Cantik Terlihat Jelek - Bab 772 Perbedaan Sikap Reuni Teman Sekolah

Tapi, setelahnya Fisi berpikir, lalu berkaya: "Kalau tidak, boleh juga, aku juga ingin melihat Kenbo centil seperti apa?"

Begitu kata-kata itu terlontarkan, tidak menunggu Mimi bereaksi, dia sendiri memikirkannya saja sudah menggigil.

Kenbo.......Centil!

Tidak tidak tidak......memikirkannya saja sudah tidak tahan!

"Sudahlah, aku masih lebih tertarik dengan presdir Mo kalian."

Mimi melihatnya, wajahnya kesal, setelah menikah, sisi lain Aderlan terlihat sangat jelas, bilangnya memanjakannya, tapi sesungguhnya menempatkan Aderlan di status terendah.

Asalkan Mimi mengerutkan kening, dia langsung memasang wajah tidak berani menghembus nafas.

Masalah untuk hal itu, juga seperti itu, asalkan dia tidak ingin, Aderlan langsung dengan menurut duduk di ujung tempat tidur, dengan wajah kasihan melihatnya, tapi tidak berani menyentuhnya.

Dia tidak tau, sejak kapan cara bersama seperti ini terbentuk?

Tapi, terhadap cara bersama seperti ini di antara mereka berdua, dia malah senang, tentunya dia tau, Aderlan seperti ini kepadanya, bukan sungguh takut kepadanya, tapi karena menghargainya, memanjakannya.

Jadi, meskipun merasa terkadang Aderlan sedikit kelewatan, tapi tidak pernah merasa ada masalah, tapi hari ini didengar oleh Fisi.

Dia malah merasa sedikit malu.

"Dia......biasanya tidak seperti itu!" Mimi menjelaskan seperti ingin menutupi kebenaran.

Fisi menggandeng lengannya lagi, menggoyang "Tenanglah, masalah ini, langit bumi tau, aku dan kamu yang tau."

Setelah mengatakannya, dia membuat gerakan menutup mulut.

Mereka berdua masuk ke dalam ruang pejamuan sambil tertawa.

Ini baru sadar, kalau ruang pejamuan sudah penuh, ada sebanyak 40 sampai 50 orang.

Dia melihat secara garis besar, karena saat bersekolah, selain belajar, hampir tidak pernah tinggal di dalam kelas, jadi, teman sekolah, dia tidak begitu kenal, apalagi, sudah lewat 5 tahun.

"Apakah salah masuk ruangan? Aku sendiri tidak kenal satupun." Ucapnya dengan pelan kepada Mimi.

Mimi meliriknya "Kamu sungguh lebih berlebihan dariku."

Sambil berkata, mereka berdua masuk ke dalam.

Adegan di aula lantai satu, tanpa ragu membuat status Mimi langsung diketahui semua orang.

Jadi, saat dia memasuki ruangan, juga dalam sekejap mengumpulkan tatapan semua orang.

Mereka yang sikapnya hangat dan ramah menyapa mereka satu per satu, ingin mendapatkan sedikit hubungan.

Mereka yang pemalu dan tertutup memilih tetap di tempatnya dan melihat ke arah lain.

Fisi mengikuti Mimi, saat melewati tidak sedikit tatapan semua orang, jadi, terhadap situasi kecil seperti ini, dia malah tidak gugup, penampilannya tenang dan natural.

Mengangkat kepala, mencari tempat duduk.

Menunjuk kesana "Duduk disana saja!"

Sambil berkata, membawa Mimi "Kamu hati-hati sedikit."

Mimi mengangguk.

Saat ini, di dalam kumpulan orang, tidak tau siapa yang bertanya "Siapa ini?"

"Tidak tau."

"Pengikut Mimi bukan? dengar-dengar orang kaya, keluar masuk selalu ada pengikut."

"Mana ada pengikut secantik ini?"

Mendengar kalimat didepan Fisi hampir muntah darah, tapi, mendengar kalimat di belakangnya, perasaannya jauh lebih baik.

Biarkan pengikut, lagipula menjadi pengikut Kenbo, juga sudah biasa.

Paling pentingnya, dia hari ini juga memang datang menemani Mimi, bagus juga jika tidak dikenal, mengurangi masalah.

Jadi, dia menarik Mimi yang berencana berbicara untuknya, lalu menggeleng.

"Kamu Fisi?"

Saat ini, ada orang yang keluar dari gerombolan orang.

Berdiri di hadapan Fisi, bertanya dengan wajah senang.

Fisi mengangkat kepala, melihat pria di hadapannya, tampak berpendidikan, memakai kacamata berbingkai emas, ehn, meskipun tidak bisa dibandingkan dengan ketampanan Aderlan dan Kenbo.

Tapi, tidak bisa tidak diakui, diantara orang normal, dia masih lumayan tampan.

Hanya saja, orang ini, apakah dia mengenalnya?

Mimi menolehkan kepalanya, berbisik rendah di telinganya: "Dia adalah Rico."

Fisi membuka mulutnya, akhirnya tersadar, rupanya pria ini yang mencarinya!

Mengangguk kepada Rico "Halo."

"Fisi, kamu......berubah cantik, aku hampir tidak bisa mengenalmu." Rico tidak

menghindarinya, tapi memuji dengan sedikit malu.

"Ah......hehe.....terimakasih pujiannya." Meskipun hari ini sengaja berdandan, tapi di hadapan wanita cantik seperti Mimi, dia puji seperti itu, dia sedikit merasa bersalah.

"Fisi rupanya!"

"Benar, rupanya dia, sungguh tidak bisa kukenal."

"Benar, dulu seperti bakpao, sekarang malah secantik ini."

"Benar, tapi, kenapa tidak menua sedikitpun, lihat dia seperti ini, aku tadi mengiranya adik kelas!"

Fisi merasa teman sekolahnya ini, mulutnya beracun dan juga lucu.

Tapi, dari kecil sampai besar, dia tidak pernah diperhatikan seperti ini, dia selalu menjadi yang menemani si peran utama.

Jadi, dalam sekejap diperhatikan, dia malah sedikit tidak natural.

Menarik Mimi "Mimi, kita duduk disana saja!"

Setelah mengatakannya, melihat keramaian, berdehem.

Akhinya, masih belum berjalan sampai tempat duduk yang dia piluh, mereka langsung ditarik ke meja di tengah, meja ini selain ada 3 orang guru, orang lainnya harusnya orang yang lumayan sukses.

Fisi dan Mimi bertukar pandang, bisa melihat kemuraman dalam tatapan masing-masing.

Mimi paling tidak menyukai situasi seperti ini, dia awalnya bukan orang kalangan atas dan juga, dia juga benci, diperlakukan dengan berbeda karena label nyonya Mo.

Sedangkan Fisi malah canggung, ini namanya menodai cahaya Mimi.

Kalau tidak, dengan situasi dia sekarang, mana mungkin bisa duduk di meja ini!

Selanjutnya, semua orang membuat Mimi jijik, berbagai pujian dan berbagai menjilat.....

Fisi yang ikan kecil udang kecil dimata orang, mengerti sekali, tetap diam adalah pilihan terbaik, menundukkan kepala, berusaha makan.

Bagaimanapun makan di kru, tetap ada perbedaan, lalu sudah kembali, juga terjadi masalah keluarga Rimpon, jadi, Fisi sungguh rakus dengan makanan di hadapannya.

"Pagi tadi keluar masih belum makan?" Mimi dengan pengertian mengambilkan sayur untuknya.

Fisi mengangguk "Masih belum makan."

Sambil berkata, lalu memasukkan udang ke dalam mulutnya, udang yang sudah dicelup ke dalam saus, tumpah di sudut bibirnya.

Mimi melihat demikian, mengambil tisu, membantunya membersihkan, dengan pelan berkata:

"Kamu jangan makan yang dingin terlalu banyak, kalau seperti ini, nanti lambungmu sakit, bintang besar akan mencari masalah denganku."

Fisi menerima tisu dari tangannya, melihat sayur di meja "Aku lihat kamu tidak makan begitu banyak, apakah masih reaksi sebelum hamil?"

"Kalau itu tidak ada, hanya saja tidak nafsu makan."

Mereka berdua mengobrol, berhasil menarik perhatian semua orang kemari.

Orang pintar yang melihat sekilas, bisa langsung tau kalau hubungan Fisi dengan Mimi pasti baik sekali.

Bagaimana juga, mereka sebelumnya, begitu banyak orang menyapa Mimi, Mimi hanya memberi reaksi resmi, sedangkan terhadap Fisi malah penuh perhatian.

Oleh karena itu, orang yang pintar menjilat, tidak mendapatkan keuntungan dari Mimi, memutar kepalanya, menatap Fisi.

"Fisi, kamu sekarang sedang apa? Saat tamat, popularitasmu dengan Mimi di bidang ini seimbang!"

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu