Cantik Terlihat Jelek - Bab 74 Devan, Kamu Percaya Siapa?

Bab 74 Devan, Kamu Percaya Siapa?

Sekali Devan mendengar, matanya pun agak menyipit, mengetahui bahwa amarah wanita itu seharusnya sudah mereda, juga ikut merasa lega, di wajahnya muncul senyuman yang dangkal, melengkungkan bibir berkata: “Memang mau gimana? mau tidak peduli wanita itu, menghampiri dan memeluk untuk menghibur dirimu? Membuat masyarakat marah?”

Sherin tidak henti-hentinya memandang laki-laki itu, “Hehe….” Ujung mulutnya menyembur keluar senyuman sedih yang dingin, merosot ke bawah dari paha Devan, membelokkan badan berjalan ke kamar.

Ternyata, laki-laki itu hanya takut bisa membuat masyarakat marah?

Takut membuat masyarakat marah, makanya boleh tidak peduli terhadapnya? Kalau begitu, untuk apa mengatakan cinta? Untuk apa mengatakan sampai mati pun tidak berpisah?

Alis mengerut erat, Devan menyadari dirinya sudah berkata salah, wanita ini orang yang bisa memutuskan pemikiran tanpa menghiraukan perkataan.

Lengan panjang pria itu diangkat menarik wanita itu, lanjut berkata: “Bukan setiap orang, bisa melihat isi hatimu, dalam suasana seperti itu, orang-orang hanya bisa percaya apa yang mereka lihat, mereka dengar, kalau aku tidak mempedulikan wanita itu, dan malah menghiburmu, kamu rasa, masalah ini bisa berkembang menjadi apa?”

Tidak berbicara lagi, Sherin mengerutkan alis, menunduk, penglihatannya sedikit terjatuh ke bawah, setelah berlalu lama.

Seakan sudah mengerti sesuatu, merasa aneh memiringkan kepala, melihat laki-laki di hadapannya, sesaat beragam perasaan bersatu.

Kenyataanya memang seperti itu.

Di tempat seperti itu, dengan status seperti itu, muka yang “biasa-biasa” seperti ini, anggap saja Devan bisa menggunakan statusnya untuk menahan amarah orang-orang, tapi pada akhirnya masalah ini pun akan berkembang menjadi tidak bisa dibenahi.

Yang terlihat di mata orang-orang adalah wanita itu seorang pengasuh, menusuk nyonyanya, namun dilindungi oleh tuannya, walaupun kenyataannya itu bukan lah kesalahannya, takutnya, wanita itu juga tidak bisa menjelaskan semuanya.

Mengerti akan hal ini, lubuk hati Sherin seakan dilempari sebuah batu besar, menjulang ke atas sebuah ombak yang sangat besar.

Kalau sebelumnya, terhadap laki-laki ini hanya lah tergoda, hanya lah menyukai, saat ini wanita itu merasa dirinya sungguh-sungguh sudah mencintainya.

Baru bertemu beberapa bulan, laki-laki itu memang bisa dalam saat genting di hidupnya, tanpa syarat mempercayai dirinya, mengganti cara pandanganya demi kebaikan Sherin.

Dalam percintaan, tidak ada yang lebih berharga lagi dari kepercayaan dan pengertian.

“Sudah tersentuh ya? Aku berani merelakan, seluruh perasaanku untuk kamu….” Penglihatan Devan menyoroti wanita itu, bibir tipisnya mengeluarkan kata-kata.

Dahi gelap dan berat, jakun laki-laki itu bergerak ke atas dan bawah, mengenggam tanpa jejak tangan wanita itu.

Hati Sherin, seketika hangat.

Kesedihan yang dingin hilang.

“Wanita itu, tidak apa-apa kan?” Meski merasa dirinya saat ini perhatian kembali terhadap wanita itu, agak terlalu baik, tapi saat ini, dia tidak mau jika ada masalah lagi, Alasan Devan bisa memilih untuk mempercayainya, laki-laki itu saat ini berada di sisinya, ini saja sudah cukup menjelaskan semua.

Jadi, kekesalan terhadap Gabriel sebelumnya, juga sudah berkurang banyak.

Devan memandang wanita di hadapannya itu, mungkin semua alasan ini lah yang menyebabkan laki-laki itu bisa mencintai Sherin, bisa tanpa syarat mempercayainya?

Kebaikan wanita itu terlihat dari dalam matanya, sepintas pun bisa terlihat jelas asli palsunya.

“Lengannya dijahit beberapa jahitan!” Berhenti sejenak, Devan lanjut berkata lagi: “Sherin, wanita itu melakukan ini semua karena diriku, jadi, hal ini cukup berakhir sampai di sini, oke?” Suara serak yang merdu dari laki-laki itu menyebar ke telinga, tangan yang membelit di antara pinggang wanita itu semakin mengerat.

Sherin terdiam sejenak, tanpa disadari sorot matanya menoleh melihat laki-laki itu sejenak, “Berbicara lama begini, pada akhirnya datang ke sini untuk membantu wanita itu.”

Devan mengangkat satu tangan, mencubit-cubit ringan di pipi wanita itu, dan dengan suara kecil berkata: “Kamu ini tidak berhati nurani ya, aku takut kamu marah sembarangan, saat ke sini sepanjang jalan aku menerobos lampu merah.”

Sherin mengerut-ngerutkan dahi, ujung mulutnya melengkung dengan sudut lengkungan yang bagus, masuk ke dalam pelukan Devan, tangan kecilnya melukis lingkaran-lingkaran di dada laki-laki itu, “Devan, kalau kamu malam ini tidak datang mencariku, besok, aku pasti membuatmu tidak bisa mencariku lagi.” Karena, sebelumnya, dia sangat sedih dan sangat kecewa.

Devan mengenggam tangan Sherin yang diletakkan di dadanya, pandangan matanya memberat.

“Awalnya hari ini sudah berjanji untuk membatalkan janji pernikahan, tidak disangka…”

Sherin menjulurkan tangan menyumbat bibir laki-laki itu, menggelengkan kepala, “Tidak perlu menjelaskan.”

Menggoyang-goyangkan bibir tipis, jari panjang laki-laki itu bergerak merapikan dengan lembut beberapa helai rambut di samping telinga ke belakang telinga, detik berikutnya, bersandar di bibir merah wanita itu menjatuhkan sebuah ciuman.

Malam ini, Sherin tidak membelakangi laki-laki itu lagi, mereka untuk pertama kali tidur berpelukan, karena muka asli Gabriel sudah terbongkar, perasaan bersalah dan menyalahkan diri di dalam lubuk hati Sherin sebelumnya, seketika berkurang banyak.

Wanita itu walalupun bukan sesosok malaikat, orang-orang menginginkan nyawanya, wanita itu malah masih tidak mendendam pada musuhnya.

Berpikir tentang hari ini, kalau Devan memilih mempercayai Gabriel, kalau begitu yang hilang bukan hanya cintanya, mungkin juga kebebasannya.

Bagaimanapun kekuatan keluarga Devan, jika mau membuatnya mendekam di penjara seumur hidup, juga tidak susah.

Jadi, setelah sejak saat ini, dia tidak ada lagi perasaan bersalah terhadap wanita itu, terhadap Devan, dia juga tidak akan dengan mudah melepas tangan.

Wanita itu juga sudah mengerti, hidup di dunia sekarang ini, bukan karena kamu baik, bukan karena kamu tidak mendendam, makanya bisa ada akhir cerita yang bagus. Sewaktu kejadian, selain gadis bontet, terlihat sepertinya mau keluar membantunya bicara, semua orang yang dikenal memilih untuk menyembunyikan tangan menonton di samping.

Berpandangan bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan mereka, hati yang sangat dingin, namun juga adalah fakta sebenarnya yang sebelumnya belum pernah ada.

Hal ini juga membuatnya mengerti sekali lagi perasaan Devan terhadapnya, di dalam hatinya diam-diam berharap andai di kehidupan ini laki-laki itu tidak menyerah terhadapnya, kalau begitu, wanita itu juga tidak akan mau meninggalkan laki-laki itu.

Hari kedua, jarak ke tahun baru China masih ada dua hari lagi.

Kerjaan Devan juga bukan karena sudah akhir tahun menjadi berkurang, pagi hari, setelah menemaninya makan sarapan pagi, masih pergi ke kantor.

Devan baru saja pergi, Yuta yang mengangkat satu kantong besar sayur dan makanan pun datang ke sana.

Wanita itu mengira Devan ada barang apa yang ketinggalan, jadi, bertanya pun tidak, membuka pintu, lalu berkata: “Devan, apa kamu lupa sesuatu……..”

Selanjutnya dibalas dengan pandangan mata terkejut dari Yuta.

Di mata laki-laki itu terbesat selapis luka, Sherin merapatkan bibir, seketika agak kaku, juga agak….. tidak enak hati……

“Kakak sepupuku ada ke sini?” Yuta menunduk, lalu kelihatan sandal yang diletakkan di depan pintu.

Sherin mengerutkan alis, mengangkat tangannya, memegangi kepala, tanpa bersuara menunduk.

“Dia, semalam tidur di sini?”

Sherin bengong, tentu saja tidak terpikir Yuta bisa bertanya seperti ini, di muka wanita itu agak malu, membelokkan badan, menunjuk ke arah tempat makan, mengubah topik pembicaraan, “Itu, kamu, sudah makan pagi belum?”

“Sherin, kamu kenapa bisa seperti ini terhadapku?” Ekspresi wanita itu sudah sangat baik membalas laki-laki itu..

Sekali tangan Yuta lepas, barang di tangannya terjatuh ke atas lantai, laki-laki itu terlihat seperti sudah menerima pukulan yang kuat.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu