Cantik Terlihat Jelek - Bab 513 Apa Bantuan Yang Diperlukan Ketika Mandi

Sekeluarga? Hutu tertegun sejenak, benar juga, bahkan ayah pun baru tahu dia bukan anak kandungnya, sedangkan Paman baru kembali beberapa tahun yang lalu, tentu saja tidak akan tahu tentang identitas sebenarnya.

Jadi dia begitu menjaganya dan selalu peduli padanya hanya karena hubungan saudara.

Memikirkan hal ini, hatinya tiba-tiba merasa kosong, dan kemudian dia merasa dirinya gila, kalau bukan karena hubungan saudara, emangnya apa lagi?

Dia mengangkat kepala, memandang dirinya dari cermin rias di depannya, setelan kasual hitam dengan gaya rambut kuncir kuda, dan wajah yang tidak terlalu mempesona, dapat dikatakan tidak jelek, hanyalah seorang siswa SMA yang biasa.

Paman......

Paman..... hanya sebagai paman!

Hutu, apa yang kamu pikirkan?

"Dring dring......" Suara ponsel berdering, membuat pikiran Hutu menjadi berantakan, dia memutar kepala, melihat ponsel di atas lemari sepatu. Tepat ketika masuk, Raven meletakkannya di sana, nama Carrie muncul di layar ponsel.

Bahasa Inggris Hutu tidak bagus, tapi dia tahu kata ini, ini adalah nama wanita.

Menundukkan kepala, dia melihat sandal di kakinya, dia menggerakkan bibirnya, melepaskan sandal dan ganti yang lain.

Lalu berteriak, "Paman, ponselmu berdering!"

Raven berjalan keluar dari ruang studi, mengambil ponselnya, Hutu melihat dengan jelas, sudut mulutnya terangkat sebuah senyuman indah ketika melihat ponselnya.

Tiba-tiba, jantungnya berdebar kencang.

"& * &&%......" Begitu telepon terhubung, langsung terdengar serangkaian bahasa Inggris yang tidak dapat dia mengerti.

Hutu melihat sosok punggungnya berjalan kembali ke ruang studi, rasa frustrasi yang kuat menyebar ke seluruh tubuhnya.

Dirinya mungkin seperti yang Shang katakan, benar-benar telah sampai usia jatuh cinta, sehingga hatinya akan merasa tersentuh dengan pamannya sendiri.

Dia menarik napas dalam-dalam dan menggelengkan kepalanya dengan cemas.

Setelah memasuki kamar, dia menyusun barang-barang yang dibawanya, sebenarnya tidak ada yang perlu disusun, namun karena terasa sedikit terikat, tidak tahu apa yang bisa dia lakukan?

Sekitar belasan menit kemudian, dia mendengar suara pintu terbuka, kemudian suara langkah kaki semakin dekat.

“Aku akan membawamu keluar makan.”

Hutu melihat jam di pergelangan tangannya, dia melihat sudah hampir pukul 18, lalu mengangguk, "Oke."

Masuk ke dalam kamar mandi, dia merapikan rambutnya, ketika keluar dari kamar, dia melihat Raven juga mengganti pakaian, dia mengenakan jaket santai, dan celana kasual hitam, terlihat lebih muda.

Lebih muda? Ketika muncul kata ini di dalam pikirannya, Hutu tak menahan diri tersenyum, sebenarnya paman baru berusia 22 tahun, tetapi dia selalu berbicara dan bersikap terlalu dewasa, jadi memberinya perasaan lebih tua.

Melihat restoran di depannya, Hutu mengangkat alisnya. Sebenarnya, dia ingin makan, dia hanya makan beberapa pangsit di siang hari, tangannya sakit, jadi dia tidak makan makanan lainnya, dia sangat lapar sekarang.

Melihat Raven masuk, dia tidak berani mengatakan apapun, dia hanya bisa mengikutinya masuk.

“Hey Raven, I am here!” Ketika mereka masuk, ada seseorang melambaikan tangannya di tempat yang tidak jauh.

Pandangan Hutu memandang ke sana, seorang wanita bule, berambut pirang dan berkulit putih, dia melambaikan tangannya dengan penuh semangat, dan mengenakan banyak asesoris di pergelangan tangannya, seiring lambaian tangannya, membunyikan suara dentang.

Kemudian, tidak menunggu mereka ke sana, wanita itu berlari dan bergegas ke dalam pelukan Raven, “I really miss you very much!”

Hutu mengerti kalimat ini, artinya dia sangat merindukannya.

Dia melangkah mundur dan menatap Raven, ini adalah pertama kalinya dia melihat Raven tersenyum.

Sudut mulutnya terangkat, tatapannya penuh kasih sayang, dia mendorongnya dengan lembut, tidak tahu apa yang dia katakan, wanita itu tersenyum dan melepaskannya, menjadikan sebuah jarak diantara mereka berdua.

Kemudian, mereka berdua mengobrol sebentar, bahasanya terlalu cepat, Hutu tidak mengerti.

Pada saat ini, wanita memandang ke arah Hutu.

Raven juga menatapnya dan berkata:

"I am her uncle!"

Hutu mengerti kalimat ini, lalu dia tersenyum pada wanita ini.

Wanita melangkah maju, merangkul lengan Raven, terlihat sangat mesra.

Kemudian mereka bertiga pergi menuju ke tempat duduk, begitu mereka duduk, langsung menghidangkan beberapa porsi steak.

Hutu memandang tangannya yang terluka, tidak bisa memegang garpu, tiba-tiba merasa segan.

Raven juga menyadari, dia mendorong porsinya yang sudah dipotong ke arahnya, "Makan punyaku!"

Selesai berkata, dia mengambil mie di depannya yang sudah dia makan beberapa suap tadi.

Wajah Hutu memerah.

“Ini adalah putri dari tuan rumah pada masa kuliah di luar negri, lebih kecil setahun darimu, datang liburan ke sini.”

Raven berkata sambil memperkenalkannya.

Ketika Hutu mendengarnya mengatakan dia lebih kecil satu tahun darinya, dia tidak bisa menahan diri menelan ludah, ini benar-benar berbeda, bentuk tubuhnya..... yang sedang bertumbuh, dia menatap dirinya sendiri, ukuran cup B pada dirinya sudah termasuk lumayan dalam kelasnya......

Tetapi sekarang, dia benar-benar mengakui kekalahan.

Namun, mendengar dia mengatakan usianya lebih muda darinya, dia diam-diam merasa lega, dan tidak bisa menahan diri melihat wanita di depannya, dia benar-benar terlihat dewasa, dia menyangka usianya hampir sama dengan Raven!

Kemudian Hutu semakin diam, pembicaraan diantara keduanya, kadang-kadang dia hanya mengerti satu atau dua kata, selain itu dia merasa semuanya adalah bahasa burung.

Ketika hampir selesai makan, wanita mengangkat sebuah panggilan telepon, lalu wajahnya terlihat suram, menatap pada Raven, tidak lama kemudian, seorang pria bule yang besar tinggi menjemputnya pergi.

Melihat wajahnya yang penuh kekecewaan, menangis dan menolak untuk pergi, Hutu tanpa sadar berkata, ‘Paman, dia sepertinya sangat menyukaimu!”

Raven meliriknya, wajahnya terlihat serius, mengambil mantel di sebelahnya, dan menyerahkan padanya, “Kamu hanyalah anak kecil, tahu apa itu perasaan suka?”

Anak kecil? Sudut mata Hutu bergetar, beberapa teman sekelasnya sudah mulai pacaran di sekolah menengah pertama, dan Nini juga sudah tidak tahu berapa kali mengganti pacar, sedangkan dia? Anak kecil?

Namun dia berpikir, bagaimanapun dia juga sebagai pamannya, jadi dia tidak membantah.

Tiba di rumah, dia masuk ke kamar mandi, lumayan lama kemudian baru berhasil melepaskan pakaiannya, dan selesai mandi, dengan susah payah dia menyeka kering tubuhnya.

Baru selesai mengenakan pakaian, langsung terdengar suara ketukan pintu, “Kalau butuh bantuan, panggil saja, aku berada di luar.”

Wajah Hutu langsung memerah, apa bantuan yang diperlukan ketika mandi?”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu