Cantik Terlihat Jelek - Bab 639 Bertemu Dengan Orang Yang Tak Terduga

Tentu saja bisa? Hanya saja, Mimi tidak berani!

Semuanya sudah begitu dekat dan akrab, Aderlan masih belum merasa bahwa Rozi dan Mimi memiliki persamaan. Apa artinya ini?

Ini artinya, Mimi tidak ada apa-apanya di dalam hati Aderlan, jadi Aderlan tidak pernah berniat untuk menghubungkan persamaan antara mereka berdua.

Memikirkan hal ini, Mimi tiba-tiba merasa sangat kecewa.

"Um, tidak terburu-buru, kamu akan melihatnya jika ada kesempatan."

Pemilik bar melihat Aderlan ikut datang kemari, sikapnya menjadi sangat baik.

Saat melakukan perhitungan gaji, Rozi diberi gaji tambahan setengah bulan, katanya itu adalah bonus.

"Rozi, kamu ini benar-benar orang yang tertutup, kamu kenal dengan orang besar, tetapi kamu malah datang ke toko kecilku ini. Aku hampir membuatku mati ketakutan."

Melihat Aderlan pergi ke belakang dan sedang membantu Mimi mengambil barang, bos menarik Mimi dan mengeluh dengan sikap yang berlebihan.

Mimi tidak berbicara, hanya bersuara "Hehe".

Bos itu memberi selembar kartu nama kepada Mimi, "Di masa mendatang, jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu harus lebih sering ingat padaku!"

Saat keluar dari bar, Aderlan mengajak Mimi makan siang, mungkin karena luka di lengannya. Demi Mimi, Aderlan yang selalu makan masakan pedas, mengajak Mimi makan masakan Zhejiang.

Masakan yang sangat ringan dan tawar.

Karena tidak ada ruang pribadi, jadi keduanya memilih tempat duduk secara sembarangan di tempat makan.

Karena Mimi sudah minum susu kedelai di pagi hari, ketika tiba di sini dan sudah memilih tempat duduk, Mimi pergi ke kamar mandi.

Saat kembali, Aderlan telah memindai kode QR di atas meja dan memesan makanan dengan sangat serius.

Tapi Mimi malah menatap meja di sisi kanan Aderlan dan bengong.

Karena, Mimi sepertinya melihat orang yang dia kenal.

Di seberang meja, duduk dua pria dan dua wanita.

Sepasang anak muda dan sepasang orangtua.

Kelihatannya seperti sedang bertemu dengan orangtua.

Pria muda itu mengenakan jas tunik China Modern, terlihat sangat serius dan tidak mudah tersenyum, jika dibandingkan, Aderlan tampak sedikit lebih tampan darinya.

Um, sulit untuk dibandingkan, bagaimanapun juga, usianya lebih tua dari Aderlan.

Wanita itu mengenakan gaun putih, terlihat sangat imut, duduk di sisi pria itu.

Sesekali, berbincang-bincang dengan orang di seberangnya.

Pria itu membuat beberapa pernyataan dan wanita itu langsung memandang pria itu dengan kekaguman. Hal ini terjadi berulang-ulang kali, pria itu sedikit tersenyum dan menjepit makanan untuk wanita itu, lalu menyuruh wanita itu cepat makan.

Mimi kemudian duduk, karena jaraknya dekat, Mimi mendengar dengan jelas wanita paruh baya yang duduk di sampingnya berkata:

"Velve, aku dengar Stephen mengatakan bahwa kamu adalah seorang akuntan di Perusahaan Mo, dan orang tuamu adalah kelas pekerja tetap, apakah benar?"

Mimi mengerutkan alisnya, kelas pekerja tetap?

Jika keluarga Mo dianggap sebagai kelas pekerja tetap, maka sebagian besar orang di dunia ini hanya bisa dianggap sebagai orang miskin?

"Bibi, ayahku sudah mengatakannya, selama kamu membiarkan aku menikah dengan Stephen, mahar apa yang kalian butuhkan, keluargaku pasti bisa memberikannya."

Velve menjawab dengan apa adanya.

Mimi tidak bisa menahan tawa di dalam hati, kakak kedua ini terlihat sangat polos seperti kertas putih yang bersih, tetapi cara berbicaranya sangat tajam.

"Bu, jika pertemuanmu hari ini, hanya untuk membicarakan topik ini, aku rasa lebih baik kita bertemu lagi di lain hari."

Stephen berbicara tanpa segan-segan.

Mimi memutar kepalanya ke kiri dan menatap pria itu. Wajahnya terlihat sedang marah, pria itu meletakkan tangannya di bahu Velve, seperti sedang melindunginya.

Wajah ibu Han berubah menjadi gelap, "Kamu ini masih belum menikahinya, apakah kamu sudah melupakan ibumu ini?"

"Stephen, jangan begitu. Aku tidak ingin karena aku, kamu dan bibi tidak bahagia."

Velve menjelaskannya dengan gugup sambil menarik lengan baju Stephen.

Ketakutan dan kerendahan hati di wajah itu membuat Mimi merasa seperti tersedak.

Kakak beradik Mo ini memang sangat menarik, masing-masing tampaknya memiliki sisi yang tidak diketahui oleh orang.

Aston begitu, Velve juga begitu.

Mimi secara spontan menatap Aderlan. Aderlan masih memesan makanan dengan serius. Jadi, tentu saja Aderlan tidak tahu bahwa kakak keduanya duduk di meja sebelah.

Dan, kakak kedua yang sedang ditindas oleh orang lain.

Namun, sebagai Rozi, Mimi tidak kenal dengan Velve, jadi dia tidak bisa mengatakan apapun.

"Lihatlah, apakah ini semua yang ingin kamu makan?"

Tiba-tiba, Aderlan seperti menawarkan sesuatu yang berharga dan menyerahkan ponselnya.

Seketika Mimi merasa panik, Aderlan yang begitu dingin, ternyata memiliki sisi seperti kekanak-kanakan.

Mimi mengambil ponsel dan meliriknya. Keduanya sudah bersama dan baru berapa kali makan. Benar-benar tidak diduga, Aderlan mengingat semua makanan kesukaannya.

"Suka makan."

Mimi tersenyum hingga matanya menyipit.

Aderlan, kamu begitu, bagaimana aku bisa pergi menjauh darimu?

Tiba-tiba, beberapa orang di meja sebelah berdiri pada saat yang sama, hanya tendengar wanita paruh baya itu berteriak, "Stephen, aku berkata sampai di sini, tidak semua orang dan tidak sembarang orang yang bisa masuk ke dalam rumah keluarga 寒-ku, kamu bisa menikahinya setelah aku mati. "

Suara kasar dan kata-kata tajam itu, dalam sekejap menarik perhatian semua pengunjung yang ada di sana.

Termasuk, Aderlan.

Mimi menarik napas dalam-dalam, dia tahu bahwa masalah ini sudah menjadi besar.

Karena Mimi melihat wajah Aderlan tiba-tiba berubah saat melihat Velve, jari-jari yang bertumpu di atas meja mulai mengepal. Lalu, Aderlan perlahan berdiri dan meletakkan tangannya di saku.

Melihat wanita paruh baya itu, Aderlan berkata dengan jelas kata demi kata :

"Bibi, bisakah Anda mengulangi apa yang baru saja Anda katakan?"

Suara Aderlan sangat dingin, tidak ramah sedikitpun.

Mimi juga ikut berdiri secara spontan, tapi dia hanya diam dan tidak menghentikan Aderlan.

Karena, Mimi juga merasa kasihan pada Velve.

Seorang wanita yang baik hati.

Wanita paruh baya itu berbalik dan menatap Aderlan. Wanita itu sangat tahu tentang barang-banrang bermerek, matanya sangat jeli dan orangnya sangat berpegalaman.

Dalam tatapan sekilas, wanita paruh baya itu bisa melihat bahwa penampilan Aderlan sangat mewah.

Selain itu, di samping ponselnya, ada sebuah kunci mobil dan itu mobil Maybach.

Tapi, tidak peduli sekaya apapun, seorang kaisar juga tidak boleh ikut campur dalam masalah keluarga orang lain?

Memikirkan hal ini, wajah wanita paruh baya itu tersenyum, "Tuan, ini adalah masalah keluarga kami, aku harap Anda jangan terlalu ikut campur."

Aderlan meliriknya sekilas, kemudian menoleh dan menatap Aston yang tertegun seperti orang bodoh.

Aston menggelengkan kepalanya ke arah Aderlan, tapi Aderlan menurunkan alisnya dan mengabaikannya.

Setelah Ibu Han selesai berbicara dengan Aderlan, dia segera menoleh dan menatap Velve yang tertegun, dia mengira bahwa Velve terkejut oleh dirinya, kemudian dirinya merasa sedikit bangga.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu