Cantik Terlihat Jelek - Bab 536 Aku Menyukai Seseorang

Hutu menarik nafas dalam-dalam, lalu ikut masuk ke dalam rumah.

Pada malam hari, berbaring di tempat tidur, pikiran penuh dengan gambaran ini dan itu, badan terus berbolak-balik, sama sekali tidak kantuk.

Keesokan harinya, Nini menelepon pagi-pagi, mengatakan bahwa makeup-nya terlalu mahal dan tidak ingin makeup-nya itu luntur karena air mata, jadi dia menolak untuk membiarkan Hutu mengantarnya ke bandara.

Namun, ketika melihat video yang dikirim, ketika dia mengatakan dirinya sudah harus checkin, dia menutup muka dengan tangan dan tidak henti mengalirkan air mata.

Agus mungkin telah mendapatkan izin dari Ayah Ningga, dia sering datang ke rumah untuk mencari Hutu, tetapi dia menempatkan diri dengan sangat baik, tidak pernah mengungkit perihal menyukai Hutu ataupun ingin menaksirnya.

Dia membawa sebuah buku catatan dan datang dengan alasan membahas plot novel berikutnya dengan Hutu.

Hutu selalu membaca novelnya, hal ini dikatakan Hutu ketika pertama kali bertemu dia untuk meminta tanda tangannya. Tanpa diduga, sekarang Hutu harus menanggung konsekuensi dari kata-kata itu, jadi ia tidak memiliki alasan untuk menolak kedatangan Agus.

Yang paling penting adalah, Agus tidak pernah berkata bahwa ia ingin menaksirnya, sehingga dirinya pun semakin tidak beralasan untuk menolak kedatangan Agus.

Sebenarnya, tidak ada satupun dari kepribadian, penampilan, dan latar belakang Agus yang bisa diragukan, semuanya itu berkelas atas.

Tidak heran kenapa ayah begitu menyukainya.

Namun, jika kita telah menyukai seseorang, sebaik apa pun orang lain, tetap saja tidak akan menarik perhatian kita.

“Agus, aku menyukai seseorang.” Suatu hari, setelah Agus pulang ke rumahnya, Hutu memutuskan untuk mengiriminya pesan setelah memikirkan berbagai pertimbangan.

Dia takut jika hal ini semakin ditunda, perasaan Agus padanya akan semakin dalam.

Cuman… …

"Walau kamu mau menolakku, kamu juga harus mencari alasan yang lebih bagus, bukan? Aku mendengar dari Nini, jangan katakan pacar, bahkan teman lawan jenis yang sering mengobrol denganmu pun tidak ada.”

Hutu menarik napas, persahabatannya dengan Nini mungkin akan segera berakhir.

Namun, apa yang dikatakan Nini memang benar, hanya saja… … apakah dia tidak boleh menyukai seseorang secara diam-diam?

“Aku menyukainya secara diam-diam.” Biarkan badai bertiup semakin kencang dan hebat!

Beberapa saat kemudian, pihak sana membalas, "Tidak apa-apa, aku akan menunggumu."

Hutu menatap ponsel, kening berkedut, tidak bisa berkomunikasi lagi.

Dia memang tidak ahli dalam berurusan dengan hal seperti ini, membuang telepon dan tidak memedulikan Agus lagi.

Tapi, setelah dipikir-pikir, jika dibiarkan begitu saja, tampaknya juga bukan cara yang baik, dia harus pergi ke tempat lain untuk menghindar.

Esok hari, pada saat sarapan, dia mengusulkan, "Ayah, aku ingin pergi ke Universitas T untuk mengenali jalan, sekaligus pergi ke kota A untuk bermain, aku mendengar bahwa pemandangan di sana sangat bagus."

Ayah Ningga sedang menyumpit lauk untuk ibu, ketika mendengar usulan Hutu, Ayah Ningga terpaku sejenak, lalu mengangguk, "Oke, kamu harus hati-hati dalam perjalanan."

Persetujuan yang begitu mudah didapatkan membuat Hutu merasa aneh, dia awalnya berpikir hal ini membutuhkan usaha.

Sebab, tumbuh sedewasa ini, dia tidak pernah pergi jauh sendirian, berpergian untuk menemani Nini tidak termasuk sendirian.

Namun, ketika dia bertemu Agus di stasiun, dia langsung mengerti mengapa ayah tidak khawatir untuk mengizinkannya pergi.

Dia mengeroncongkan mulut, menarik napas, terpaku di tempat.

"Apakah Paman Ningga tidak memberitahumu, aku juga mengambil jurusan Bahasa Mandarin di Universitas T ?"

Benar-benar seperti bayangan yang tidak bisa dijauhi, apa yang diduganya benar, bukan? Awalnya ayah bersikeras tidak mengizinkannya kuliah di luar kota, pada akhirnya, kenapa malah setuju dengan begitu mudah?

Ujung-ujung, ternyata terdapat fakta ini yang sedang menantikan dirinya?

Dia memasang senyuman garing sambil memandang Agus, memandanginya dari atas ke bawah, benar-benar remaja bertipe idola, tinggi tampan kaya, baik penampilan luar maupun hati, semuanya dapat dikatakan bagus.

Kembali melihat dirinya sendiri yang dipantulkan cermin di hadapannya, meskipun penampilannya cukup baik, tetapi tetap terlihat jauh buruk jika berdiri di samping Agus.

Dia mengaku, kepribadiannya bukan tipe yang disenangi orang, dia tidak pandai berbicara, memiliki EQ dan IQ yang rendah.

Benar-benar heran, apa yang Agus sukai darinya? Bahkan rela pindah kampus deminya.

"Agus, pada usia kita ini, perasaan cenderung lebih berdasar pada dorongan, jadi aku rasa kamu tidak seharusnya mengambil keputusan dengan begitu buru-buru."

Dia menyampaikan kata-kata Raven kepada Agus.

Mengingat Raven, kesedihan melintasi hatinya lagi, sejak pertemuan kali itu, dia tidak pernah melihatnya lagi.

Dia pernah mencoba mengirimi Raven pesan, bertanya bagaimana cara pergi ke Universitas T, tetapi Raven tidak membalasnya.

Tatapan Agus berubah, menampilkan senyuman tipis "Kamu tidak perlu merasa terbebani, aku pergi ke sana untuk mencari seorang rekan, kamu hanya perlu mengatur rencana perjalananmu sendiri, aku hanya berpikir, pergi ke Kota T berbarengan, jika kamu memiliki masalah mendesak, aku bisa muncul lebih cepat."

Mendengar ini, Hutu membuka mulut, hendak jawab, tapi dia mendapati bahwa dirinya agak miskin kata, tidak tahu harus berkata apa.

Jadi dia pun hanya bisa mengiakan kemauan Agus, pergi bareng.

Di dalam perjalanan, Agus mengeluarkan banyak makanan dan minuman, semua itu adalah kesukaannya, dia tahu bahwa dengan adanya Nini, tidak sulit bagi Agus untuk mengenalinya.

Dia tidak segan-menyegan, makan dan minum sepanjang jalan.

Agus memiliki EQ tinggi, pandai berbicara, dia tahu topik apa yang tidak ingin dibicarakan Hutu, jadi dia pun menghindarinya.

Agus membicarakan novel, plot, dan jurusan yang akan dipelajari Hutu, sama sekali tidak mengungkit masalah hubungan.

Mereka mengobrol sepanjang jalan tanpa ada tekanan. Ini membuat pandangan Hutu terhadapa Agus mengalami banyak perubahan, dia merasa menjadi teman sebenarnya cukup baik.

Dia tidak menyangka Raven akan datang untuk menjemputnya.

Ketika tiba di stasiun Kota A, kebetulan sedang hujan lebat disertai angin kencang, kelembaban air laut asin bertiup kemari. Meskipun hujan ini menambah kesejukan untuk musim panas, tapi juga menjengkelkan hati.

Karena berencana bermain beberapa hari, Hutu membawa koper.

Ketika turun, Agus berinisiatif untuk menyeret kopernya, mengetahui karakter Agus yang pastinya bakal bersikeras untuk menyeret koper untuknya, dia pun tidak menolak.

Tapi ketika melihat Raven di pintu keluar, dia pun agak menyesal.

Ekspresi yang acuh tak acuh seketika membeku.

Agus menyipitkan mata, melambaikan tangan pada Raven, "Paman, kami di sini."

Ekspresi Raven polos, tidak terlihat kesenangan ataupun kemarahan, ketika mereka mendekat, lengan Raven terentang, tangan ramping memegang koper Hutu tanpa mengangkat kepala sekali pun, "Ayo, mobil diparkir di depan."

Hutu langsung menolak tanpa ragu, : "Paman, aku mau pergi ke Universitas T, tinggal di tempatmu agak ribet, aku mau tinggal di hotel."

Suaranya agak tergagap-gagap, dia sengaja melembutkannya, takut kalau Raven akan tidak senang.

Tapi ketika suaranya itu masuk ke telinga Raven, maksud dari kelembutan suara itu bertransformasi, Raven mengira bahwa Hutu dan Agus telah merencanakan sesuatu, jadi nada suaranya terdengar malu.

Alis Raven mengerut, pandangannya beralih ke wajah Hutu, tatapan terdapat semacam maksud menguji.

"Abang kedua menyuruh aku menjagamu."

Beberapa kata yang sederhana, suara terdengar dingin dan terdapat semacam kekerasan yang tidak mengizinkan penolakan.

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu