Cantik Terlihat Jelek - Bab 302 Mengintai

Dalam foto itu, Suya dengan tenang bersandar di bahu seorang pria.

Dia membuka mulutnya, “Mungkin, itu hanya seorang teman.”

Eren menarik nafas, memutar kepala dan menatapnya, “Teman? Sikapmu bersama teman-temanmu juga begitu mesra?”

Gadis mengangkat kepala menatapnya dan berkata, “Bukankah kamu tidak menyukainya? Mengapa kamu harus begitu marah?” Ketika gadis itu mengatakan ini, terlihat jelas dia sedang cemburu.

Pria itu mengangkat alisnya, melangkah maju beberapa langkah dan mengangkat dagu gadis itu, “Kamu..... apakah terlalu banyak mengurus baru-baru ini?” Selesai berkata, tangannya mencubit dengan kuat, gadis itu menjerit kesakitan.

Pria melepaskan tangannya dan menatap gadis dengan tatapan penuh makna, “Kematiannya, aku tidak akan pernah lupa, jadi jangan memiliki perasaan apapun padaku, kamu tidak layak.”

Gadis menundukkan kepalanya, menjawab “Yah.” Air matanya jatuh tanpa suara.

Pagi-pagi, Suya dibangunkan oleh sebuah panggilan, dia mengangkat, “Halo, ma.”

“Suya, kamu segera kembali.” Suara ibunya membawa amarah yang jelas, sifat Ibunya sangat ramah, tidak banyak hal yang bisa membuatnya marah, apalagi tentang dirinya.

Suya mengerutkan kening, “ma, apa yang terjadi?”

“Apa yang terjadi, kamu akan tahu ketika kamu kembali.”

Bunyi "bip" terdengar dari telepon, memperingatkan Suya, bahwa ibunya sudah menutup telepon.

Dia tidak berani memperlambat, segera bangkit dan berganti pakaian. Mikasa melihatnya bangun, segera meletakkan botol air di tangannya di balkon dan berjalan masuk ruang tamu, “Suya, mengapa kamu bangun sepagi ini? Ayo makan sarapan.”

Suya sambil mengikat rambutnya, sambil berjalan ke pintu, “Aku tidak makan, ibuku menyuruhku pulang kerumah, ada hal penting.”

Mikasa segera melangkah maju, “Ada apa, kamu begitu terburu-buru, yang sabar atau aku menyuruh Garry mengantarmu ke sana?”

Suya menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku pergi menaiki taksi.”

“Kalau begitu kamu berhati-hati, Kalau ada apa-apa harus meneleponku, jangan matikan ponselmu lagi, dan ingat mengisi daya.”

Rumah keluarga Su.

Ketika Suya memasuki pintu, dia melihat ayah, ibu, dan kakaknya duduk di sofa, ketika berjalan mendekati, baru terlihat Eren duduk di sofa yang menghadap terbalik dengan pintu.

Semuanya berwajah hitam.

Adegan ini, membuat Suya tak tertahan menggerakkan bibirnya, “Itu, pagi-pagi begini, mengadakan rapat keluarga?” Dia bertanya.

Ibu Suya berdiri dan maju, mengambil setumpuk foto di atas meja dan meletakkannya ke tangan Suya, “Lihatlah dirimu, apa yang kamu lakukan?”

Suya mengedipkan mata, membuka amplop, dan mengeluarkan satu per satu foto di dalam.

Ada sekitar dua puluh lembar, menunjukkan setiap gerakan antara dirinya dan Bima.

Dia memejamkan mata dan membukanya kembali, menatap Eren dan berkata dengan tidak berani percaya, “Eren, apakah kamu mengirim orang mengintaiku?”

Eren mengangkat alisnya dan berdiri, dia menatap Suya dengan pandangan sedih, “Istriku, kalau kamu tidak menyukaiku, kamu boleh tidak menikah denganku, namun kamu tidak boleh berselingkuh di belakangku!”

IstrI lagi, nada suara seperti ini lagi, Suya menarik nafas dan menatap Eren, “Bolehkah kamu tidak berpura-pura lagi, aku merasa menjijikkan, aku dan Bima hanya sebagai teman, bagaimana dengan dirimu dan gadis itu, apakah kamu berani bilang kalian hanya sebagai teman?”

Dia berkata, dan melemparkan foto-foto itu ke tong sampah di samping.

Pandangan semua orang tertuju pada tubuh Eren, dan Kakak Suya berkata, “Eren, gadis apa?”

Eren menatap Suya dan berkata, “Sebenarnya itu adalah tunangan dari seorang sobatku, sobatku telah gugur. Aku berjanji akan membantu merawatnya, Suya mungkin salah paham.”

Suya mendengus, “Eren, kamu bahkan telah menemukan alasan? Tunangan sobatmu? Hehe......”

Ibu Suya berkata, “Suya, sekarang sedang membicarakan masalahmu, kamu jangan membicarakan ke yang lain, apa yang terjadi diantara kamu dan Bima?”

Ibu Suya juga sangat akrab dengan Bima.

“Bu, aku dan Bima bermain sejak kecil. Aku sama sekali tidak menganggapnya sebagai seorang pria, Kami.... kami hanya teman.” Masalah Bima adalah seorang gay, hanya dia dan Mikasa yang tahu, dan mereka berdua pernah bersumpah dengan Bima tidak akan memberitahu siapa pun, karena ini memiliki dampak besar terhadap Bima.

“Teman? Pria dan wanita berbeda, tidakkah kamu mengerti? Haruskah berpelukan bersama seperti ini?” Ayah Suya yang selalu diam mulai berkata.

Suya melihat ayahnya yang paling menyayangi pun menjadi begitu keras, untuk sesaat, dia benar-benar panik.

“Ayah, aku benar-benar tidak ada.”

Ibu Suya menatap Suya, menghela nafas dan menepuk di lengannya, “Suya, meskipun kita sekeluarga mempercayaimu, namun orang luar tidak akan percaya, kamu berpelukan dengan seorang pria di tempat umum, kamu katakan......kalau ini diketahui keluarga suamimu, bagaimana mereka akan menilaimu di masa depan?”

Suya memelototi Eren dengan kejam, “Katakanlah, apa yang kamu inginkan?”

Dia tidak percaya bahwa pria ini hanya datang untuk memberitahu orang tuanya.

“Suya, perhatikan sikap pembicaraanmu.” Kakak Suya menegurnya.

Suya merasa sangat sedih, “Mengapa dia berselingkuh di luar, kalian tidak menegurnya? Aku dan Bima tidak bersalah, kalian malah menegurku seperti ini?” Dia sangat marah.

“Kalau begitu kamu tunjukkan buktinya?” Kakak Suya memelototinya.

Kali ini, Suya tidak berbicara. Ya, dia datang dengan membawa bukti sekarang. Apa lagi yang bisa dia katakan? Namun, dia benar-benar tidak terduga Eren begitu jahat.

Eren melihat situasinya telah berkembang hampir sesuai yang dia harapkan, dia berdiri dan berjalan mendekati Suya dan memegang tangannya, “Istriku, kembalilah ke pasukan bersamaku.”

Suya mendengar ini, mengangkat kepala menatap Eren, terlihat senyuman bangga di matanya, ok, akhirnya dia memahaminya. Dia telah merencanakannya dari awal, dia tahu dengan sifatnya tidak mungkin begitu patuh mengikutinya ke pasukannya. Jadi, dia selalu mencari kesempatan.

Dia tidak mencintainya, tidak menyukainya, dan bahkan membencinya. Jadi, dia mencoba segala cara untuk membawanya ke pasukan, hanya ingin perlahan-lahan menyiksanya, apalagi sekarang dia telah hamil, meskipun tidak hamil, dia juga tidak akan pergi.

Pada saat itu, ketika mendengarkan rekaman itu dia masih merasa sakit hati untuknya, memikirkan keburukannya saat ini, dia hanya ingin menampar wajahnya sendiri.

“Aku tidak akan pergi,” dia menolak.

Eren terhuyung memundur selangkah, “Suya, apakah kamu benar-benar menyukainya, kamu tidak ingin pergi, apakah karena pria itu?”

Suya membuka lebar mulutnya, dia menunjuk ke Eren, akting pria ini tidak menjadi seorang aktor, benar-benar disayangkan, “Kamu jangan sembarang ngomong, aku pergi atau tidak, tidak ada hubungannya dengan dia.”

“Kalau tidak ada hubungannya, maka pergilah. Eren adalah seorang prajurit, kamu sebagai keluarga seorang prajurit, kamu harus memiliki kesadaran ideologis ini.” Ayah Suya berkata dengan nada keras.

Sebenarnya, Suya adalah anak yang paling disayanginya, bagaimana mungkin dia enggan membiarkannya pergi bersama Eren ke tempat-tempat sulit itu, tetapi hari ini Eren datang membawa foto-foto ini, sangat jelas, dia telah memutuskan untuk membawa Suya pergi.

Anak perempuan adalah anak kesayangan di rumah, boleh memanjakannya sesuka hati, tetapi setelah menikah, ada beberapa hal, sebagai keluarganya tidak bisa mengendalikannya.

Suya melihat ayahnya telah mengatakan ini, dia tahu bahwa hal ini sudah tidak dapat diubah lagi, jadi dia tidak bisa menahan diri mulai panik.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu