Cantik Terlihat Jelek - Bab 62 Momen Romantis

Bab 62 Momen Romantis

Devan tidak ingin melepaskan, mengernyitkan alis, “ Sherin, kamu tau rasanya kangen dengan seseorang ? “ ia tiba-tiba bertanya seperti itu, Sherin belum menjawab, kemudian ia berkata, “ ingin melihatnya disetiap saat, tidak fokus dalam mengerjakan hal apapun, selama ini, aku baru pertama kali merasakannya.“

Sherin tidak dapat melihat wajahnya, kedua tangannya tetap pada posisi mendorong, dalam hatinya sangat senang, ternyata, bukan hanya ia yang seperti ini, Devan juga seperti ini.

Terdiam, ia menjawab dengan pura-pura tenang, “ Devan, apa yang kamu sukai dariku ?”

Sudut mulut Devan sedikit terangkat, menjawab dengan halus : “ Kebaikanmu, kepolosanmu, keinginanmu, ……. Semuanya, aku menyukainya.”

Sherin menutup kedua mata, Tarik nafas Panjang, ia memaksakan dirinya sendiri untuk tenang, “ Semua ini, Gabriel juga punya “

Setelah berkata, ia mengusir tangan yang dipinggang, “ Lepaskan, aku ingin mandi.”

Devan mengelengkan kepala, “Sherin, apa bila kita bersama, kamu akan menjadi ibu Simon, apakah kamu tidak menyukainya ?”

Sherin menyeringai, apabila tidak bersamamu, aku tetap ibu Simon, ibu kandungnya.

“Devan malam ini tidak pulang ?” ia mengingatkannya, tidak ingin menjawab pertanyaan Devan.

Devan melepaskannya, ia berbaring di atas kasur, “ hari ini demi melihatmu, aku tidak membawa obat, jadi, malam ini, aku membutuhkan-mu. “

Membutuhkan-ku ? ini, bisa dijadikan alasan ? Sherin melototi, kenapa ia dulu tidak mengetahui pria ini begitu menyebalkan?

Mengambil perlengkapan mandi dan barang-barang kosmetik, dengan cepat masuk ke dalam WC, tutup pintu, kunci.

Devan mendengar suara pintu terkunci, tatapan yang mendalam.

Diantara kamar mandi dengan kasur, hanya dibatasi dengan sebuah kaca, bahkan jika gorden itu ditarik, saat mandi, bayangan akan membuat Devan segera terangsang.

Ia memaksakan dirinya sendiri untuk tetap fokus pada handphonenya, tetapi nafasnya menjadi semakin cepat.

Sherin menggunakan kecepatan paling cepat untuk mandi, dan berdandan, setelah selesai, ia mengenakan baju tidur yang normal, berjalan keluar.

Melihat Devan yang sedang melihat Handphone, perhatiannya tidak tertuju padanya, ia merasa lega.

" itu, bisakah, kamu tidur diatas lantai ? " Setelah berkata, dia melihat ke samping, tidak berani menatap Devan.

Devan meletakkan handphone di meja sebelah tempat tidur, mendengarkan suara tersebut, Sherin menoleh ke dia, ia melihat Devan mulai membuka baju, sweater, kemeja, kemudian, tangannya diletakkan dibagian pinggang, kemudian, ia meletakkan tangan di tali pinggang, sepertinya menyadari tatapan Sherin, menyipitkan mata, berkata dengan halus: " Apakah kamu yakin masih mau lanjut melihat ?"

Kemudian, wajah Sherin berubah menjadi sangat merah, ia masuk ke dalam selimut, membungkus diri sendirinya dengan ketat.

Ya Tuhan, apa yang ia lakukan tadi ? Ia melihat Devan membuka baju, sampai termenung.

" Kamu tidur dulu, aku mau mandi." Devan bisik-bisik ditelingannya, hembusan nafasnya membuat Wajah Sherin menjadi panas.

Begitu sampai terdengar suara air mengalir, Sherin membuka mata kemudian, ia memiringkan kepala, ia melihat bayangan sosok seorang pria, dan ia tiba-tiba bangun, ya Tuhan, tadi saat ia mandi, inii..... Bukan....

Hotel ini sangat aneh, mengapa harus menggunakan desain kamar mandi seperti ini ?

Habis berpikir, ia berbaring ke belakang, memegang kepala, mungkin hari ini ia terlalu capek.

Memegang, sampai ketiduran.

Saat ia setengah sadar, ia merasa ada yang membuka selimutnya, kemudian ia merasakan hawa dingin, ia langsung membalikkan badan, melihat bayangan hitam dihadapannya, ia mendorongnya dengan kaki dan tangan, " Devan, apa yang ingin kamu lakukan ? "

Devan menyalakan lampu disamping tempat tidur, kemudian, ia memegang kepala dengan satu tangan, menatap dengan pandangan licik, " tadi yang mau kan kamu."

Mau ? Mau seperti apa ? Sherin menatap dengan binggung, " Mau apa ? "

Devan menarik tangannya, meletakkannya didepan dada, " Bagaimana menurutmu ? " Sherin terdiam, pandangannya memindah ke bawah, merasakan suhu panas dari tangannya, Sherin segera menarik tangannya.

" Devan, kamuu.... kamu keterlaluan." Setelah berkata, ia memiringkan badan, pindah ke samping kasur, membelakanginya.

Ia mengingatkan diri sendiri untuk tetap bangun, tetapi kelopak mata merasa semakin berat, semakin berat.

Ketika Sherin bangun lagi, ini sudah hari kedua.

Perlahan-lahan membuka mata, menoleh ke samping, ia melihat Devan sudah berpakaian rapi duduk diatas sofa sedang membaca buku dengan serius, pria ini sempurna sekali, dilihat dari sisi apapun, sangat sempurna.

Merasakan seperti ada yang melihat dirinya sendiri, Devan menutup buku yang ada di tangannya, meletakkan disamping, ia bangun, melihat Sherin yang buru-buru membalikkan badan, mulut sedikit terangkat ke atas, dengan satu kaki setengah berlutut di kasur, mencondongkan badan, ia mencium pipinya, " aku harus pulang ke daerah Ciput, mengurus urusan kantor, kamu jangan lupa sarapan."

Habis berkata ia langsung berdiri, menarik bajunya, dengan santai ia berkata: " malam aku akan datang menemanimu."

Sherin menoleh kepala, memelototi, " Devan, apakah pria selalu merasa wanita yang diluar rumah lebih baik ? "

Devan mengancing kancing di lengan baju, mendengar ia berkata seperti ini, menoleh ke samping dan menatapnya, " Mungkin ? "

" Nona Gabriel, yang begitu lemah-lembut, baik hati, perhatian, dan cantik, tetapi..... " Ia menundukkan kepala, berpikir, " Tetapi, kamu tidak menyentuhnya, dan mencari wanita diluar. "

Devan mengerutkan kening, kakinya bergerak, ia jalan ke hadapan Sherin, kedua tangannya di kasur, menatapnya, " Siapa yang memberitahu kamu, Aku mencari wanita diluar ?"

Saat ini, Sherin ingin memutuskan lidahnya saja, tidak pantas ia menanyakan pertanyaan ini.

Menggertakkan gigi, alisnya sedikit terangkat, " Aku mendengar orang berkata, Nona Gabriel, ia masih.... Perawan, dan, ketika sedang belanja, Simon berkata kamu sering membelikan barang-barang untuk wanita lain, Apakah, Itu.... Itu, memberikan hadiah ? "

Dengan tatapan mata yang datar dan mengerikan ia melihat Sherin, " Kamu ingin tau alasannya ? "

Sherin melihat tangannya yang bergetar, ia menelan air ludah, menarik selimut, menutupi kepalanya.

" Aku tidak ada hubungan denganmu, aku tidak perlu tau." Suara terdengar dari bawah selimut.

Devan berdiri, menarik selimutnya kedepan dada, di detik berikutnya, ia tiba-tiba membungkuk dan menciumnya.

Sherin sesak nafas karena ciuman itu, ia melepaskanya, dan segera berdiri.

" Sekarang, masih ingin mengetahui alasannya ?"

Sherin merasa sesak nafas didada, tetapi, ia mengerti apa yang dimaksud pria tersebut, bertanya dengan intonasi rendah, " Kenapa ? "

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu