Cantik Terlihat Jelek - Bab 116 9 Lalu Aku Melahirkan Seorang Anak

“ aku tanya kamu, 9 tahun lalu, apakah kamu pernah melahirkan anak ?”

“ 9 tahun lalu ? Tahun pertama kuliah …… Tuan, kamu sungguh suka bercanda, aku mempunyai anak di beberapa tahun akhir ini, tetapi, baru berusia tiga tahun…. “ sambil berkata, dia berpikir, jalan kedepan, menunjukkan wallpaper di HP-nya ke Devan, “ kamu lihat, ini adalah putriku, sangat-sangat imut.”

Dengan ekpresi wajahnya yang berlebihan, tercium bau durian yang sangat kental.

Devan mengerutkan kening, dia tidak melihat HP-nya, dia sibuk memutar kepalanya, dengan wajah yang meremehkan dia melambaikan tangan, membalikkan badan, dan membelakanginya.

Clover melihat bayangan tersebut, dia merasa sangat sedih, air mata yang tidak mudah dia tahan, kemudian jatuh lagi, beberapa tahun ini, dia tidak bisa berhenti memikirkan dia, tetapi saat ini, semua usahanya hanya untuk melihat dia sekali, semuanya ambruk, kedua kakinya terasa lemah, hatinya sangat kacau.

Langkahnya, berbeda dengan biasanya.

Dia hampir setiap melangkah, menoleh ke belakang, dengan keinginannya ingin melihat bayangannya.

“ Devan, Aku pergi dulu… “ didalam hatinya dia berkata.

Membuka pintu, Dylan bersandar ke dinding, melihat Clover keluar, dia langsung bediri.

Clover menyimpan rasa tidak rela di tatapannya, mendongakkan kepala, menatap dia dan terssenyum, “ Kakak tampan, terima kasih sudah membantu.” Dylan tertegun sesaat, terpesona dengan senyumannya, dia sangat bersyukur, hatinya sudah ditempati oleh Tifa, tidak bisa ditempati oleh orang lain lagi, apabila tidak, saat ini, mungkin dia akan menyukainya.

Melihat dia turun ke bawah, Dylan langsung masuk ke dalam kamar, “ Bagaimana ? apakah ?”

Devan berdiri di jendela, saat ini tepat sekali, melihat Clover turun kebawah, dibawah cahaya lampu yang hangat, dia berjalan dengan langkah yang cepat ….…

Kemudian, Devan tidak bisa menahan dirinya kemudian tertawa, dia mungkin kerasukan setan, apabila tidak, mengapa saat ini, dia melihat cara berjalan wanita ini dengan bayangannya, mengapa mirip sekali dengan Sherin ?

Ditambah, dia juga bisa merias ……

Tetapi, dia tau, ini tidak mungkin, dia melihat dengan matanya sendiri dia dikremasi.

Ada lagi, dia sangat benci makan durian, hanya mencium bau saja, dia sudah merasa mual, hal ini, selama ini mereka mempunyai kesamaan.

“ Pergi cari tahu, apakah dia bohong atau tidak. “ pada akhirnya, dia tidak menjawab pertanyaan Dylan, dia hanya memerintah.

“ Baik, aku segera mencari orang melacaknya.”

Berdiri di gerbang komplek, Clover tiba-tiba terbengong, bagaimana dia bisa lupa tempat ini, tidak ada taksi ? melihat waktu, apabila sekarang minta mobil kantor untuk menjemput, bolak-balik juga menghabiskan waktu beberapa jam.

Handphone berbunyi, dia mengangkat.

“ Nona Clover, kondisi Momo semakin parah, aku melihat kesadarannya sudah mulai berkurang, kamu segera pulang, segera …… “

“ Oh, iya, iya, aku segera pulang, kamu gunakan air hangat mengelap badannya, aku segera pulang…..“

Mematikkan teleponnya, menengok kanan kiri, semua yang lewat adalah mobil pribadi, sudah lama dia melambaikan tangan, tetapi tidak ada satupun yang berhenti, melihat waktu sudah berlalu sepuluh menit, teringat Momo, dia merasa cemas tetapi dia tidak tau harus bagaimana.

Dia juga merasa menyesal, beberapa tahun ini, kenapa dia tidak meluangkan waktu untuk belajar mengemudi mobil.

Tiba-tiba, dia kepikiran sesuatu, dia mengertakkan gigi, dia membuka seragam kerja yang dia pakai, menampakkan tali yang berwarna hitam di tanktop nya, melepaskan karet yang dirambutnya, melepaskan kacamata dengan bingkai hitam, mendorong poninya ke atas, menampakkan wajahnya yang cantik luar biasa.

Kemudian, dia berdiri di pinggir jalan, mulai menghentikan mobil.

Ternyata sangat berguna, dia melambaikan tangan, mobil pertama yang berhenti, “ Hi, cantik, kamu mau pergi ke mana ?” supirnya adalah seorang pria yang berkulit hitam, badannya besar dan tinggi, sepertinya mengetahui dia adalah orang China, dengan menyapa dia dengan bahasa Chinese yang pas-pasan.

Saat ini, Clover merasa takut, orang ini bertato diseluruh tubuhnya, kelihatannya, bukan orang yang baik, apabila Clover masuk ke dalam mobilnya, bukan hanya putrinya tidak bisa diselamatkan, mungkin saja, dirinya juga tidak selamat.

Teringat hal ini, dia memakai seragam kerja-nya lagi, dan mengikat rambutnya, memakai kacamata dengan bingkai hitam, membungkukan badan dan berkata : “ asma aku kambuh, aku ingin pergi ke rumah sakit, kamu …. “ dia terengah-engah seperti asma.

Dia belum sempat berkata, mobil yang tadi masih berhenti dihadapannya, kemudian kabur.

Setelah itu, tidak ada mobil yang berhenti lagi, melihat waktu sudah semakin malam, Clover semakin cemas.

“ Devan, kamu lihat wanita itu, apakah dia adalah wanita yang di acara waktu itu ?” Dylan melihat dari jauh, wanita itu melambaikan tangan dan berusaha menghentikan mobil, seiring dengan jaraknya semakin dekat, dia bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Devan duduk dibelakang, memejamkan mata, mendengar Dylan berkata seperti ini, dia membuka matanya, melalui kaca depan mobil, menatap ke bayangan wanita itu.

Terbengong, mengerakkan bibir, dengan intonasi serak dia berkata : “ tidak perlu pedulikan, lewati saja.”

Dylan mengangguk kepala, berhenti berkata, melalui kaca spion, dia melihat Devan menutup mata lagi, tidak tahu harus berkata apa, dia meletakkan kaki di atas pedal gas, tidak memperlambat.

Tetapi …….

Sebuah bayangan hitam yang muncul bersamaan di depan mobilnya.

“ Ziiiiitttt……”

Suara gesekkan antar ban mobil dengan aspal, suaranya terdengar sangat menusuk telinga.

Dylan menghelakan nafas yang panjang, membuka jendela, teriak dengan keras : “ kamu tidak ingin hidup lagi, ya !??”

Apabila tadi bukan dia tepat waktu mengerem, saat ini wanita ini, mungkin sudah kehilangan nyawa.

Clover sama sekali tidak menyangka, mobil yang dia tahan adalah mobil Dylan, dengan senang, “ Tuan, bolehkah kamu mengantar aku, aku minta tolong, anakku dirumah sedang demam tinggi, menunggu aku bawa dia kerumah sakit.”

Dia belum selesai berkata, dia sudah menangis, beberapa tahun ini, dia jarang menangis, karena dia tidak ingin Momo mengkhawatirkannya, karena disekelilingnya tidak ada pria yang peduli dengan dia, jika dia menangis, di masyarakat ini, semuanya sangat sibuk, apabila bukan benar-benar peduli, siapa yang akan menjatuhkan air mata untukmu karena sakit hati ?

Apabila tidak ada yang peduli dengan dia, untuk siapa dia menangis ?

Tetapi, hari ini, dihadapan Devan, kekuatan dia selama ini, menjadi ambruk dalam waktu sebentar saja.

Devan yang duduk dibelakang, mengerutkan keningnya, dan batuk dengan ringan.

Dylan menggelengkan kepala, bermaksud meminta maaf kepada Clover, disini, dia menyalakan mobil lagi.

Hati Clover merasa dingin, dia mengetahui maksud dari Devan. Tidak ingin mengantar dia.

Didalam hatinya merasa senang dan juga sedih, senang karena, Devan tidak tergoda dengan kecantikkannya, tidak peduli bagaimana penampilan Clover ?

Sedih karena, yang sedang demam tinggi, adalah putri-nya, tetapi dia tidak bisa mengatakan.

Melihat mobilnya mulai melaju, dia merasa cemas, memejamkan mata, kemudian dia berkata, “ Aku…… aku 9 tahun yang lalu, aku melahirkan seorang anak.”

Mobil, tiba-tiba mengerem dan berhenti lagi.

Jendela yang dibelakang pelahan-lahan turun, Wajah Devan yang tidak asing itu muncul lagi dihadapannya, terlihat sangat sempurna seperti dulu, tidak asing lagi, tetapi merasa sangat cuek, dan asing.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu