Cantik Terlihat Jelek - Bab 287 Ternyata Begitu

Levi mengusap-usap kepalanya, “telepon kakak perempuanku, tidak usah ya? Papa mamaku bercerai, aku ikut mamaku, ia ikut papaku, hubungan kami juga tidak baik, kalau tidak, aku bawa kamu bertemu mamaku? Lalu, kita pergi ambil sertifikat, aku jamin, aku akan memperlakukanmu dengan baik seumur hidupku.”

Perempuan itu melihat Levi sekilas, pandangannya turun, tertuju pada bagian ikat pinggangnya, tersenyum dengan malu, berkata dengan halus: “baiklah, kalau kamu berani lagi tidak tulus padaku, aku akan membuatmu tidak bisa punya anak lagi.”

Levi menelan ludahnya, ia sejujurnya tidak paham, bagaimana perempuan di hadapannya ini, bisa membuat sikap tegas ganas dan pemalu lemah, bercampur jadi 1.

Namun, ada 1 hal yang ia tahu, Levi, hidupmu ini, habis sudah!

Hanya saja, berpikir seperti ini, ujung bibirnya malah terangkat, ada yang mengurusi, bagus sekali.

Eren seperti tahu Mikasa akan mencarinya, menerima telepon, langsung saja ia bertanya: “ketemu dimana?”

Setengah jam kemudian

Di suatu lapangan yang ditelantarkan

Eren bahkan tidak berdiri dengan stabil, Mikasa langsung berputar menendangnya berulang-ulang, yang diluar dugaan adalah Eren tidak menyerang balik, Mikasa tahu ia yang sekarang tidak bisa dibandingkan dengan yang dulu, ia tidak menyerang balik, setidaknya menunjukkan kalau, hatinya masih merasa bersalah pada Suya.

Eren berturut-tutut mundur beberapa langkah, baru berdiri tegak, setiap tendangan Mikasa menggunakan seluruh tenaganya, jadi, di ujung bibir Eren, ada darah segar yang mengucur.

Melihatnya tidak membalas, Mikasa semakin marah, tinjunya melayang, ditahan tangan Eren.

Mikasa melempar dan melepaskan tangannya, “jangan sentuh aku.”

Eren menggunakan tenaganya menendang cukup jauh, sebuah batu yang tidak besar, baru bicara dengan normal: “mau memperjuangkan keadilan untuknya?”

Mikasa mempelototinya, “Eren, kamu dulu, bukan orang seperti ini, kenapa kamu berubah jadi seperti ini? Itu anakmu, kenapa kamu tega melakukannya?”

Eren menunduk, punggung tangannya mengelap darah di ujung bibirnya, melihat Mikasa, “aku berubah jadi seperti apa? Aku hanya membalas hal yang sama?”

“Membalas sama apanya?” di saat Mikasa bicara, ia mengulurkan tinjunya ke Eren.

“Aku terjebak rencananya dan kehilangan kesucian, kemudian dipaksa untuk menikahinya, aku tanya kamu, siapa yang pernah memikirkan perasaanku?” Eren menahan tangan Mikasa, nada bicaranya sangat datar, tapi, Mikasa mampu melihat ekspresi rumit di matanya.

Pemaksaan pernikahan ini, ia bisa paham, tapi, kehilangan kesucian? Dirugikan, memangnya pria bisa juga?

“Kalau itu kamu, aku malah ingin bertanya, apa yang akan kamu lakukan?” ia lanjut bicara.

Mikasa menyipitkan matanya, melihat Eren, waktu yang cukup lama, tidak bisa menjawab, ia harus apa? Kalau, hidupnya yang baik-baik saja, tiba-tiba dihancurkan oleh seseorang, mungkin saja.....ia akan punya niat membunuh orang itu kan?

Suya memang agak keterlaluan, awalnya terlalu sewenang-wenang, tapi……

“Tapi, kamu juga tidak boleh apa-apakan anaknya kan? Anak itu tidak bersalah.” Mikasa menghempas tangannya, mempelototi Eren.

Eren duduk di batu besar sebelahnya, melihat ke kejauhan, “papa mamaku sejak aku mulai bisa mengingat, setiap bertemu selalu bertengkar, setiap selesai bertengkar, papaku langsung pulang ke kamp tentara, beberapa bulan tidak pulang, sedangkan mamaku, tiduran saja di ranjang, hidup segan mati tidak mau, sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang papa dan mama, kok bisa ya? Saat itu, aku kira papa terpengaruh pekerjaan, setelah dewasa, paham, aku baru tahu, papaku dan mamaku itu dipaksa menikah, mereka berdua melepaskan orang yang mereka cintai demi pernikahan itu, jadi, akan benci satu sama lain, sedangkan kelahiranku, hanyalah kewajiban mereka”

Mikasa mengernyitkan alisnya, sejujurnya, ia benar-benar terkejut, Eren tumbuh di lingkungan seperti ini, saat itu teman sebangku, ada sekali waktu hujan deras, papanya mengantarkannya payung, sedangkan Eren, ada supir yang menjemput di gerbang, ia bilang, iri sekali padanya, ia malah menjawab, bagus kalau bisa tukar posisi. Awalnya tidak mengerti, sekarang, ia baru paham perasaannya.

“Tapi, Suya itu cinta kamu, ia tidak mungkin tidak mempedulikan dan tidak mengurus anaknya.”

Eren menghembuskan nafas dingin, “cinta? Ia padaku, seharusnya karena enak dilihat saja? Nanti, kalau aku tidak memilihnya, ia akan marah-marah, bertemu sekali langsung cinta, di dunia ini memang benar ada yang seperti itu?”

“Tentu saja, aku juga saat pertama bertemu Gary, aku jatuh cinta padanya.” ia menjawab dengan sangat buru-buru, tidak peduli juga sekarang situasinya dengan Gary seperti apa.

Raut wajah Eren semakin muram, dengan pandangan dingin menatapnya, “siapa yang sama denganmu, begitu bodoh?”

Mikasa ingin mencemoohnya, berpikir lagi, tujuan hari ini, mengambil nafas, “kamu takut anakmu nantinya akan hidup sepertimu, makanya, digugurkan?”

Selesai bicara, melihat Eren dengan agak gugup, takut ia bilang bukan, setidaknya alasan seperti ini, bagaimanapun caranya bisa membuat hati Suya lebih bisa menerima.

Pandangan Eren terus tertuju ke depan, bola matanya semakin menggelap, “sebagian alasannya karena itu”

“Sebagian? Kalau gitu sebagian lainnya?”

Eren tiba-tiba menoleh melihat Mikasa, “sebagian lainnya, tanggung jawab kami satu sama lain.”

Mikasa mendengarnya, jadi bingung, sudah digugurkan, bagaimana bisa saling bertanggung jawab lagi?

“Kamu tidak mengerti!” akhirnya Eren hanya menjawabnya begitu, bangkit berdiri, pergi.

Mikasa melihat bayangan belakangnya, saat datang ia terlihat begitu jahat, tanpa disangka sekarang berkurang banyak.

Saat kembali ke rumah sakit, Suya tertidur, hanya saja, saat melihat ia tidur, alisnya ia kerutkan, Mikasa sedih sekali.

Mengambil tangannya, digenggam, rebahan di sisi ranjangnya, tanpa sadar, ikutan tertidur.

Saat bangun lagi, terbangun karena suara berisik orang bicara.

“Suya, kamu ini baru keguguran, tidak cocok terlalu lelah, tanggal pernikahan, kamu dengar Mama, dimundurkan sebulan, ya?” suara Ibu Suya.

Mikasa terdiam sejenak, benar juga, kenapa ia bisa lupa, beberapa hari lagi, sudah hari pernikahan besarnya Suya dan Eren.

Duduk tegak, tangannya tetap menggenggam tangan Suya.

“Suya, apa yang Mama Angkat bilang benar, detil susunan upacara pernikahan itu ribet dan banyak sekali, seharian, orang biasa saja tidak akan tahan, tubuhmu ini, kalau tidak dijaga kesehatannya, akan berefek juga untuk melahirkan di kemudian hari.

Mikasa sambil bicara, berdiri, membuka gorden, Suya tidak suka lingkungan yang redup gelap.

Sinar matahari menembus jendela, sinar hangat menyinari tangan Suya.

Suya menyipitkan matanya, “hari itu, selain kehadiranku yang diperlukan, aku akan tiduran di ruang istirahat.”

Mama Suya menghela nafas pelan-pelan hampir tidak terdengar, “kamu tuh, selalu sekeras kepala ini.” segera setelahnya bangkit dari kursi, “kalau begitu Mama pulang nasehati papamu lagi, ia seharian ini, karena kamu, makan saja tidak, tekanan darahnya juga naik, duh, kamu ini sudah mau nikah, kenapa bisa ada masalah seperti ini?” sambil bicara, sambil mengelap air mata.

Mikasa membuka mulutnya, “Mama Angkat, kamu pulang dan jaga papa angkat saja, Suya di sini, aku akan terus menemaninya.”

Setelah Ibu Suya menerima saran dan pergi, Mikasa menyuruh bibi yang membersihkan kamar turun dan beli barang.

Baru saat itu mengeluarkan telepon genggam, seluruh rekaman ia mencari Eren diperdengarkan pada Suya.

Raut wajah Suya saat mendengar rekamannya, terus tidak berubah, sampai saat Eren bicara kalimat terakhir, Mikasa melihat ujung bibir Suya sedikit tergerak, matanya malah jelas merasa sedih.

Ini membuat Mikasa merasa agak bodoh, Suya sedihnya ini jelas untuk Eren, ia bahkan menggugurkan anaknya, ia tidak paham maksud Suya itu apa? Bukannya seharusnya benci?

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu