Cantik Terlihat Jelek - Bab 402 Hubungan Mohan Dengan Gohan

"Kita pergi begitu saja seperti ini, dia pasti sebentar lagi akan meledak!" Mia memasang sabuk pengamannya lalu mendongak menatap Dudu sambil bercanda dengannya.

Dudu meletakkan kedua tangannya di kemudi lalu menoleh dan menatap Mia dengan ekspresi tertarik : "Apakah kamu takut kepadanya?"

Mia menggeleng, "Untuk apa takut kepadanya, aku hanya takut melibatkan dirimu saja!"

Dudu tersenyum dan menjawab : "Kamu tenang saja, jika dia benar-benar serius ingin mengejarmu kembali, dia tidak akan berani menyentuhku dikarenakan hubunganku dengan dirimu, selain itu aku malah merasa kalau Mohan tidak sejahat seperti yang kamu pikirkan."

Apa maksudnya dengan dia tidak sejahat seperti yang aku pikirkan?

"Kalau begitu coba kamu katakan, dia baiknya dimana?" Mia menatap ke depan dan bertanya.

Dudu terdiam sebentar, setelah itu barulah dia berkata : "Apakah kamu masih ingat dengan Seli yang waktu itu pernah kamu sebutkan?"

Mia mendengus, meskipun dia melupakan dirinya sendiri, dia tetap tidak akan melupakan wanita itu.

"Kenapa kamu mengungkit tentangnya?" dia tidak tertarik kepada wanita egois dan jahat yang sudah menulis ulang takdirnya itu, begitu memikirkan tentang wanita itu, dia akan selalu merasa tertekan.

Dudu menoleh dan melihat sekilas ke arahnya lalu berkata dengan ringan : "Apakah kamu tahu kalau suaminya memiliki hobi melakukan KDRT, saat itu Mohan jelas-jelas mengetahui hal ini, namun dia malah memaksa pria itu menikahi Seli."

Mia terkejut, kemudian dia menatap Dudu, wajahnya terlihat sangat sulit mempercayai apa yang baru saja didengarnya itu.

"Mohan sendiri yang menyuruh asistennya untuk mengurus hal ini sebelum terjadi sesuatu kepada dirinya, hanya saja setelah pria itu melihat kalau Mohan sudah mati, dia tidak menepati janjinya lagi, kemudian Mohan hidup kembali, barulah dia memaksa pria itu untuk menikahi Seli, dia jelas-jelas tahu kalau pria itu suka memukul orang, dia juga tahu kalau wanita itu sudah menolong ayahnya, namun Mohan malah masih berbuat seperti itu, Mia, aku merasa kalau dia melakukannya untuk dirimu, sebenarnya dia tidak seperti yang kamu katakan, tidak bisa membedakan yang baik dan yang jahat."

Dudu mengatakannya dengan sangat datar, namun Mia malah merasakan emosi yang begitu bergejolak.

Sebenarnya Mia sudah lama merasa bimbang dikarenakan hal ini, dia merasa kalau Mohan pasti memiliki perasaan untuk Seli, jika tidak kenapa meskipun dia tahu kalau semua hal yang terjadi ini disebabkan oleh keegoisan Seli namun dia malah bagaikan menutup mata dan telinganya.

Dia juga merasa sangat marah, jika Mohan memang benar-benar peduli terhadap dirinya, maka dia tidak akan mengabaikannya selama ini.

Karena itulah hal ini selalu menjadi rasa sakit yang bercokol di dalam hatinya.

"Oh iya....selain itu....menurutmu mengapa kemudian dia pergi ke lokasi konstruksi, juga untuk apa dia sampai datang ke kota B, itu semua demi bisa melihatmu, demi bisa melihatmu dengan sedikit lebih dekat, dia dari awal memang ingin menggunakan caranya sendiri untuk melindungimu."

Menggunakan caranya sendiri untuk melindungi dirinya, jadi dia akan tahu tentang Mira dan Sani.

Akan tetapi tiba-tiba terbayang sebuah adegan di dalam benaknya, membuat hatinya yang merasa terharu seketika itu juga berubah menjadi dingin.

"Melindungi apaan, apakah kamu tahu saat aku pergi mencarinya dia ternyata sedang..... sedang dengan wanita lain melakukan itu.....jelas-jelas dia sendiri yang merasa depresi, tapi masih menggunakan diriku sebagai alasan."

Setiap kali teringat akan kejadian itu, hati Mia selalu bagaikan sangat tercekik.

Dudu menghela nafas dan memutar mobilnya, kebetulan sedang lampu merah, jadi dia menghentikan mobilnya dan menatap Mia, "Saat adikmu bertunangan waktu itu, itu adalah yang pertama kalinya untuk dirinya, apakah kamu percaya? Mia, kamu sudah menemukan sebuah permata, dia sengaja membuatmu salah paham, karena itulah dia melakukan segala hal itu."

Perkataan ini membuat Mia merasa sangat terguncang sampai-sampai tidak bisa mengatakan apapun juga, Dudu berkata kalau apa yang terjadi dulu semuanya hanyalah akting, itu adalah yang pertama kalinya untuk Mohan?

Pikirannya terasa kacau, dia sepertinya masih sedikit mengingat kalau waktu itu pada awalnya tubuh Mohan sedikit bergetar, saat itu dia mengira kalau dia kedinginan, sekarang kelihatannya itu dikarenakan dia merasa gugup? Jadi karena itulah dia melakukannya tidak sampai 5 menit? Begitu memikirkan hal ini, dia tanpa sadar menelan ludahnya, dia benar-benar merasa terharu sampai-sampai tidak bisa mengatakan apapun.

Namun dia menatap Dudu dengan terkejut, "Bagaimana kamu bisa tahu semua hal ini?"

Dudu mengerutkan keningnya lalu menunduk untuk menyembunyikan rasa bersalah yang terlihat di matanya, "Pria yang sudah membohongiku 2 hari yang lalu dengan mengatakan kalau Liusan sedang minumlah yang sudah memberitahuku, sepertinya dia adalah teman Mohan, namanya Karni."

Karni? Mia mengerutkan keningnya, dia mengenal orang ini, untuk sesaat dia benar-benar merasa terharu.

Dia mengakui kalau saat ini dia merasa sangat terkejut dan juga terharu.

Ternyata pria ini sudah diam-diam melakukan banyak hal untuknya di belakang dirinya.

Saat dia baru saja ingin mengatakan sesuatu.

Ponselnya tiba-tiba berdering.

"Mohan bukan?" saat Dudu melihat Mia hanya memegang ponselnya saja dan sama sekali tidak bereaksi, dia langsung bertanya kepadanya.

"Apakah aku harus mengangkatnya?"

"Tentu saja jangan diangkat, jika kamu mengangkatnya, pasti kamu tidak akan bisa pergi lagi, selama bertahun-tahun ini dia bahkan tidak menceraikanmu, dilihat dari keposesifannya terhadapmu, dia pasti tidak akan membiarkanmu pergi ke Afrika Selatan!"

Mia mengangguk, kemudian dia mendongak dan menatap Dudu dengan terkejut, "Dudu, bagaimana....bagaimana kamu bisa tahu kalau kami tidak bercerai?"

Hari ini wanita ini benar-benar sudah memberikan terlalu banyak informasi, membuat dirinya tidak berhenti merasa terkejut.

Sekilas terlihat kepanikan di mata Dudu, namun dalam sekejap berubah menjadi tenang kembali, "Bukankah kamu sendiri yang memberitahukannya kepadaku saat kembali hari ini?"

Mia mengerutkan keningnya, apakah dia pernah mengatakannya?

"Kamu selama 2 hari ini tinggal disini dulu saja, aku dengar dari Liusan kalau kalian berangkat hari senin, benar kan? Kamu tenang saja, jika kamu tinggal di sini dia pasti tidak akan bisa menemukanmu, ini adalah apartemen yang baru saja aku dan Liusan beli." Dudu membawa Mia ke depan sebuah apartemen, setelah itu dia membawakan koper Mia dan mengatakan hal itu.

"Dudu, terima kasih." Mia saat ini merasa sangat berterima kasih kepada Dudu.

"Tidak masalah, ayo cepat masuk! Besok pagi aku akan membawakan makanan untukmu." setelah itu sebelum Mia sempat mengatakan apapun, dia langsung melemparkan kunci rumah kepada Mia lalu mengendarai mobilnya secepat kilat.

Di rumah keluarga Mohan

"Mohan, apa yang sedang kamu lakukan?" saat nyonya Mo melihat kekacauan yang terjadi di lantai, dia mengerutkan keningnya dan bertanya dengan tidak senang.

Dia dipanggil oleh pembantu untuk datang kemari, pembantu mengatakan kalau Mohan sedang menghancurkan barang-barang di kediaman Gohan, awalnya dia tidak mempercayainya, karena biar bagaimanapun semenjak mereka tahu hubungan mereka, meskipun hubungan kedua kakak beradik ini tidak bisa dibilang sangat baik, namun juga tidak pernah bertengkar karena hal apapun.

Mohan menendang kursi yang ada di hadapannya dengan sekuat tenaga, setelah itu barulah dia mendongak dengan nafas yang terengah-engah sambil menatap ibunya, "Ma, ini adalah urusanku dengan dirinya, mama jangan ikut campur!"

"Mohan, kamu adalah kakak, meskipun dia sudah melakukan kesalahan, kamu tetap harus mengalah sedikit kepadanya, kenapa....kenapa menghancurkan tempat tinggalnya menjadi seperti ini?" Nyonya Mo berkata sambil menyuruh orang yang ada di belakangnya "Kalian cepat rapikan tempat ini, lalu tutup rapat mulut kalian, tidak boleh memberitahu hal ini kepada tuan muda kedua, mengerti tidak!"

"Baik, nyonya!" semua yang ada di sana mengangguk.

Mohan malah hanya mendengus lalu berbalik dan ingin melangkah menuju pintu depan.

Hanya saja saat dia baru saja ingin melangkahkan kakinya, dia melihat Gohan berjalan melewati pintu dengan santai.

Kedua matanya langsung berubah dingin, dia menghampiri Gohan dan mencengkram kerah bajunya dengan sekuat tenaga, "Bukankah aku sudah pernah memberitahumu untuk tidak mendekatinya, apa kamu menganggap ucapanku sebagai angin lalu?"

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu