Cantik Terlihat Jelek - Bab 560 Kamu masih kecil, tidak perlu terburu-buru

Pria itu meletakkan tangannya kebahu Agus Chen, tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Agus, ia menolehkan kepalanya melihatnya sekilas, kemudian, melihat kearah wajah Agus dan menciumnya.

Agus dengan hati-hati melihat kesekitarnya, kemudian, mencubit ringan pinggang pria itu.

Karena berdiri dilantai 2, semua pergerakan mereka, terlihat dengan lebih jelas lagi.

Walaupun dikota metropolis yang berkelas dunia seperti kota A ini, ada beberapa hal tidaklah seperti halnya didaerah pedalaman sulit untuk diterima.

Tetapi, Agus Chen ini siapa? Ia adalah kakak dari Nini Chen.

Pria yang tidak lama lalu, masih berkata menyukai dirinya.

Ia hanya merasa darah dalam tubuhnya seketika melonjak, sekujur tubuhnya seketika merasa pusing.

Seketika saat kesadarannya mulai kembali, disana masih ada bayangan tubuh Agus Chen dan mereka, dipinggir jalan terparkir sebuah mobil yang terlihat tidak asing.

Ia menghirup nafas dalam, mengatur kembali emosinya, kemudian baru mengambil tas nya sendiri dan turun.

“Paman muda.“

Ia memberi salam, pandangannya teralih kearah depan, melihat oraang-orang yang berlalu lintas dari kejauhan, sedikit kehilangan fokus, otaknya dipenuhi dengan gambaran kejadian yang baru saja terjadi itu.

Apakah Agus Chen yang memang dari awal menipunya? Atau…… apakah karena penolakan dari dirinya membuat Agus Chen orientasi seksualnya berbalik arah?

Jika yang terakhir yang menjadi alasan, ia benar-benar telah bersalah.

Raven Ningga mengerutkan alisnya, “Apa yang kamu pikirkan?”

Hutu kembali dari alam pikirnya sendiri kemudian melihatnya sekilas, dengan ragu-ragu kemudian membuka mulutnya, “Paman, menurutmu apakah orientasi seksual seorang pria akan mengalami perubahan karena mengalami penolakan dari seorang wanita, atau mungkin karena putus dll dan terjadi perubahan?”

Raven menyalakan mesin mobil, kemudian dengan pandangan bingung melihat sekilas kearah Hutu , “Kenapa menanyakan hal ini?”

“Aku……”

“Aku tidak mungkin.”

Hutu dengan kebingungan mengedipkan matanya beberapa kali, setelah menangkap arti kata-kata itu, ia sedikit tertawa, pipinya menggembung menahan tawa, “Kamu tentu saja tidak, aku juga tidak akan membiarkan kamu mendapatkan kesempatan ini.”

Ia terlihat sedikit puas, dipikir-pikir, dirinya ternyata bisa menjalin hubungan dengan pria yang sempurna sseperti ini, perasaan bahagia ingin dihalang seperti apapun juga tidak dapat menutupinya.

Sama sekali tidak merasa ada yang salah dari perkataan yang keluar dari mulutnya ini.

Raven terlihat tidak memberikan reaksi apapun, hanya saja, senyuman diujung bibirnya dapat terlihat jelas, suasana hatinya saat ini cukup bagus.

“Apakah ada yang terjadi?” Setelah mengendarai mobilnya kejalur mobil, Raven kembali mengeluarkan suara bertanya.

Dengan kebingungan Hutu menutupi wajah dengan kedua tangannya, otaknya dipenuhi dengan pikiran-pikiran apakah perlu untuk mengatakannya kepada Raven.

“paman muda……”

“Ya!”

Ia menolehkan wajahnya melihat kearah luar jendela, “paman muda, tadi aku melihat Agus Chen bersama seorang pria.”

Kecepatan mobil Raven terlihat meningkat, setelah diam sesaat kemudian kembali menanggapinya: “Lanjutkan.”

“Dia…… Mereka berdua berciuman.”

Lampu merah, mobil yang melaju itu berhenti.

Raven menoleh dengan wajah kebingungan, “Kamu sakit hati?”

Sakit hati? Otak kebingungan Hutu yang berputar-putarpun kembali, melihat wajah Raven yang murung kemudian tertawa, “paman muda…… kamu cemburu?”

Disaat ini, lampu hijau menyala, Raven menjulurkan tangannya kebelakang kepalanya dan menyentil dengan ringan, “Bicara yang benar.”

糊涂menegakkan posisi duduknya, mengangkat kedua tangannya dan menggenggam tangan Raven erat-erat dalam tangannya, kemudian baru melepaskannya.

“paman muda, aku hanya takut dirinya menjadi tertarik dengan sesame jenis karena penolakkan dariku, jika benar-benar seperti itu maka aku benar-benar bersalah.”

Raven sedikit membelokkan setir mobilnya sambil melihat kaca spion, sedikit terbatuk, suara rendah perlahan terdengar, “Jangan mencari pusing sendiri.”

湖涂 mendatarkan mulutnya, ia juga berharap seperti itu.

Raven membawa ia pergi makan, tidak langsung pulang ke kota Ciput, melainkan langsung membawanya pulang kerumahnya.

“Nanti malam tidur lebih awal, besok pagi, kita berangkat lebih awal.”

Setelah selesai berbicara, Raven masuk keruang bacanya.

Hutu melihat bayangan punggung Raven, dipikir-pikir, kata-kata buruk didalam mulutnya naik keatas dengan sebuah putaran bola mata.

Kata Nini, sifat pria normalnya, rata-rata, tidak terjadi kepada paman muda.

Ia agak sedikit sedih, menundukkan kepala melihat dadanya sendiri, apakah ia tidak cukup menarik?

Hari kedua, saat Raven mengantarkannya kembali kerumahnya, kebetulan sekali ibu berada dipintu masuk mencari sesuatu, melihat mereka berdua bersama, terlihat sedikit terkejut kemudian perlahan-lahan baru berjalan kearah kemari.

Merasa bersalah, dengan kebingungan menatap ibu yang berjalan kearah kemari, selanjutnya langsung menarik tangannya yang digenggam oleh Raven.

Membuka pintu kemudian turun dari mobil.

Melihat ekspresinya yang sangat jelas ketakutan, Raven hanya melihat sekilas kearahnya, kemudian ikut membuka pintu kursi kemudi dan ikut turun dari mobil.

“Kakak ipar.”

“ Tutu , kamu lagi-lagi merepotkan paman muda?”

Hutu maju kedepan memeluk lengan sang ibu, memajukan bibirnya kemudian berkata, “Bu, paman muda sejalan.”

Setelah selesai berkata, ia melepaskan tangan sang ibu, “Bu, perutku lapar, aku masuk kedalam makan, kamu dan paman muda berbincang-bincang dulu.”

Berlari kedalam kamarnya sendiri, Hutu baru akhirnya dapat menghela nafas lega.

“Duk.” Suara pintu tertutup dari lantai bawah terdengar.

Dilanjutkan dengan suara pesan dari dalam HP terdengar.

Raven, “Lari apa?”

Hutu menggigit bibir bawahnya, melepaskannya kemudian duduk diatas ranjang dan membalas pesannya, “paman muda, aku hanya sedikit takut……”

Setelah menekan tombol kirim, “Tetapi, aku pasti tidak akan menyerah, hanya saja…… untuk saat ini sembunyikan terlebih dahulu.”

Raven tidak banyak berbicara, hanya menjawab sekata “En.”

“paman muda, kamu tidak senang?”

Pesan ini hingga Hutu selesai mandi dan keluar dari kamar mandi baru mendapatkan balasan, “Kamu masih kecil, tidak perlu buru-buru.”

Apakah ia masih kecil?

Teringat Nini Chen dan yang lain, ia masih kecil kah?

“ Tutu , kamu bereskan barang-barangmu, sebentar lagi, kita keluar sebentar.”

Saat sarapan pagi, Sako Ningga tiba-tiba berbicara dengan Hutu .

“Ayah, pergi kemana?”

Ibu meletakkan sumpitnya kemudian memegang tangannya, “Nenek sedang sakit, kita pulang untuk melihatnya.”

Sorotan mata ibu terlihat kembali normal, Hutu melihat kearah ayahnya, sorotan matanya terlihat tenang, seakan-akan tidak terjadi sesuatupun.

Hutu baru dapaat menghela nafas, mendongakkan kepalanya dan bertatap mata dengan sang ibu.

“Nenek?”

Ia mengeluarkan kata itu dari mulutnya, tangan yang menggenggam sumpit seketika bergetar, didepan matanya terselibat, seorang wanita tua yang menggunakan sapu untuk memukulnya dan melemparkan kursi kearah tubuhnya.

“Bu……”

Ia ingin berkata, bisa tidak ia tidak pergi?

Terakhir kali bertemu dengan sang nenek adalah 6 tahun yang lalu, juga adalah terakhir kalinya dipukulnya.

Dalam ingatannya, ia tumbuh sebesar ini, ditotal juga hanya beberapa kali bertemu dengan nenek, tetapi, tanpa pengecualian, nenek dapat diprediksi pasti berteriak kepadanya atau lebih beratnya langsung main tangan.

Ia sangat takut kepada neneknya, tidak dapat mengerti mengapa harus seperti itu kepada dirinya, juga tidak ingin bertemu dengannya.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu