Cantik Terlihat Jelek - Bab 753 Mimi Tiba-Tiba Muncul Di Kru

Memutar kepalanya, melihat ke sisi lain luar jendela "Baiklah, jika kamu sendiri tidak takut lelah."

Setelah berbicara, dia menghembuskan napas, beberapa tahun ini, Grandy terus mengejeknya, mengatakan dia tidak punya perasaan terhadap wanita, pasti gay.

Dia tahu bukan, karena, dia sangat paham, dirinya menyukai Catlyn Stacy.

Ketika akting, wanita cantik mana pun, menjadikan syuting sebagai alasan untuk mendapatkan kesempatan untuk menggodanya.

Tetapi dia hanya merasa muak, tidak sampai ke seksual sedikit pun.

Tetapi wanita ini, apapun tidak dilakukan, tetapi dia telah berkali-kali, muncul hasrat yang tidak bisa dikendalikan.

Tetapi, sebelum beberapa hal diselesaikan, dia tidak bisa membiarkan orang menyadari keistimewaannya baginya.

Itu hanya akan membuat dia dalam bahaya.

Fisi berkata "hei" dua kali.

Pada malam hari, setelah merapikan kamar Kenbo, dia kembali ke kamarnya.

Baru selesai cuci muka dan gosok gigi, bersiap untuk naik ke kasur untuk tidur, dia mendengar suara ketukan pintu.

"Siapa?"

"Aku!"

Aku? Dia mengerutkan alis, membuka pintu, menutup mulut dan menguap, tetapi ketika melihat dengan jelas orang yang berdiri di luar pintu, ekspresi di wajahnya sedikit menghilang, kemudian mengulurkan tangan dan hendak menutup pintu.

Tetapi ditahan oleh Rendi, lalu, melintas dan masuk ke kamar.

"Itu, Kakak Rendi, tengah malam ini, tidak terlalu baik bagi seorang bintang besar untuk masuk ke kamar asisten!"

Rendi menatap Fisi, membungkuk, itu juga merupakan bungkukan 90 derajat.

"Kak Fisi, aku sangat menyesal mengenai masalah hari ini, semua adalah salahku dan membuatmu menderita."

Fisi mundur dua langkah ke belakang, dua tangan diletakkan di depan tubuh, menarik napas, tidak berbicara.

Rendi terus membungkuk, seperti jika dia tidak berbicara, dia juga tidak akan bangun.

Pada akhrinya, dia tidak tega.

Sebenarnya, bagaimanapun juga Rendi juga seorang bintang besar, sedangkan dia? Hanya seorang manajer yang kecil, tidak, lebih tepatnya, seorang asisten.

Jika ditempatkan pada masa lalu, ini adalah posisi antara tuan dan budaknya.

Namun di bawah perbedaan status kedua orang yang begitu besar, Rendi bisa begini, dia agak tersanjung.

Dia mengulurkan tangan dan membantu Rendi bangkit " Kakak Rendi, kamu tidak perlu begini, aku yang kemarin ikut campur."

Setelah berbicara, dia berjalan ke depan jendela dan menutup gorden jendela " Kakak Rendi, aku ingin tidur, jika tidak ada masalah, pergilah!"

" Fefe telah pergi, kamu tidak akan berjumpa dengannya lagi kelak."

Fisi berbalik dengan cepat, menatap Rendi dengan tidak terduga " Zelda bisa menjanjikanmu?"

Rendi sedikit malu ditanyakan seperti ini oleh Fisi, tertegun sejenak baru merespon.

"Jika dia menutup kebenaran lagi, aku akan menyerangnya, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa terhadapku..."

Setelah berbicara, dia maju beberapa langkah, berdiri di depan Fisi, berkata dengan serius lagi : "Kak Fisi, apakah kamu merasa aku sangat tidak berguna?"

Dia berkata sambil mengerutkan keningnya "Aku... aku hanya masih memerlukan mereka, tunggu..."

Fisi batuk pelan, memotongnya.

"Tidak masalah, ini, kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku."

Saat ini, ponsel yang diletakkannya di atas lemari berbunyi, dia menghembuskan napas, melewati Rendi, bersiap untuk mengangkat telepon.

Namun karena terburu-buru, tidak memperhatikan kakinya dan memakai sandal, seketika dia tersandung dan jatuh ke lantai.

Kepalanya menabrak kaki bangku yang ada di depan, tidak bisa untuk tidak berkata "Ah...".

"Kak Fisi..."

Melihat ini, Rendi buru-buru membungkukkan badan, untuk memapahnya.

Tiba-tiba, terdengar suara gesekan kartu pintu, setelah suara "klik", pintu pun terbuka.

Fisi tertegun, yang mempunyai kartu kamarnya, hanya Kenbo, juga untuk gampang mencarinya, jadi memberikannya kartu cadangan.

Seluruh orangnya, tidak bisa untuk tidak gemetar, dia menatap Rendi "Itu adalah Kenbo, bukan?"

Rendi malah seperti tidak peduli, tersenyum, menganggukkan kepala, memapahnya dari lantai dan berkata kepada Kenbo "Selamat malam, Kakak Kenbo!"

Selamat malam? Sial!

Jika Kenbo mengetahui bahwa Rendi di kamarnya tengah malam, tidak tahu akan ada respon apa.

Meskipun dia menyukai pria, tetapi dia masih menyukainya, setidaknya sekarang belum hatinya belum berubah.

Dia mendorong tangan Rendi yang masih menggenggamnya, berdiri di satu sisi, sedikit bingung.

"Kenapa kamu di sini?" Suaranya sangat dingin.

"Aku..."

" Kakak Rendi datang untuk berterima kasih... berterima kasih kemarin aku telah membantunya, tadi aku buru-buru mengangkat telepon, tidak hati-hati dan tersandung, jadi dia barusan memapahku."

Fisi memotong perkataan Rendi, maju lalu mendorong Rendi ke luar.

" Kakak Rendi, aku telah mengetahui maksudmu, hari sudah malam, besok masih harus syuting, kamu segera kembali ke kamar dan tidur!"

Setelah berkata, di sudut yang tidak terlihat oleh Kenbo, menghadap Rendi dengan tatapan penuh harapan.

Rendi menatapnya, baru menganggukkan kepala terhadap Kenbo, berbalik dan pergi.

" Kakak Kenbo, ada apa kamu mencariku?"

Fisi berbicara dengan tersendat-sendat, meskipun tidak melakukan apapun, tetapi terdapat rasa bersalah yang tidak tergambarkan.

Kenbo mencubit ruang antar alisnya, meliriknya, pada akhirnya tidak berkata apapun, memegang sebuah kantong es di tangannya dan melemparkannya di atas lemari TV.

"Jika gigimu sakit lagi di malam hari, gunakan ini untuk menutupnya."

Setelah berbicara, dia berbalik badan dan pergi.

"Ah? Oh, baik, baik, terima kasih atas perhatian Kakak Kenbo."

Hingga mendengar suara pintu tertutup, dia baru perlahan-lahan mencari kembali arwahnya.

Merapikan baju tidurnya, berdiri di samping jendela dan bengong.

Responnya yang begitu tenang, membuat dia lega dan pada yang saat bersamaan juga merasakan rasa kehilangan yang mendalam.

Ini membuktikan apa? Membuktikan, dia benar-benar tidak peduli apakah dia bersama dengan seorang pria di tengah malam.

Tetapi, sesaat setelah itu dia juga merasakan dirinya benar-benar cukup lucu, jangan bahas yang dia sukai sekarang adalah pria, jika menyukai wanita, dia juga tidak mungkin menyukainya, untuk apa dia peduli?

Tetapi yang tidak diketahuinya adalah, bintang besar Xiao, setelah dia pergi, otaknya penuh dengan Fisi yang menundukkan kepala, tampang bersalah yang tidak berani melihatnya.

Meskipun berkata pada diri sendiri, seorang wanita yang rela mengorbankan sembilan tahun masa muda untuk dirinya sendiri, tetapi, dia masih Catlyn Stacy, tidak mungkin akan berpindah hati, tetapi dia tetap tidak bisa menekan kesedihan di hatinya.

Jadi, dia tidak kembali ke kamar, berlari ke lantai bawah, setelah berlari satu jam, baru kembali.

Kemudian, cuaca perlahan-lahan menjadi hangat, semua orang ingin bergegas mengakhiri adegan bagian belakang sebelum cuaca menjadi panas.

Dan proses syuting, setelah semua orang memasuki peran, jelas menjadi lebih cepat.

Kehidupan para kru masih termasuk tenang.

Hingga Aderlan dan Mimi tiba-tiba muncul di kru.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu