Cantik Terlihat Jelek - Bab 247 Siapa Wanita Yang Berada Di Pelukannya?

"Tidak perlu memohon, kamu cukup bicara saja." selesai berbicara, Mikasa menoleh dan menatap Gary.

"Jika nanti setelah ingatanmu sudah kembali dan kamu mengingat sesuatu, kamu boleh memukulku, memakiku, dan juga marah kepadaku, tetapi bisakah kamu jangan meninggalkanku?"

Mikasa mengerutkan alisnya, "Saat mendengarmu berkata seperti ini, kenapa aku merasa sepertinya kamu dulu sudah melakukan kesalahan terhadapku? kebetulan aku amnesia, jadi melupakannya?" setelah terdiam sebentar, dia membelalakkan matanya, "Apakah kamu pernah berselingkuh?"

Gary mencubit pipinya yang memiliki banyak daging, "Memangnya kamu tidak bisa berpikir sedikit lebih baik tentangku?"

"Tidak selingkuh? Jika tidak selingkuh maka hal yang lainnya adalah hal kecil."

Melihat dia tertawa dengan polosnya, Gary seketika tidak tahu harus berkata apa, dia benar-benar tidak tahu kalau sifatnya yang seperti ini sebenarnya bisa dibilang baik atau buruk?

Tetapi, ada satu hal yang bisa dia pastikan, bukan hanya dia saja yang akan menyukai Mikasanya, ada orang lain yang juga akan menginginkannya, begitu dia berpikir tentang hal itu, dia merasa sedikit takut, dia takut jika suatu hari nanti ingatan Mikasa sudah kembali, maka dia akan meninggalkannya.

"Gambar desainmu sudah mau dikirim untuk diperiksa, beberapa hari ini mungkin kamu harus bekerja sedikit keras." saat mereka sampai di lantai bawah perusahaan, Gary berkata terhadap Mikasa.

"Emm, sore ini aku akan mengecek sekali lagi semua detail kecilnya, jika tidak ada masalah, aku akan menyerahkannya kepadamu sebelum pulang kerja."

Gary mengangguk, "Baiklah."

Setelah sampai di kantor, Mikasa memperbaiki desainnya yang dulu, dia memeras otak untuk melakukan yang terbaik di setiap bagian desainnya, ini adalah karya pertamanya, meskipun dia tidak ingin terkenal karena mengandalkan ini, tetapi dia tidak ingin mengecewakan Gary.

Karena sibuk seharian, waktu berlalu dengan sangat cepat, setelah Mikasa memperbaikinya, dia melihat ke sekelilingnya, tidak tahu sejak kapan orang-orang di kantor sudah pulang semua.

"Gary, aku ada sedikit masalah, malam ini aku tidak bisa menemanimu makan malam." dia mengirimkan chat kepada Gary, dia berencana setelah menyelesaikan semuanya, baru pergi makan, chatnya masih tidak ada balasan, dia juga sibuk, sehingga dia tidak mempedulikannya.

"Mikasa, kenapa hari ini masih belum pulang?" Manager adalah seseorang yang gila kerja, setiap kali bisa dibilang kalau dia adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor, hari ini dia melihat Mikasa masih berada di sana, dia merasa sedikit terkejut.

Mikasa sangat menghormatinya, dia bangkit berdiri, "Aku harus menyelesaikan desainnya hari ini, setelah ini selesai, aku akan segera pulang."

Dia duduk kembali, setelah dia dengan seksama memeriksa desainnya sekali lagi, waktu sudah menunjukkan jam 8 lebih.

Saat dia melihat ponselnya, Gary tetap tidak membalas chatnya.

Setelah berpikir sebentar, dia bangkit berdiri dan mengambil tasnya beserta map yang berisi desainnya, setelah itu dia langsung menuju ke depan lift.

Karena akhir-akhir ini dia sering mengunjungi ruangan presdir, jadi Mikasa tidak mengetuk pintunya sama sekali.

Dia ingin memberikan Gary sebuah kejutan, jadi dia mendorong pintu dengan sangat sangat pelan, hanya saja adegan yang terlihat di depannya saat ini malah membuat darah di tubuh Mikasa mengalir dari bawah ke atas.

Adegan yang terpampang di depannya saat ini adalah Gary yang sedang keluar dari dalam kamar tidur sambil memeluk seorang wanita, lengan ramping wanita itu melingkari lehernya, tidak tahu apa yang mereka berdua katakan, kepala wanita itu terkubur di dalam pelukan Gary, dia juga tertawa terkekeh-kekeh.

Mikasa melepaskan pegangan pintu dan melangkah mundur dengan perlahan-lahan, karena tidak hati-hati, dia tersandung dan jatuh ke atas lantai, dia terus memberitahu dirinya sendiri, mungkin saja ini hanya salah paham, hanya salah paham.....

Tetapi, pria yang dia panggil suami itu sedang memeluk seorang wanita seperti itu, tidak peduli untuk alasan apapun, dia tetap tidak bisa menerimanya.

Dia berpegangan kepada lantai yang dingin lalu perlahan-lahan bangkit berdiri dan berdiri di depan pintu, dia ingin masuk dan memukul mereka, dia juga ingin masuk dan bertanya kepada Gary, siapa wanita itu? Kenapa dia bisa keluar dari dalam kamarnya, kenapa dia harus memeluknya seperti itu?

Tetapi akhirnya dia merasa sangat takut, dia hanya membungkuk dan menyelipkan desainnya dari bawah pintu ke dalam ruangannya.

Setelah itu dia berbalik dan berlari ke lift.

Dia tidak pulang ke rumah, dia berdiri di jalan yang penuh dengan orang yang sedang berlalu-lalang, benaknya tiba-tiba terasa kosong.

Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan? dia selalu mengira kalau dirinya berani mencintai juga berani membenci, tetapi hari ini dia tidak berani bertanya kepada Gary siapa wanita itu sebenarnya?

Hanya dilihat dari samping saja, dia sudah bisa melihat kalau wanita itu amat sangat cantik sampai bisa membuat orang yang melihatnya menahan napas, tubuh wanita itu, bahkan meskipun dipeluk oleh Gary, tetap dapat terlihat kalau tubuhnya benar-benar sangat indah.

Sedangkan dirinya, apa yang dia punya?

Dia tidak tahu kenapa Gary bisa menikahi orang seperti dirinya, dia benar-benar tidak mempunyai ingatan tentang masa lalu mereka berdua.

Dia duduk di halte bus, lalu mengikuti kerumunan orang yang naik bus, lalu turun bus, selanjutnya naik lagi, turun lagi.....

Saat dia melihat bangunan-bangunan asing di depannya, Mikasa baru menyadari kalau dirinya sudah sampai di satu tempat yang tidak dikenalnya.

Arsitektur di sini sangat berseni, setiap bangunan memiliki karateristik tersendiri, tidak ada tempat ini di dalam ingatannya.

"Nona, apakah anda ingin bermalam di sini?" bibi yang berada di pinggir jalan bertanya dengan ramah kepadanya.

Dia tanpa sadar meraba kantung celananya yang kosong.....dia menggeleng.

Dia tidak punya uang, bukan hanya saat ini saja, tetapi dia memang tidak punya uang, jika dia mengatakan hal ini kepada orang lain, tidak akan ada yang percaya kepadanya, semenjak ingatannya hilang, dia sudah menyadari kalau dia ternyata tidak memiliki uang, selain beberapa uang logam yang berada di tasnya, dia tidak memiliki uang sepeserpun.

Namun, karena dia merasa dia setiap hari makan dan minum gratis dengan Gary, jadi dia tidak pernah berpikir kalau dia membutuhkan uang, dia juga tidak pernah mengatakannya kepada Gary, terlebih mengatakannya kepada Suya.

Mereka pasti juga tidak pernah berpikir tentang hal ini, juga tidak ada orang yang pernah bertanya kepadanya.

Kemudian Mikasa tahu mengenai OVO dan Gopay dari teman kantornya, dia sengaja memeriksanya, setelah itu dia menyadari kalau bahkan di dalam OVO dan Gopaynya juga hanya ada beberapa juta rupiah saja.

Dengan usianya ini, jika dipikirkan menurut akal sehat, biar bagaimanapun, dia sudah bekerja selama beberapa tahun, dia tidak mengerti kenapa dia bisa tidak mempunyai uang.

Dia mengeluarkan ponsel lalu mengaktifkannya, dia ingin menelepon Suya, saat dia melihat baterai ponselnya, hanya tersisa 1%, sebelum dia sempat menelepon, ponselnya sudah mati kembali, seketika dia menyadari kalau masalahnya saat ini cukup serius.

Sepertinya ini adalah pinggiran kota, suhu malam ini sedikit rendah, dia memakai jaket denim, di dalamnya dia memakai kaos putih dan celana santai, sebelumnya benaknya dipenuhi dengan persoalan Gary dan wanita itu, jadi dia tidak menyadari betapa dinginnya malam ini, saat ini begitu perhatiannya terpecah, dia langsung disergap oleh rasa dingin.

Dia melihat jalanan, para pejalan kaki sudah sangat jarang.

Dia mengerutkan alisnya dan berpikir, apa yang harus dia lakukan selanjutnya?

Di tempat yang lain

"Kak, apakah kamu bisa menggendongku ke atas kursi roda? Aku akan membaca buku di sampingmu, setelah pekerjaanmu selesai, aku baru pulang bersama denganmu." Gisel membereskan mangkuk yang ada di atas meja, lalu menatap Gary dan berkata kepadanya.

Gary mengangguk, dia menghampiri Gisel lalu menggendongnya ke atas kursi roda, lalu memberikan buku yang ada di atas meja kepadanya.

"Kak, maafkan aku, aku tahu kalau kamu sedang sibuk, tetapi aku masih saja kemari dan merepotkanmu." Gisel berkata, dia menundukkan kepalanya dengan sangat dalam.

"Dasar bodoh, masih saja berkata seperti itu terhadap kakak, kamu tunggu sebentar, setelah selesai kerja, aku akan mengantarmu pulang ke rumah, aku dengar dari ayahmu kalau kali ini kamu datang untuk magang, benar tidak? Untuk sementara ini kamu tinggal di rumah kakak dulu saja, kakak iparmu sangat pintar memasak, nanti....."

"Kakak ipar?" Buku yang berada di tangan Gisel terjatuh ke lantai.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu