Cantik Terlihat Jelek - Bab 199 Pria Yang Dia Cintai Selama 7 Tahun

Melihat Clover pulang, Shiren berdiri dari sofa dan mengangguk dengan sopan kepada Clover.

"Adik, kamu sudah pulang?"

Clover menyimpan keraguan di matanya dan mengangguk kepada Shiren,"Itu, kakakku dimana?"

Shiren melamun sejenak kemudian menjawab : "Sore tadi dia telepon katanya ada sedikit urusan, jadi pulang agak telat"

"Oh, begitu ya?" Clover menghela sebuah nafas lega, dia benar-benar khawatir masalah tadi pagi membuat Gary merasa emosi, setelah itu Clover tidak berpikir banyak dan masuk ke dalam kamarnya.

Setelah mengganti baju santai, Clover memutuskan untuk menelepon Gary, tetapi Gary tidak mengangkatnya.

Selanjutnya, sampai Devan sudah sampai rumah, Gary pun tetap belum pulang.

Clover merasa sedikit cemas, "Devan, kakakku masih belum pulang pada jam segini, apakah dia mengalami insiden atau apa?" Kemudian Clover pun menceritakan masalah tadi pagi bersama Devan.

Reaksi Devan jelas terlihat kaget.

"Pacar kakakmu itu dimana?" Devan bertanya sambil melepaskan dasinya

"Seharusnya di kamar, aku coba pergi tanya dia" Clover pun keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, kemudian mengetuk pintu kamar Shiren, tetapi tidak ada yang menjawanya.

Akhirnya Clover membuka pintu dan menyadari Shiren tidak berada di dalam kamar.

Clover merasa kaget dan keluar dari kamar Shiren, kemudian Clover melihat Devan turun ke bawah dan dia pun mendekatinya dengan panik, "Devan, Shiren juga tidak ada"

Simon kebetulan bangun untuk minum air, mendengar kata-kata Clover, Simon menunjuk ke arah pintu, "Ma, tadi aku melihat dia keluar dari rumah dengan panik, sekitar 40 menit lalu"

Clover mengerutkan alisnya, "Simon, kamu tidak tanya dia kemana?"

Simon menggelengkan kepalanya, "Dia belum resmi jadi istri pamanku, berarti dia tidak berhubungan dengan aku, buat apa aku tanya begitu banyak?" Setelah berkata, Simon pun berjalan kembali ke kamarnya, pada saat mau sampai di depan kamarnya, Simon menoleh ke Clover lagi : "Ma, bolehkan kamu jangan mengkhawatirkan semua hal setiap hari? Mereka sudah dewasa, ada privasi sendiri"

Meskipun wajah Simon sangat mirip dengan Clover, personalitasnya malah sangat mirip dengan Devan, terhadap orang yang dia tidak dekat, dia selalu bersikap tidak peduli.

Tetapi untungnya Simon sangat baik dan sayang terhadap Clover.

Jadi, ada beberapa kali Clover ingin mendidik dia tentang hal ini, Clover merasa masalah ini bukanlah sebuah masalah buruk setelah dipikir kembali.

Kalau selalu mempedulikan terhadap semua masalah, hidup kita akan malah terasa lelah.

Akhirnya Clover menoleh ke Devan dan merliriknya, "Kamu lihat, mengapa anakmu begitu mirip dengan kamu?"

Devan yang tanpa alasan kena marah memegang dahinya, "Aku merasa itu bagus, kalau dia mirip dengan kamu, aku harus khawatir masa depan Ningga Group nanti"

Clover melamun sejenak dan mencubit pinggang Devan, "Devan, apakah kamu ingin tidur di luar hari ini?"

Devan langsung memeluk dia dari belakang, "aku salah"

Kelakuan Devan membuat Clover tidak harus menangis atau tertawa, "kakakku tidak tahu kemana sampai belum pulang jam segini, Shiren itu pun ikut keluar, apakah dia pergi cari kakakku? Haruskah kita juga menyuruh orang pergi cari?"

"Tidak perlu, kata-kata Simon tidak salah, mereka bukan anak-anak, kamu tidak perlu khawatir, kita tunggu sebentar lagi, kalau lewat jam 12 mereka masih tidak pulang, aku baru suruh orang pergi cari"

Setelah itu, Devan menyuruh Clover duduk di sofa dan menyalakan TV, "Kamu mau nonton ini?"

Clover mengangguk dan Devan menarik Clover ke pelukannya, kemudian Devan mulai membaca buku.

Pada saat yang sama, di luar sebuah warung makan.

"Apakah kamu tahu? Aku dibohongi sama dia, aku merasa aku seperti orang bodoh, aku tidak mempunyai apa-apa sekarang, kehidupanku sudah dihancurkan olehnya" Pria itu terus mengulangi kata-kata yang sama.

"Kamu masih begitu muda, terlalu awal untuk berkata kehidupanmu selamanya. Kamu sangat cerdas, asal kamu memiliki niat, masa depan kamu pasti akan sangat cerah" Wanita di sampingnya menasehatinya dan diam-diam mengganti bir yang sedang pria itu minum menjadi teh.

"Kamu siapa? Kamu tidak mengerti aku, mengapa kamu bisa bilang aku ada masa depan yang cerah?" Pria itu tertawa dengan dingin dan menghabiskan bir yang dipegangnya.

"Setelah kamu mengalami insiden, aku pernah pergi rumahmu, adikmu bilang kamu sudah menjadi koma, setelah itu aku tidak bisa tahu kamu dimana meskipun telah mencari tahu kemana-mana, Gary, sudah 7 tahun, aku berubah dari si gendut menjadi wanita cantik, tetapi kamu malah tidak dapat melihatnya, setelah aku berubah dari wanita cantik kembali ke si gendut, kamu malah tiba-tiba muncul di depanku, Gary, kamu orang jahat" Wanita itu menundukkan kepalanya dan air matanya terus mengalir, dia berkata dengan suara rendah yang hanya dia sendiri bisa mendengar.

"Karena aku bisa melihat wajah orang, tuan, kamu seperti ini, kehidupan anda di masa depan pasti sangat bahagia dan indah" sambil berkata, wajah wanita yang sedikit gendut itu terlihat merah di bawah cahaya yang redup.

Bahagia dan indah? Pria itu tertawa dengan dingin, setelah agak sadar, Gary menatap ke wanita itu, "Namamu siapa?"

Wanita itu mengangkat kepalanya dan menjawab dengan serius : "Namaku Mikasa Akerman, kamu?"

Pria itu diam sangat lama sebelum berkata, : "Panggil aku Gary saja"

Wanita itu tersenyum dan mengangguk, matanya terlihat berair, dia sudah menunggu salam kenal ini selama 7 tahun!

"Apakah ini adalah warung milikmu?" Pada saat pria ini datang, dia mendengar banyak orang memanggil wanita ini bos.

Mikasa mengangguk.

Gary melihat wanita yang agak gemuk di depannya, ketika dia tertawa, kedua pipinya terlihat sangat manis, tidak cantik, tetapi sangat imut, membuat orang yang melihatnya bisa merasa agak senang.

Angin kecil berhembus dan kesadaran Gary pun menjadi agak kuat.

Mikasa menunjuk warung di belakangnya, "Ayahku menderita penyakit diabetes, ibuku sudah bercerai dengan ayahku dan dia membawa adikku pergi, aku ingin mencari pekerjaan yang jam kerjanya agak bebas karena mau menjaga ayahku, jadi, akhirnya aku membuka warung ini, untungnya lumayan ramai"

Di dalam hati, wanita itu menambah, tahun kedua setelah kamu pergi, kehidupanku mengalami perubahan yang sangat besar.

Gary melamun sejenak, "Tempat ini sangat kacau, kamu.... kamu seorang gadis, tidak takut?"

Mikasa menutup mulutnya dan tertawa, "Kacau? Aku begitu jelek, siapa yang mau melakukan sesuatu terhadapku?" Di dalam hati, wanita itu menambah lagi, Gary, kamu pasti lupa, tahun itu, ada beberapa preman di sekolah yang tidak menyukai kamu dan mereka menghalangi kamu di belakang pintu sekolah agar bisa memukul kamu, aku yang menolong kamu, waktu itu aku memberi tahu kamu ayahku adalah guru bela diri, aku belajar bela diri sejak kecil dan aku memiliki sabuk hitam, tetapi kamu pasti sudah melupakan semua itu.

Gary melihat mata wanita itu terbentuk seperti sebuah bulan saat tertawa, pada saat Gary mau memberi tahu wanita itu bahwa dia tidak jelek.

Wanita itu tiba-tiba berdiri dan menatap ke belakang Gary.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu