Cantik Terlihat Jelek - Bab 196 Apa itu Memberi Jatah ?

"Apakah kamu lihat tadi? Masih berkata Direktur kita ada sesuatu bersama Direktur Yu itu, kalian lihat Direktur kita begitu sayang kepada Direktur Clover, kalian..... benar-benar salah kali ini!"

"Direktur Clover benar-benar beruntung"

Sampai ke sisi mobil, Devan pun tetap tidak melepaskan tangan Clover.

Tetapi, Clover malah membuka pintu bagian belakang mobil ketika Devan membuka pintu pengemudi.

"Di dalam mobil ada aura cemburu" Setelah menghidupkan mobil, Devan berkata.

Clover mengeluarkan sebuah hembusan dingin dan menoleh ke luar jendela.

Setelah itu, Devan membelok ke arah kanan dan parkir di tepi jalan.

Devan turun dari mobil dan masuk ke bagian belakang mobil.

Dia memeluk bahu Clover dan menatap ke matanya, "Katakan, apa yang membuat kamu merasa marah, jangan terus disimpan di dalam hati"

Pertanyaan Devan itu membuat air mata Clover langsung mengalir, awalnya dia tidak memiliki maksud untuk memberi tahu Devan, tetapi akhirnya dia bersuara : "Devan, apakah kamu sudah tidak menyukai aku lagi?"

Alis Devan mengerut dan ekspresinya tenggelam, "Tidak menyukai kamu, aku sibuk mencintai kamu, dari mana tidak sukanya?"

"Kamu bohong, pasti karena kamu sudah dikelilingi banyak wanita cantik pada saat pagi hari, jadi, kamu merasa bosan dan tidak mau menyentuh aku lagi pada saat malam hari" Semakin berkata, suara Clover menjadi semakin kecil.

Clover sudah berpikir tentang ini banyak hari, dia merasa dirinya bisa gila kalau tidak memberi tahu Devan sekarang.

Tangan Devan yang berada di bahu Clover jelas bergetar sejenak.

Devan melihat ke tanggal di jam tangannya, Tifa berkata tidak boleh melakukan hubungan suami istri paling tidak selama 2 bulan, masih sisa satu hari, seharusnya tidak masalah?

Devan tidak ingin begitu buru-buru, demi Clover, jangankan dua bulan, dua tahun saja dia bisa menahan.

Tetapi, Clover sudah begitu sedih, kalau Devan tidak beraksi lagi dia takut Clover akan sembarang berpikir.

Devan mencium bibir Clover dan berbisik di telinganya : "Dokter berkata, tubuhmu perlu perawatan yang baik, aku takut kamu terlalu lelah makanya aku tahan, aku tidak berani sentuh kamu karena..... kalau sentuh, aku tidak bisa tidur dan harus mandi air dingin, kamu benar-benar tidak punya hati nurani, bagaimana kamu bisa meragukan aku?"

Setelah itu, Devan mengigit bibir Clover sebagai hukuman sebelum berkata lagi : "Kamu..... mau?"

Clover melamun sejenak dan hatinya merasa bahagia, dia tidak menyangka Devan melakukan itu demi kebaikannya.

Clover mengangguk dan kemudian menggelengkan kepala, dia mendorong Devan, "Kamu... kamu kenapa tidak memberi tahu aku? Apakah kamu tahu seberapa sedih aku tiap hari selama satu bulan ini?"

Clover juga merasa menyesal mengapa tidak bertanya kepada Devan lebih awal.

Devan menghirup sebuah nafas, "Aku mengira kamu tidak apa-apa, biasanya.... biasanya tiap kali bersamamu....., bukannya kamu terus menolak?" Setelah itu, Devan menundukkan kepalanya : "Aku malah mengira kamu merasa senang karena aku tidak melakukannya?"

Melihat wajah sedih Devan, Clover tertawa dan melingkari leher Devan. "Aku tahu dengan tubuhku sendiri, mengapa kamu tidak bertanya aku saja? Kalau.... aku bilang bisa, berarti bisa!"

Setelah itu, Clover melihat mata Devan memerah, dia menelan air liurnya dan melepaskan Devan, "Itu, aku sudah lapar"

Devan memejamkan matanya dan menarik tangan Clover, "Kamu rasakan sendiri? Apakah aku masih mencintaimu?"

Tangan Clover menyentuh sesuatu yang keras, wajahnya memerah, "Kamu.....kamu tidak tahu malu!"

Setelah itu, Clover turun dari mobil dan duduk ke samping tempat duduk pengemudi, sudut mulutnya terangkat dengan cantik, Clover merasa sedikit menyesal dengan sikap dirinya.

Setelah beberapa menit, Devan baru kembali ke tempat pengemudi, dia melihat Clover dengan alis mengerut, tetapi sudut mulutnya terangkat dengan cantik, suasana hatinya terlihat bagus.

Pada malam hari, Devan sudah pulang rumah sangat awal, Clover yang masih sedang menemani Momo dan Simon kaget melihat dia kembali begitu awal, "Hari ini begitu awal?"

Devan melirik dia dan berkata dengan serius, "Iya, harus memberi jatah seseorang"

Clover hanya menjawab oh dan tidak berpikir banyak, kemudian Clover terus menemani kedua anaknya.

"Mama, apa itu memberi jatah ?"

Clover menggelengkan kepala, "Aku... juga tidak tahu"

Secara perlahan, Clover sepertinya baru mengerti, wajahnya memerah, "Itu, mama pergi tanya papa sebentar ya"

Clover masuk ke dalam kamar dan langsung ditarik ke sebuah pelukan.

"Devan, jangan berkata sembarangan di depan anak, betapa malunya kalau mereka tahu"

Devan menyipitkan matanya, "Ini adalah pendidikan awal, tidak perlu sampai harus malu"

Clover tidak tahu mau berkata apa, melihat Devan tidak memakai baju, Clover mendorong dia dengan telinganya yang memerah.

"Itu, aku... aku pergi nonton tv sebentar"

Clover merasa kehangatan di tangannya, setelah itu, pria itu menggendongnya.

"Kakimu......."

"Tidak masalah"

"Kamu... apakah kamu tidak terlalu buru-buru? Ini......"

"Tidak buru-buru salah, buru-buru juga salah, jadi kapan baru benar?"

Clover memegang dahinya, "Itu... aku......." Clover tidak tahu harus menangis atau tertawa.

Malam ini, Devan bersikap sangat lembut kepadanya, dan itu membuat hati Clover yang merasa kosong selama ini menjadi penuh.

Clover juga mengerti, ketika dua orang sudah bersama, harus memberi tahu sesama kalau ada masalah, kadang satu pihak itu bermaksud baik, tetapi karena kecurigaan dari pihak lain, hubungan dua orang malah menjadi hancur.

Setelah masalah itu, kepercayaan Clover terhadap Devan semakin bertambah.

Hari-hari mereka juga kembali ke ketenangan, sampai Gary menelepon Clover dan berkata bahwa dia mau membawa pacarnya pulang.

Karena kedua orang tuanya sudah tidak ada, Clover adalah satu-satunya keluarga Gary, tentu saja Clover merasa sangat senang untuk Gary.

"Kamu lihat, kakak ipar di masa depan?"

Setelah Devan pulang, Clover memperlihatkan foto di ponselnya kepada Devan, Devan hanya sekedar melihat dan langsung mengembalikan ponsel Clover kepadanya, setelah itu, Devan teringat sesuatu dan mengambil ponsel Clover lagi, tatapan Devan memancarkan keraguan.

Kemudian, Devan berpura-pura sembarang bertanya Clover, "Pacar kakakmu ini, pekerjaannya apa? Namanya?"

"Dia tidak memberi tahu aku secara detail, katanya wanita itu adalah seorang model" Clover menatap lagi ke foto di ponselnya, "Meskipun dia tidak sangat cantik dan sedikit tidak cocok dengan Gary, tetapi, asal kakakku suka, itu sudah cukup, ya kan?"

Devan menyipitkan matanya, "Kakakmu tidak ada keluarga sekarang, sebagai adiknya, kamu harus menjaga dia dengan baik, urusan seperti ini adalah urusan untuk selamanya"

Devan sangat jarang begitu peduli dengan masalah orang lain, Clover mengira Devan mengingatkan seperti itu karena dirinya, sehingga Clover hanya merasa sedikit senang dan tidak berpikir banyak.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu