Cantik Terlihat Jelek - Bab 193 Siapa Meninggal?

"Kakak ipar, kamu sudah koma 2 3 hari, masih berkata bukan masalah besar" Sambil berkata, Tifa membuka kotak bekal, "Aku memasak sedikit sup herbal untuk kamu, kamu minum sedikit"

Clover kaget, "Aku koma begitu lama? Mungkin karena benar-benar kecapekan, jadi ingin tidur lebih lama" Melihat Tifa memberikan sup kepadanya, Clover menambah, "Aku cuman jatuh beberapa kali saja, kamu benar-benar terlalu baik, sampai memasak sup herbal untukku"

Tenggorokan Tifa terasa kering, dia tertawa dengan kering, tidak berani memberi tahu Clover bahwa sup herbal berfungsi untuk menjaga kesehatan Clover setelah keguguran anaknya.

Pada saat itu, ada seorang bibi masuk dari luar, "Nyonya, biarkan saya bersihkan anda dulu baru makan !" Setelah berkata, bibi itu mengeringkan handuk dan mau membersihkan wajah Clover.

Clover mengambil handuknya dan merasa sedikit aneh, "Itu, bibi, anda sedang apa?" Setelah itu, Clover menarik selimutnya dan mau turun dari tempat tidur.

Tifa menahan dia, "Kakak ipar, kamu lihat kakimu dan badanmu, tidak ada tempat tanpa luka, kakakku merasa sakit melihatnya dan menyuruh seorang bibi untuk melayanimu beberapa saat, kamu nikmati saja"

Setelah berkata, Tifa menundukkan kepalanya dan menyembunyikan rasa bersalah.

Kakaknya menyuruh Tifa jangan memberi tahu Clover masalah anaknya gugur karena takut membuat Clover emosi, akhirnya semua orang memilih untuk tidak memberi tahu Clover juga.

Tetapi, meskipun anaknya keguguran, kalau kesehatan Clover tidak dijaga dengan baik, masalah ini akan menyebabkan akar penyakit yang sangat besar nanti, jadi, Tifa memutuskan untuk mengambil cuti sebulan bersama rumah sakit luar negeri dan berada di dalam negeri untuk menjaga kesehatan Clover menggunakan semua pengetahuannya, Tifa juga sangat berharap keajaiban bisa terjadi.

"Tidak perlu, aku bukan anak kecil, masa membiarkan orang menyuci mukaku? Tifa, kakakmu sedikit kelewatan" Clover tidak tahu harus tersenyum atau terharu.

"Kalau kamu tidak mau membiarkan dia membantu mencuci, aku saja!" Suara Devan tiba-tiba berdering, Clover melihat dia benar-benar mengangkat kakinya yang terluka menggunakan tangannya.

Clover langsung cemas, "Kamu.... kamu jangan bergerak, aku akan membiarkan dia membersihkan aku"

Devan tidak bergerak dan terus melihat sampai bibi itu siap melayani Clover, dia baru meletakkan kembali kakinya di posisi tadi.

Setelah makan, bibi itu dan Tifa pun meninggalkan ruangan.

Di dalam kamar hanya tersisa Devan dan Clover.

Clover berputar balik badannya dan melihat ke Devan, mata Devan memang terbuka dan dia sadar diri, tetapi Devan tidak bicara dengannya.

Clover merasa sedikit aneh, bukankah Devan seharusnya tanya tentang kondisi waktu itu?

Clover ingin berkata, tetapi akhirnya Clover hanya diam karena takut Devan sedang memikirkan sesuatu.

Clover merasa waktu berjalan sangat lama, langit diluar jendela sudah berubah dari pagi menjadi malam.

Tetapi, Devan tetap tidak bersuara.

Dari hari memastikan hubungan sampai sekarang, Clover tidak pernah mengalami kondisi seperti ini, tiba-tiba Clover merasa sedih, dia menggunakan nyawanya untuk menolong Devan, tetapi sikap Devan malah begitu?

Pada saat Clover mau berkata duluan, Devan bersuara, "Apakah kamu pernah berpikir, kalau hari itu kamu tidak bisa kembali, aku harus bagaimana?"

Clover melamun sejenak dan menjawab dengan suara kecil, "Bukannya aku sudah kembali sekarang?"

"Apakah kamu mengira aku pasti akan tersentuh jika kamu menggunakan nyawamu sendiri untuk menolong aku?" Nada suara Devan yang lurus datar membuat Clover merasa salah mendengar.

Apa maksud Devan? Clover tidak pernah ingin Devan merasa tersentuh karena Clover telah menolongnya? Devan terluka karena Clover, selain itu, Devan adalah pria yang dicintai Clover dan ayah dari kedua anaknya, dari sisi apa pun, Clover merasa dia memang harus menolong Daven.

Pada saat itu, air mata Clover mengalir, dia berteriak : "Devan, aku tidak pernah ingin kamu merasa tersentuh, aku sendiri yang mau, walaupun aku mati, itu juga hasil yang aku mau sendiri, apakah itu cukup?"

Semakin berkata Clover merasa semakin sedih, hanya Tuhan yang tahu dia jatuh ke berapa banyak lubang, terpeleset berapa kali dan tergores berapa kali pada waktu itu. Tetapi, waktu itu Clover cemas mau menolong Devan, jadi Clover tetap bertahan sampai akhir meskipun ada beberapa kali dia merasa dia sudah tidak bisa tahan, tetapi sekarang Devan malah menyalahkan dia.

"Aku memilih kaki ini rusak daripada kamu pergi ke bahaya, kamu tahu tidak? Kalau kamu mati karena itu, aku juga tidak akan bisa hidup sendiri" Devan berputar balik badannya dan melihat ke Clover, Clover melihat mata Devan menjadi berair.

Clover mengerti maksud Devan, "Devan, apakah kamu menangis?"

Devan tidak mau menghiraukan dia.

"Devan, aku salah, lain kali aku tidak begitu lagi"

Devan melirik dia.

"Devan.... kalau kamu tetap tidak mau menghiraukan aku, aku akan menangis sekarang!"

Clover menjadi cemas ketika dia melihat Devan meletakkan kakinya ke lantai, "Kamu, kamu mau berbuat apa?"

Devan membawa gantungan itu ke sisi Clover dan memegang dinding berjalan ke tempat tidur Clover dengan satu kaki, setelah itu Devan baring di samping Clover dan menarik selimutnya.

Meskipun tempat tidur ruang VIP memang lebih luas, tetapi tetap akan menjadi sempit jika dua orang berada di satu tempat tidur, hati Clover merasa hangat ketika dia merasakan kehangatan dari tubuh Devan, tetapi dia merasa kaget melihat Devan menarik bajunya, "Devan, kamu buat apa? Aku... aku sudah terluka, jangan-jangan kamu masih ingin......"

Devan mengetuk dahi Clover dan melirik dia.

Merasakan kedinginan, Clover menunduk ke bawah dan Devan menarik bajunya ke atas, "Kamu lihat sendiri, kamu membuat dirimu menjadi sampai bagaimana?"

Termasuk daerah dada, seluruh tubuh Clover memiliki luka yang terlihat menakutkan, Clover menarik selimut dan menutupi tubuhnya, kemudian Clover menoleh ke Devan yang matanya sudah memerah, Clover melingkari leher Devan dan memberikan sebuah ciuman di bibirnya.

"Aku percaya kamu juga akan melakukan apa yang aku lakukan jika kamu adalah aku" Setelah itu, Clover tersenyum, melihat Devan tidak berbicara, Clover mengelus pinggangnya dengan lembut.

Ekspresi Devan jelas menjadi lebih lembut.

"Kalau lain kali kamu masih seperti itu, aku tidak akan memaafkan kamu" Meskipun Devan terharu dengan kelakuan Clover, tetapi dia merasa lebih takut dengan usahanya.

Clover menganggu, "Iya, iya, aku tahu"

Setelah itu, Clover mencium pipi Devan lagi, Devan menarik Clover ke pelukannya yang hangat, "Kalau kamu tidak ada, aku tidak akan bisa hidup walaupun aku diselamatkan, apakah kamu mengerti?"

"Itu tidak boleh, siapa yang akan mengasuh anak kita nanti?"

"Kasih ke orang lain!"

"Devan!"

"Aku mau kamu paham, kematian itu tidak menakutkan, yang menakutkan adalah orang yang hidup harus bagaimana bertahan hidup? Clover, aku tidak bisa hidup tanpamu!"

Tubuh Clover bergetar, dia memukul Devan dengan lembut, "Aku menangis lagi gara-gara perkataanmu"

"Oh iya, apakah kamu tahu bagaimana kondisi Mimi dan mereka? Hari itu, aku ada melihat satu orang berguling ke bawah, apakah.... itu adalah salah satu dari mereka?"

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu