melepaskan kekhawatirannya terhadap Kenbo.

Dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Kenbo bertemu dengan asisten seperti Fefe ?

“Nanti saja!” Fisi tersenyum, menghindari tatapan Mimi.

Mimi lumayan mengenal sifat Fisi. Jadi, dia tidak lagi bertanya setelah melihat reaksi Fisi seperti ini.

Di pusat perbelanjaan, Mimi membawa Fisi mencoba banyak pakaian. Fisi berkulit putih, sehingga kelihatan bagus dalam berbagai jenis pakaian.

Fisi jarang memakai pakaian seperti ini. Ketika melihat dirinya yang tampil berbeda-beda di cermin, dia merasa amat takjub.

Namun, dia pernah menemani Devita ke tempat ini beberapa kali. Dia tahu bahwa harga pakaian di sini tidak murah. Di dalam ruang ganti, dia mengintip label harga. Pada akhirnya, dia memilih jumpsuit denim dengan harga termurah.

Jumpsuit tersebut berdesain pinggang tinggi sehingga membuat sosoknya terlihat tinggi.

"Kamu seharusnya banyak berdandan. Lihat pakaian ini, kamu terlihat cantik dengannya!"

Mimi mengelus perutnya sambil memuji Fisi.

Meskipun Fisi tidak termasuk wanita yang sangat cantik, tetapi kulitnya cerah, kontur wajahnya rapi, hanya perlu sedikit didandan, dia sudah dapat menjadi wanita cantik di antara orang biasa.

"Kalau begitu, beli yang ini saja! Aku paling suka yang ini."

Fisi menunjuk jumpsuit di tubuhnya.

Bagaimana mungkin Mimi tidak mengetahui isi pikiran Fisi, mereka berdua merupakan orang yang pernah mengalami masa terpuruk. Jadi, Mimi tidak memaksanya, mengangguk.

"Boleh, ini juga bagus. Kamu terlihat lebih muda saat mengenakan ini, seperti mahasiswa."

Fisi tersenyum dingin.

Setelah bayar, Fisi dan Mimi pun meninggalkan toko tersebut.

Saat turun dari lift, Fisi melamun sambil menilik tas. Lebih tepatnya, dia melamun sambil menatap kartu di dalam tas.

“Kamu kenapa?”

Fisi mengelus kening, mengeluarkan kartu dari tas "Kartu yang tadi aku pakai adalah kartu Kenbo.”

“Lalu?” Mimi membuat ekspresi berlebihan.

"Kartu ini terlihat sama seperti kartuku, kata sandinya juga sama."

Oleh karena itu, tadinya Fisi mengeluarkan kartu dan langsung menggunakannya tanpa menyadarinya.

Keluarga Rimpon yang sekarang sedang ramai dan banyak masalah.

Berbagai macam orang memenuhi ruang tamu yang luas, semuanya berparas muram.

Tiga belas perusahaan di bawah pimpinan Rio berkecimpung dalam bidang yang berbeda-beda, tapi semuanya sama-sama terjebak dalam tingkat krisis ekonomi yang berbeda-beda. Semua orang-orang ini datang untuk membahas tindakan penanganan.

Ada manajer krisis, pengacara, departemen hukum dan beberapa pemegang saham veteran.

Kenbo setengah bersandar di tiang sudut ruang tamu, tidak begitu diperhatikan orang-orang.

Pada saat ini, dia telah menanggalkan aura selebritas populer. Dia hadir di sini hanya untuk mendukung Rio karena telah diberi keuntungan.

Oleh karena itu, tidak ada orang yang memperhatikannya.

Kecuali Della yang riasan mukanya kacau balau, duduk di lantai samping Kenbo sambil memeluk lutut, terisak-isak

"Kak Kenbo, apakah ada orang yang sengaja menentang kita dari belakang? Perusahaan ayah muncul masalah, aku juga ikut bermasalah."

Della melakukan banyak hal keterlaluan yang tidak bermoral, sekarang hal-hal itu terekspos satu demi satu. Citranya sebagai gadis suci runtuh, penonton berteriak bahwa mereka telah ditipu. Popularitasnya turun drastis. Kontrak periklanan dan perfilman dibatalkan semua.

Oleh karena itu, Della sangat tidak berdaya dan ingin memanfaatkan skandal bersama Kenbo untuk mengembalikan keadaan.

Della awalnya berpikir Kenbo akan menolak. Tidak sangka Kenbo malah setuju dan sangat kooperatif.

Ayah berkata bahwa Kenbo adalah orang yang memandang tinggi sebuah hubungan. Della sangat bersyukur.

Namun, orang di balik layar tampaknya ingin mendesak mereka sampai mati. Orang itu sepertinya sangat kuat sehingga dapat menyogok begitu banyak media terkenal dalam waktu semalam, mencegah berita dirilis dan menyembunyikan beritanya dengan Kenbo.

Sangat jelas bahwa orang itu ingin membuntukan jalan Della.

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu