Cantik Terlihat Jelek - Bab 49 Pertama Kali Tidur Bersama

Bab 49 Pertama Kali Tidur Bersama

"Sherin, buka pintu! Jika kamu tidak membuka pintu sekarang, aku akan menyuruh orang untuk membongkar pintu ini!" Suara Devan terdengar agak serak, sepertinya dia sedang dalam keadaan mabuk. Hati Sherin merasa kacau, dia memejamkan matanya dan menghirup sebuah nafas yang dalam, "Devan, mengapa kamu tidak pulang ke rumah dan malah datang ke rumahku?"

Sherin langsung mengulurkan tangannya dan mengambil tas kosmetik yang terletak tidak jauh darinya. Dia bergegas menata riasan untuk dirinya. Sherin mengira aman untuk tidak menata rias pada saat tidur karena dia tinggal sendiri. Sekarang, Sherin berpikir dia harus tetap menata rias dulu sebelum tidur.

"Aku menyuruh kamu membuka pintu!" Devan berkata dengan nada memaksa

"Tunggu sebentar, aku memakai pakaian dulu" Sherin mengerti personalitas pria ini, pria ini benar benar akan membongkar pintu jika dia tidak membukanya. Setelah memeriksa riasannya di cermin, Sherin membuka pintu dan satu tubuh yang tinggi langsung jatuh ke arahnya. Sherin membawanya ke tempat tidurnya. Rumah dia sangat kecil, tempat yang bisa diduduki hanya tempat tidurnya.

Devan menatapnya dengan tatapan yang tajam. Setelah Devan merentangkan lengan panjangnya, wanita yang sedang berdiri di sisi tempat tidur ditarik hingga terbaring di tempat tidur. Sherin berusaha untuk bangun tetapi Devan menghalangi gerakannya. Bau alkohol dari Devan pun membuat Sherin mengerutkan alisnya.

Cahaya kuning yang gelap terpancar di wajah Devan melalui tirai jendela dan menambahkan sedikit kesombongan pada wajahnya yang tampan. Sherin memaksa dirinya untuk menoleh ke samping dan berhenti memandang Devan. "Devan, tolong sadar diri" Sherin bersuara untuk mengingat Devan, juga untuk mengingatkan dirinya.

Devan mengelus pipi Sherin dengan lembut. Sherin membuat Devan merasa diabaikan untuk pertama kali di hidupnya. Devan mengarahkan wajah Sherin untuk berhadapan dengannya dan berbisik dengan suara rendah, "Sherin, apakah kamu benar benar membenciku?"

Sherin melihat ke tatapan Devan dan menjawab sambil tersenyum, "Apakah kamu pikir saya masih akan suka kepadamu setelah kamu melakukan hal hal seperti itu kepadaku?" Setelah menjawab, Sherin langsung melarikan diri dari tatapan Devan dan melihat ke langit langit hitam kamarnya. Devan memegang tangan Sherin dan menariknya. Lalu, dia memeluk Sherin dan berkata dengan nada suara yang berharap :"Aku akan memperbaiki kesalahanku"

Sherin merasa tenggorokannya serak dan detak jantungnya menjadi cepat. Orang mulia seperti Devan berkata akan memperbaiki kesalahannya terhadap Sherin? Siapa yang tidak merasakan tersentuh?

Namun, Devan tetap adalah tunangan orang lain. Bagaimana dia bisa memperbaiki kesalahannya?

"Devan, apa pun yang kamu lakukan, saya tetap tidak akan menyukaimu. Saya tidak akan pernah bisa jatuh cinta kepada pria yang sudah dimiliki wanita lain" Sherin tahu kata kata ini akan membuat Devan kesal, tetapi dia tetap harus memberi tahunya.

"Pria milik wanita lain? Berarti jika aku tidak dimiliki wanita lain, kamu akan pertimbangkan hubungan kita?" Devan melihat ke Sherin dengan tatapan yang mengejek.

Sherin mengigit bibirnya dan matanya berputar sana sini, kemudian dia mengangguk. Sherin juga ingin tahu apakah pria ini serius. Sherin berkata pada dirinya bahwa dia hanya akan mengetes Devan dan yakin bahwa dia tidak akan merusak hubungan Devan dan Gabriel.

Mendengar kata kata Sherin, tatapan Devan menjadi tenggelam. Dia mengelus pipi Sherin dan berkata "Sherin, Apakah kamu sedang memaksa aku?"

"Devan.... Bukan...." Sebelum Sherin sempat selesai berbicara, Devan mencium bibirnya. Secara refleks, Sherin ingin mendorong Devan. Tetapi Sherin tidak bisa melakukan apa-apa dalam posisi seperti itu.

Devan tiba tiba melepaskannya saat Sherin sudah mau sesak nafas. Devan mengangkat Sherin dan membaringkannya di bagian dalam tempat tidur dengan lembut. Kemudian, Devan sendiri berbaring di samping Sherin dan menghadap ke samping, memeluk pinggang Sherin.

Sherin merasa sangat gugup hingga dia tidak bisa mengatakan apa apa. Di kamar yang sunyi, Sherin bahkan bisa mendengar suara nafasnya sendiri. Meskipun keduanya sudah pernah melakukan hal seperti ini sekali. Tetapi ini adalah pertama kali dalam kehidupannya Sherin berada di satu tempat tidur dengan pria.

"Devan....." Suaranya sedikit bergetar

"Tidur, kalau tidak....." Devan berbisik di samping telinga Sherin, "Aku tidak keberatan untuk lanjut melakukan olahraga lain dengan kamu"

Olahraga pada malam hari ini? Kali ini, Sherin mengerti maksud Devan. Pipirnya menjadi merah. Awalnya, Sherin masih ingin melepaskan tangan Devan yang memeluk pinggangnya. Tetapi setelah mendengarkan kata kata Devan, Sherin bahkan tidak berani bergerak,

Badan kaku Sherin menjadi lega setelah dia mendengar suara nafas Devan yang semakin ringan. Bukankah Devan akan insomia jika dia tidak makan obat? Tetapi Devan malah tertidur lebih cepat daripada Sherin! Kemudian, Sherin juga tidak tahu bagaimana dirinya tertidur.

Ketika Sherin bangun di pagi hari, orang yang berada di sampingnya sudah tidak ada. Secara tidak sadar Sherin mengulurkan tangannya dan menyentuh ke sisi samping tempat tidurnya. Selimutnya masih memiliki kehangatan Devan, berarti dia baru pergi tidak lama. Sherin merasa tidak realistis ketika dia memikirkan bahwa dirinya tidur dengan Devan di satu tempat tidur selama satu malam.

Mencium aroma yang Devan tinggalkan, Sherin merasa jantungnya berdetak dengan cepat. Tetapi hatinya memiliki sebuah ketenangan yang susah dijelaskan.

Setelah Dylan sampai di kantor, dia melihat Devan yang sedang memikirkan sesuatu di mobilnya. Dylan menarik pintu mobil dan memasuki mobil Devan, melihat Devan yang masih memakai baju semalam, Dylan terkejut dan bertanya, "Oh, apa yang terjadi? Apakah kamu tidak pulang ke rumah semalam?"

Tangan Devan berada di belakang kepalanya, badannya bersandar di kursi dan wajahnya tersenyum. Dylan menjadi ingin tahu siapa dan masalah apa yang bisa membuat Devan yang masih despresi semalam menjadi bahagia dalam waktu satu malam.

Devan tidak berbicara, hanya melirik kepada Dylan.

"Lihatlah angin musim semi di wajahmu! Cepat katakan, apa yang kamu lakukan tadi malam?" Dylan menggoyang tubuh Devan. Devan tiba tiba duduk tegak dan melihat ke Dylan dengan wajah yang sangat serius. Dylan terkejut melihat Devan yang tiba tiba menjadi serius dan mengeluarkan sebuah batuk yang ringan, menegakkan badannya dan berkata, " Tunggu tunggu, biarkan aku menghela nafas dulu"

Setelah merapikan bajunya sendiri, Dylan melihat ke Devan dengan serius dan berkata, "Sudah. Aku sudah siap mendengarkanmu"

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu