Cantik Terlihat Jelek - Bab 649 Kevin Mengatakan Bahwa Kamu Dan Dia Memiliki Kesamaan

Dia tercengang.

“Aderlan…”

Dengan suara kecil ia memanggilnya.

Aderlan berdiri tegak, ia memasukkan kedua tangannya kedalam kantong, dengan tidak melihatnya ia berkata: “Kamu sebaiknya menjauhi Gukimi, Kevin menyukai dia, aku tidak mau kamu menghabiskan waktumu padanya.”

Selesai berkata ia memutar badan lalu pergi.

Nada bicaranya tidak terdengar memiliki perasaan sama sekali.

“Berdasarkan apa kamu melarangku? Kamu tidak suka, lalu memperbolehkan orang lain untuk suka?”

Mimi berteriak kepada Aderlan, dia tahu kalau saat ini dirinya sedang marah.

Langkah kaki Aderlan terhenti kemudian ia memutar kepala melihat Mimi sambil menilai penampilannya, lalu berkata:

“Kevin mengatakan bahwa kamu dan dia memiliki kesamaan. Hehe.. Aku rasa dia sudah buta.”

Huh…..huh….

Setelah Aderlan pergi, ia masih terus memikirkan perkataannya itu.

Kata-katanya tersebut sangat kejam!

Akan tetapi orang yang buta itu seharusnya adalah kamu Aderlan.

Kamu bajingan!

“Si Aderlan ini, biasanya terlihat pintar, sekarang terlihat bodoh sesaat, Kevin sudah berkata begitupun, dia sama sekali tidak memiliki rasa curiga.”

Terdengar suara candaan laki-laki, dan kemudian terlihat Gukimi yang muncul dalam pandangannya dengan melipatkan kedua tangannya di dada.

Mimi mengedipkan matanya, melihat Gukimi dan tidak berkata apa-apa, ia mengambil kantong yang berisi bajunya dan berjalan keluar.

Akan tetapi ia di hadang oleh Gukimi, “Apabila dia mencurigai identitasmu, apabila dia tahu bahwa kamu adalah Rozi, hanya akan membuat dia semakin membencimu, membencimu karena telah menipu perasaannya…..”

“Aku tidak begitu!” Mimi memotong perkataan Gukimi.

Gukimi mengangkat bahunya, ia berjalan ke depan dengan tangan diletakkan di belakang, dengan tersenyum berkata, “Tidak, tidak apa? tidak membohonginya? Kalau begitu kenapa kamu tidak berani memberitahukan kepadanya hal yang sebenarnya? Pada akhirnya bukannya kalian hanya saling mencintai tapi tidak saling percaya, kalau begitu kenapa tidak denganku saja!”

Mimi melotot kepadanya dan tidak berniat untuk mempedulikannya.

Ia terus berjalan, tidak tahu karena suasana hatinya yang tidak baik sehingga membuat dia linglung atau karena struktur bangunan di hotel ini yang terlalu rumit, selama ini dia bukanlah orang yang buta arah, tapi tidak tahu kenapa saat ini dia terus berjalan namun tidak dapat berjalan keluar dari sana.

Kemudian ia kembali ke toilet yang tadi dan berjalan keluar berdasarkan ingatannya.

Dengan tidak sengaja ia mendorong sebuah pintu.

Pintunya terbuka sedikit, di dalamnya gelap sehingga tidak terlihat apapun yang ada di sana.

Akan tetapi terdengar ada suara.

“Kakekmu sungguh pilih kasih terhadap adikmu, dengan mudah memberikannya sebuah investasi yang begitu besar, saat kamu berada di Perusahaan Mo beberapa tahun ini, sebuah hak untuk memutuskan sebuah proyek kecil saja tidak ada, hehe…”

Terdengar suara pria, awalnya Mimi ingin pergi secara diam-diam, akan tetapi setelah mendengar kata Perusahaan Mo membuat ia menghentikan langkah kakinya.

“Apakah kamu tidak pernah dengar, apabila memanjat terlalu tinggi maka rasa sakit yang dirasakan saat jatuh juga akan jauh lebih sakit. Kamu tunggu saja, besok akan ada pertunjukkan seru untuk ditonton.”

Itu adalah suara Aston Mo, hati Mimi dalam sekejap seperti akan melompat keluar.

“Kamu sudah bertindak?”

“Tidak perlu sejauh itu, aku hanya menyuruh orang mengganti beberapa angka saja.”

Jantung Mimi berdetak semakin kencang, dirinya mempelajari tentang pembangunan modal, dia sangat mengerti bahwa angka adalah kunci terpentingnya.

Ada beberapa bagian yang penting, apabila beberapa angka saja yang salah yang akan terkena dampaknya tidak hanya tenaga manusia bahkan sumber keuangan, karena kesalahan kecil di awal dapat menyebabkan akibat yang besar di kemudian hari.

Aston Mo ini sudah terlalu kejam, bagaimanapun Aderlan adalah adik kandungnya sendiri, bagaimana bisa ia menjebak adiknya sendiri?

“Apabila adik ke empatmu mengalami masalah, kelak Keluarga Mo kalian pasti semuanya akan bergantung kepadamu.”

Pria tersebut tertawa keras setelah menyelesaikan perkataannya.

“Sayang, perkataan ini tidak boleh sembarangan di ucapkan!”

Setelah itu yang terdengar adalah perkataan-perkataan yang menjijikan.

Mimi merasa darah di tubuhnya mengalir berbalik arah.

Setelah di pikir-pikir ia merasa perlu untuk memperingatkan Aderlan.

Walaupun tidak tahu dimana letak masalahnya, akan tetapi apabila diingatkan mungkin dia akan mengetahui bagian yang salah.

Akan tetapi setelah memutar badan dan baru berjalan beberapa langkah, ia mencium aroma wangi yang sangat enak, dengan tidak tahan ia menghirupnya beberapa kali.

Kemudian belum berjalan dua langkah ia merasa kedua kakinya menjadi lemas lalu ia kehilangan kesadarannya.

Saat dia sadar, dia terduduk di posisi sebelumnya, selain kakinya yang terasa agak mati rasa, yang lainnya tidak berubah termasuk kantong jinjing di tangannya juga masih ada.

Setelah dipikir-pikir mungkin kemarin malam ia tidak tidur dengan baik.

Ia berdiri dengan berpegangan pada dinding dan berjalan kembali.

Setelah bertanya kepada banyak orang, ia baru bisa menemukan jalan kembali ke ruang perjamuan, Aderlan dan kakek Mo sedang berada di satu sisi terlihat seperti sedang mendiskusikan suatu hal.

Mimi menepuk-nepuk wajahnya yang terlihat sedikit kurang sadar, kemudian pergi ke toilet untuk mencuci muka, ia merasa ragu sebentar baru memutuskan untuk berjalan kesana.

“Mimi, bukankah Kevin mengatakan kamu sudah pulang?” Melihat Mimi yang berjalan menghampiri mereka, kakek Mo merasa sedikit kaget.

“Aku….Aku ada sedikit urusan mencari Aderlan.” Suara Mimi terdengar kecil.

Selesai berkata, ia menatap Aderlan, “Aderlan, bisakah kamu menyuruh orang untuk memeriksa kembali data spesifik proyek yang kamu pegang itu.”

Aderlan menundukkan kepalanya, ia menggoyangkan anggur merah yang berada dalam gelasnya, dengan perlahan mengangkat kepalanya melihat Mimi “Apa maksudmu?”

Mimi mengerutkan alisnya, ia tidak tahu harus bagaimana memberitahunya, setelah dipikir-pikir lebih baik mengatakan yang sebenarnya, “Tadi secara tidak sengaja aku mendengar percakapan orang yang mengatakan bahwa ada yang telah mengubah angka dalam data proyekmu.”

kakek Mo dengan kuat meletakkan gelas anggurnya di atas meja, sehingga membuat anggurnya terciprat keluar dan mengenai permukaan meja, sangat mencolok.

“Apakah kamu melihat siapa orangnya?”

Rona wajah kakek terlihat kelam.

Ia boleh memukul, memarahi dan menghukum cucu tersayangnya ini, namun tidak untuk orang lain, jangan pernah berpikir untuk menindasnya ataupun mencelakainya.

Mimi menggelengkan kepala, dia tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah perbuatan Aston Mo, terlebih lagi Aderlan tidak mempercayainya.

Akan tetapi itu adalah kakak tertuanya, cucu perempuan dari kakek Mo.

“Kamu tidak tahu siapa? Tapi kamu berani untuk sembarangan mengatakannya? Apakah kamu tahu untuk mengecek ulang angka-angka tersebut membutuhkan waktu berapa lama?”

Aderlan menatap Mimi dengan raut wajah tenang.

Saat Mimi ingin menjelaskan, kakek Mo berkata, “Aderlan, cobalah untuk percaya, cepat suruh orang untuk memeriksa ulang.”

Aderlan diam sejenak kemudian menganggukkan kepala, lalu ia bangkit dari tempat duduknya, “Baik kakek, aku akan pergi melaksanakannya sekarang.”

Selesai berkata, ia berjalan ke arah belakang panggung.

Mimi melihat punggungnya, ia teringat saat Aderlan memeluknya malam itu, saat ia mengejar mobilnya dengan tidak rela dan perasaan mendalam, semuanya begitu jelas, mengapa sekarang terlihat seperti dua orang yang berbeda?

“Beri dia sedikit waktu, perlahan-lahan dia akan menyadari kebaikanmu.”

Melihat tampangnya yang putus asa, kakek dengan lembut menepuk-nepuk tangannya sambil berkata untuk menghiburnya.

Mimi menganggukkan kepala, mengerti akan kebaikannya sebenarnya dia sudah mengerti sejak awal.

Akan tetapi orang itu adalah Rozi bukanlah dirinya.

Setelah itu ia mencari alasan untuk keluar dari ruang perjamuan dan bersiap untuk kembali ke sekolah.

Akan tetapi saat akan meninggalkan hotel, Aderlan mengejarnya.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu