Cantik Terlihat Jelek - Bab 508 Pria Yang Memiliki Nafsu Di Bidang Tertentu

"Aku.... aku ingin memberikan kejutan kepadanya, kalau dia melihatku datang mencarinya saat tengah malam, apakah dia akan terharu sampai menangis?"

Melihat pipi Nini yang memerah, Hutu mengerutkan alisnya, ini adalah alasan mengapa dia tidak suka membaca novel romantis, paling tidak otaknya tidak akan berpikir tentang adegan romantis seperti ini.

"Dia tinggal sendiri?"

"Iya, aku mencari tahu dari abangku, dia sedang bekerja di daerah A sambil menulis novel, dia merantau di sini dengan susah"

Tatapan Nini memiliki perasaan sakit hati yang tidak bisa disembunyikan.

Hutu menggelengkan kepalanya sebelum memasukkan sekeping cemilan ke dalam mulutnya, menatap ke luar jendela, Hutu pun berkata lagi : "Apakah abangmu mengetahui masalahmu dan dia?"

Nini menggelengkan kepalanya, "Abangku paling tidak setuju kalau aku menikah ke luar daerah, kalau dia tahu, aku pasti dimarahi olehnya"

Setelah berkata, Nini mulai makan lagi.

Menikah ke luar daerah? Hutu melamun sejenak, "Nini, aku juga tidak setuju kamu menikah kelaur daerah"

Nini menjawab, "Tidak setuju pun tidak ada gunanya!" Setelah itu Nini mengeluarkan cerminnya dan mulai berdandan.

Kedua orang itu tiba di Daerah A pada jam 11.46.

Mereka menaiki sebuah taksi dan menuju ke tempat tinggal pacar Nini yang bernama Zhou Qian, karena lokasinya agak jauh, mereka tiba pada jam 1.30.

Melihat perumahan lama dan kuno di depannya, Hutu menoleh ke Nini secara refleks, jelas, Nini juga merasa agak kaget.

Ini adalah perbedaan adegan di novel dan realitas, di mana ada begitu banyak pria tampan yang kaya, di mana ada begitu banyak adegan romantis.

Mereka sudah mengelilingi perumahan selama dua putaran dan akhirnya berhasil mencari 'kompleks kekayaan' yang dikatakan oleh Zhou Qian.

Hutu berpikir mungkin perumahan ini juga pernah kaya, makanya nama perumahannya bisa begitu.

Tangga perumahan itu ditempel oleh berbagai macam brosur, bahkan sebuah lampu induksi saja tidak ada, Hutu batuk sejenak, melihat lampu tidak bereaksi, mereka baru mengeluarkan ponselnya dan menyalakan lampu senter.

Sejak masuk ke sini, Nini tidak berkata apa pun, perasaan tidak sabar di kereta tadi pun sudah dipadamkan oleh realitas.

Mereka berdua naik ke lantai atas dalam keadaan sesak.

"Hutu, kamu... kamu bantu aku mengetuk pintu, aku akan sembunyi di belakangmu"

Nini menjadi semangat lagi, dia menarik Hutu sambil meminta tolong.

Hutu mengangguk dan berdiri dengan tegak sebelum mengetuk ke pintu yang sudah berkarat.

Suara ketukan pintu besi berdering dengan keras di koridor yang sunyi ini.

Hanya saja, setelah mengetuk beberapa kali, tidak ada yang membukakan pintu.

Hutu menarik nafas, pada saat dia mau mengetuk pintu lagi, pintu pun terbuka dari dalam.

Seorang pria beramput pendek memakai kacamata berjalan keluar sambil menguap, orang itu adalah Zhou Qian.

Hanya saja......

Ketika melihat Nini yang bersembunyi di belakang Hutu, ekspresi Zhou Qian langsung hilang dan dia langsung menutup pintu dengan kuat.

Seolah-olah berjumpa dengan hantu, Zhou Qian bahkan tidak berkata satu kata.

Selanjutnya, mau bagaimana mereka mengetuk pintu, Zhou Qian pun tidak membukakan pintu lagi.

Setelah ada yang mengeluh dari lantai bawah, Hutu langsung menarik Nini meninggalkan tempat itu.

Duduk di atas bangku yang terlihat cacat dan lama, Nini terus menangis, bisa dilihat dia benar-benar sangat menyukai Zhou Qian kemarin.

Hutu melihat ke jam nya, sekarang sudah hampir jam 3 subuh.

Mau pergi menginap di hotel, tetapi, mereka tidak tahu daerah sini, sementara perumahan ini terletak di tempat yang terpencil, Hutu benar-benar tidak memiliki keberanian itu.

"Nini, jangan menangis dulu, kita cari tempat untuk menginap dulu" Hutu mencoba untuk bertanya, siapa tahu setelah mendengar kata-kata Hutu, Nini yang awalnya sudah mau berhenti menangis pun mulai menangis lagi dengan suara besar.

Hutu berdiri dan melihat ke sekeliling, seekor kucing liar tiba-tiba loncat keluar dari rumput-rumput, mereka yang terkejut pun langsung berpelukan.

Hutu yang bersikap tenang tahu tidak boleh begitu terus, terlambat sudah, kalau benar-benar terjadi sesuatu, tidak akan ada yang bisa menolongnya.

Hutu mengeluarkan ponselnya dan melihat ke kontaknya, hanya satu nama yang muncul di otaknya, Raven.

Raven berkata dia akan kembali ke Ciput, apakah mungkin di daerah A?

Setelah setengah jam, Nini sudah berhenti menangis, dia bersandar di bahu Hutu dengan ekspresi yang jelas sudah tidak dalam kondisi yang sedang baik.

Setelah itu, Hutu memutuskan untuk menelepon Raven.

Yang mengagetkan adalah Raven mengangkat telepon setelah berdering tiga kali, "Halo......" Suaranya terdengar agak serak, bisa didengar dia sudah tidur.

"Paman............"

Tiba-tiba, Hutu bahkan merasa ingin menangis, dia berusha menahan air mata dan berkata, "Paman, kamu sekarang di daerah A atau daerah Ciput?" Tanpa menunggu Raven menjawab, Hutu langsung berkata lagi.

Terdengar suara pasir sebelum Raven berkata.

"Apa yang terjadi? Kamu dimana?"

Hutu melihat ke sekeliling, di bawah cahaya lampu yang redup dia melihat kata 'kompleks Wu He'

Hutu mengigit bibirnya,

"Aku... aku sekarang berada di Daerah A bagian kompleks Wuhe, aku... aku menemani temanku datang mencari orang, tetapi orang itu tidak mau bertemu dengannya, jadi kami, kami... sekarang berada di tengah jalan, tidak tahu harus kemana"

Karena ketakutan, Hutu pun tidak bisa berkata dengan lancar, di bawah cuaca yang dingin ini dia bahkan keringatan.

Raven yang merasa agak sesak menarik nafas, "Kamu melihat dulu apakah ada toko 24 jam di sekitarmu, kalau ada kamu tunggu di sana saja, kemudian segera kirim alamatmu kepadaku"

Raven tidak bertanya Hutu mengapa berada di daerah A, hal ini membuat Hutu menghela nafas lega, dia mematikan telepon dan mengirim alamat kepada Raven, hanya saja, setelah mengirim ponsel Hutu pun menjadi non aktif.

Hutu menginjak lantai dengan kuat, alisnya mengerut dan kemudian dia pun menarik Nini berjalan ke arah gang keluar, di sekitar sini tidak ada toko apa pun.

Malahan jalan yang mereka jalan menjadi semakin gelap, kedua orang itu pun merasa semakin takut.

Setelah itu, akhirnya mereka melihat sebuah tempat yang memiliki lampu, setelah berjalan agak dekat, mereka menyadari tempat itu adalah tempat menjual barang seks, melihat ke tempat itu, Hutu pun mulai menangis.

Mendengar suara tangisan Hutu, Nini yang awalnya sudah tidak menangis lagi pun ikut menangis lagi, dua gadis saling berpelukan dan menangis di tengah jalan saat tengah malam, melihat dari sisi manapun membuat orang merasa aneh.

Meskipun mengetahui tempat itu adalah tempat apa, Hutu tetap tidak berani berjalan ke tempat lain, paling tidak tempat ini memiliki lampu..........

Tetapi, Hutu tidak tahu, di tempat ini tidak hanya memiliki lampu, tetapi pria yang memiliki nafsu di bidang tertentu pun berada di sini.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu