Cantik Terlihat Jelek - Bab 257 Hamil

Suya menunjuk dahinya, "Hamil? Bisa tidak untuk sekali saja, jangan mengatakan hal yang tidak-tidak?"

Mikasa mengernyitkan dahi, "Kan kalau saja?"

Tatapan mata Suya berseri-seri, kalau Ia hamil, dia pasti akan melahirkan anaknya, tidak peduli apakah ayahnya dapat menerima atau tidak...

Setelah berlalu sekitar 2 hari, Mikasa keluar dari rumah sakit, karena desainer dari kota lain akan datang, sementara dia tidak perlu bekerja, Gary pun membantu izin setengah bulan dengan alasan sakit.

"Besok, aku ajak kamu datang ke kuburan ayah, lalu Sabtu ini aku temani kamu ke rumah kakek dan nenek." Gary mengatakannya pada malam hari itu setelah Mikasa mandi, saat keluar dari kamar mandi, sambil meletakkan sebuah buku yang dipegangnya.

Mikasa pun meletakkan skin care yang ada ditangannya ke atas meja, "Tidak perlu, tidak perlu, aku bisa sendiri, kamu lakukan pekerjaanmu saja."

Keluarganya dia terlalu banyak bicara, Mikasa sangat mengerti, Mikasa tidak ingin membuat Gary ikut-ikutan terlibat.

Tiba-tiba, Gary memegang tangan Mikasa, Ia memandangi Mikasa, dengan wajahnya yang tegas, "Istriku, kamu sudah tidak mau aku lagi ya?"

Mikasa yang mendengar panggilannya "Istriku" membuat hatinya meleleh, langsung menggelengkan kepala, "Bukan bukan, masalahnya adalah kakek dan nenekku, paman dan bibiku... mereka semua sedikit kampungan, aku tidak mau kamu memberikan pendapat yang buruk tentang mereka."

Kampung halaman Mikasa benar-benar bukanlah kota, hanya saja saat orang tuanya masih muda, mereka berpindah ke kota, rumah mereka pun di sebuah desa kecil pinggir kota, sebelum ayahnya sakit, mereka selalu merayakan tahun baru dan hari-hari lainnya di kampung halaman.

Lalu begitu ayah sakit, kesehatannya pun semakin lama semakin memburuk, ekonomi keluarga pun juga semakin lama semakin memburuk, kesempatan untuk pulang ke kampung halaman semakin lama semakin sedikit.

Orang tua nya adalah 5 bersaudara, Mikasa memiliki 2 orang paman, 2 orang bibi, ayahnya adalah anak paling besar.

Sehingga perhatian yang diberikan nenek dan kakek kepada ayah Mikasa bisa dikatakan sangat sedikit, lalu tahun ini, kondisi setelah ayah tertabrak mobil benar-benar buruk, jadi tahun ini, mereka benar-benar tidak pulang ke kampung halaman, tidak ada satu orang pun yang menjenguk ayahnya.

Umur kakek dan nenek sudah tua, Mikasa dapat mengerti, tetapi paman dan bibi nya juga tidak pergi menjenguk ayahnya, membuat Mikasa merasa sangat sedih!

Ditambah lagi mereka para kerabat dekat sangat tidak melihat Mikasa, pulang pun tidak mengatakan kata-kata apapun dengan perilaku yang sangat dingin.

Gary menatap mata Mikasa dengan dalam, "Saudaramu, baik ataupun buruk, aku tetap harus menghadapinya, lagipula, ayahmu kan sekarang sudah tidak ada, kalau kamu pulang sendiri aku tidak tenang."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi, masalah ini, kita sudah pastikan seperti ini, kamu tidur sana!"

Begitu selesai berbicara, Ia melepaskan pakaian tidurnya, Mikasa hanya terdiam menatapnya dengan tajam, hatinya ada sedikit perasaan tidak tenang, Ia pun tidak berhentinya merenung, menenangkan hatinya...

Tetapi tatapannya tidak bisa berpaling.

"Istriku, kamu yakin mau menatapku seperti itu terus?"

Wajah Mikasa memerah, "Kenapa, aku melihat suamiku sendiri, tidak boleh ya!" Suara nafasnya terdengar jelas, setelah mengatakannya Ia menunduk, telinganya pun ikut memerah.

Sebelum naik ke tempat tidur, Gary memeluknya dari belakang, dan mencium nya, "Tidur lebih awal sana!"

Mikasa pun tidur di tempat tidur sebelah pinggir, lalu tidur dengan posisi membungkuk, Gary yang melihatnya pun takut Ia akan terjatuh, ingin memeluknya dan membuatnya bergeser sedikit ke dalam.

Tetapi Mikasa yang sedikit shock malah terjatuh ke bawah.

Gary langsung mengulurkan tangannya untuk membantunya.

"Kamu... kamu jangan sentuh aku." Ia berbicara sambil berdiri, dan melangkah mundur.

Melihat tangannya yang kosong, Gary terkejut, tubuhnya terkaku diam, hatinya sangatlah kecewa.

Lalu Mikasa berkata: "Kalau kamu sekali lagi menyentuhku, aku takut aku tidak dapat mengontrol malah menggunakan kekerasan denganmu."

Saat Mikasa mengatakan hal ini, Mikasa terlihat seperti sedang serius, Gary terus memandangi Mikasa dengan tatapan kosong.

Ini, bagaimana bisa membuatnya merasa membaik?

Gary menghampirinya beberapa langkah, sedangkan Mikasa terus melangkah mundur, hingga Ia terjatuh ke tempat tidur.

Mikasa tidak merespon apapun, lalu tubuh Gary yang tinggi itu memeluk Mikasa.

Mikasa yang grogi itu tidak dapat berkata apa-apa, Ia langsung menutup matanya, sayang sekali Gary hanya mencium bibirnya sebentar dan lalu membaikkan badan berbaring di sebelah Mikasa.

"Dokter berkata kamu butuh istirahat banyak, urusan ini, tidak buru-buru." Gary membisikannya di telinga Mikasa.

Hati Mikasa menghangat, dan merasa sedikit kikuk.

Keesokan harinya, di Taman Pemakaman Umum.

Tahun awal ini, dokter berkata kepada Mikasa, kondisi ayahnya, mungkin hanya dapat bertahan dua tahun, berkata kepada Mikasa untuk menyiapkan hatinya, pada saat itu saat Ia mendengar hal ini, Ia hanya mendengar perkataan-perkataan menakutkan dari dokter.

Tetapi tidak menyangka, akan berpisah dengan cara seperti ini.

Berlutut di depan kuburan ayahnya, tidak disangka, tidak ada air mata sedikitpun, Ia tidak menangis, hanya memandangi foto yang ada di sana, itu adalah foto KTP ayah, masih sangat muda, sangat tampan.

Ia baru mengetahui, ternyata ayah pun juga sama, Ia lebih menyukai anak laki-laki dibanding perempuan, kalau saja Ia dan Levi tidak memiliki beberapa kesamaan, Mikasa mungkin akan berpikir kalau Ia adalah anak angkat.

Beberapa tahun belakangan ini, demi mengobati ayahnya, Ia telah mengorbankan banyak hal, pada akhirnya inilah balasan yang Ia dapatkan.

"Pa, di matamu, anak perempuan itu sebenarnya apa? Kenapa kalian tidak pernah memikirkan perasaanku?" Gila ya gila, mati ya mati, siapa Mikasa baginya?

Ia duduk di kursi, mengingat-ingat hal yang terjadi bertahun-tahun lamanya, hal-hal yang terjadi dengan ayahnya, matanya memerah, tetapi tetap saja tidak ada air mata, mungkin Mikasa merasa lebih baik diam terhadap perasaannya.

Saat ingin pergi dari sana, sudah hampir siang hari, dari awal hingga akhir, Ia hanya diam menemani Mikasa, tidak mengatakan apapun.

Melihat perjalanan yang semakin lama semakin tidak dikenalnya, Mikasa tidak dapat menahan diri untuk bertanya: "Kamu ingin membawaku kemana?"

"Aku ingin menemanimu membeli baju."

"Beli baju, kenapa?"

"Bukankah kamu bilang keluargamu sangat banyak bicara? Kalau begitu pakailah pakaian yang sedikit bagus, tidak ada salahnya kan."

Mikasa menatap Gary, "Tidak bisakah kamu lihat, pemikiranmu terlalu dangkal!"

Gary menatapnya dan membelai rambutnya, "Ya, istriku, aku terlalu dangkal, kamu, tidak sama denganku, oke?"

Mikasa mengangguk.

"Kamu sangat lucu!"

Membeli pakaian dengan Gary, Mikasa merasakan tekanan yang cukup besar, para pelayanan di sana semua selalu memperhatikan Gary, membuat mereka untuk terus memperhatikannya.

Bahkan tiga toko yang mereka datangi semuanya seperti itu.

Akhirnya Mikasa memutuskan untuk menyerah, "ayo jalan, tidak perlu beli, kesini bersama kamu tekananku sangat besar, lebih baik aku menunggu Suya saja, setelah pulang kerja aku kesini bersamanya."

"Tekanan?"

"Kamu tidak merasakannya? Para wanita itu seperti berharap mendapatkan pelukan darimu, mereka menyukaimu, mereka mana punya keinginan untuk memilihkan pakaian untukku."

Gary mengernyitkan dahi, "Aku tidak merasa, karena, dari dari awal sampai akhir aku hanya melihatmu."

Gary biasanya terlihat sangat lembut, terkadang malah pemalu, tidak menyangka Ia mengatakan hal ini pada Mikasa.

Saat mereka berdua hampir tiba di pintu masuk, Mikasa tiba-tiba melihat sebuah bayangan, Ia menarik Gary, lalu mereka berdua berlari pergi.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu