Cantik Terlihat Jelek - Bab 784 Kamu Memberiku

Sudut bibir yang hangat, gigi yang menyeringai, menyerang dan mengambil alih, Fisi benar-benar bisa merasakan hasrat Kenbo.

Tangannya yang panas masuk melalui sudut kemejanya, Fisi sedikit mengernyit, bibir merah mudanya mencium bau alkohol, sedikit terengah-engah.

“Kakak Kenbo....” Fisi tiba-tiba memanggil, nada bicaranya terdengar sedikit terkejut dan tidak berdaya.

Dia merasa tubuhnya sendiri memiliki sebuah perasaan aneh.

Yang belum pernah ada, tidak bisa dikatakan apakah itu perasaan nyaman, atau... apa...

Hanya merasa dia, seperti diluar kendali diri sendiri.

Kenbo mendongak dari leher putihnya, melihat bekas bibir yang dibuat oleh dia sendiri, cemerlang dan mempesona.

“Jangan takut!

Suara serak Kenbo, melihat sinar mata Fisi yang ketakutan.

Fisi secara tidak sadar mengatupkan bibirnya, tatapan matanya perlahan tertutup oleh kabut.

Dia bernafas ringan, mendongak, melihat orang didepannya, akhirnya perlahan melepaskan tangan yang memegang baju Kenbo.

Kenbo merasakan kejinakkan Fisi, dia menjadi bertambah lebih semangat.

Hatinya mengerti, akan ada sesuatu yang akan terjadi.

Fisi tidak tahan untuk menarik tubuhnya sendiri, hatinya merasa rela, tapi tubuhnya tidak tahan untuk merasa takut.

Dia menutup mata karena merasa malu.

Dibawah pengaruh alkohol, semuanya menjadi sangat indah.

Besok pagi.

Walaupun kemarin malam tersiksa, tapi, karena alasan kehidupan, Fisi akhirnya bangun juga.

Membuka mata melihat langit-langit dinding yang asing, kejadian kemarin malam, sedikit demi sedikit berputar ulang didepan mata.

Tangan yang terletak di pinggang, mengingatkannya, saat ini, Kenbo sedang tidur di sebelahnya.

Kejadian kemarin malam, benar-benar terjadi.

Suhu panas di wajahnya perlahan naik.

Dia mengatupkan bibir, perlahan menoleh.

Kenbo yang memang sudah tampan, dilihat saat sedang tidur, semakin menyenangkan mata.

Langit diluar masih berwarna abu-abu, ruangan dalam kamar sangat hening, sudut bibir Fisi terangkat, dengan ringan menarik selimut, menutupi sebagian wajahnya.

Bagaimanapun dipikirkan, hatinya kenapa merasa sedikit bangga.

Dia, meniduri Kenbo!

Aaaa......

Dia, ternyata, meniduri Kenbo!

Tidak, seharusnya meniduri kakak Carles!

Dulu itu juga, mimpi yang tidak bisa dia ceritakan!

Ternyata, sudah terwujud!

Semakin dipikirkan, lengkungan bibirnya semakin lebar, itu ada perasaan bahagia yang tidak bisa dikendalikan, menutup mata dan hati.

“Kakak, aku sudah menidurimu!” Dia berkata dengan suara kecil.

“Apa yang kamu katakan?”

Dengan begini, berikutnya, wajah Fisi yang tersenyum, bertemu dengan tatapan Kenbo, mulutnya yang sedikit terbuka, bahkan belum sempat menarik kembali senyumannya.

Tanpa sadar menahan nafas, hanya bisa menatap kosong pada Kenbo yang tiba-tiba terbangun.

“Aku...”

“Kamu meniduriku?”

Kenbo menatap Fisi dengan tatapan tidak percaya, wajahnya terlihat penuh kebencian, nada suaranya terdengar menyakitkan.

Fisi menjadi kebingungan, dia mengedipkan mata, menelan air ludah, sesaat kemudian baru mengatakan “Tidak.... bukan.. aku...aku...”

Dia sangat terkejut dengan reaksi Kenbo.

Kenapa bisa seperti ini?

Kenapa bisa seperti, dia sudah melakukan hal yang buruk?

“Kemarin... itu..ke...kemarin malam kamu, kamu... minum alkohol, lalu... lalu itu... aku... aku tidak.... aku kira... aku kira, kamu.. kamu tahu.”

Dia bangkit dengan kedua lengan menopang tubuhnya, melihat Kenbo, menjelaskan dengan tidak jelas.

“Aku..aku..kamu...kamu tidak tahu? Tapi.. tapi kamu...”Dia ingin mengatakan, terhadap hal itu, sama sekali tidak mengerti, semua Kenbo yang mengarahkan kepadanya, sekarang masalah sudah menjadi seperti ini, juga tidak bisa menyalahkan dia.

Tapi, dia merasa malu untuk mengatakan.

“Aku mabuk!” Kenbo mengernyit sambil menjawab dengan serius.

Mabuk? Jadi?

Jadi, Fisi yang menidurinya?

Fisi merasa dirinya sudah hampir menangis karena panik.

Kenbo memang mabuk, tapi... tapi jelas-jelas dia tahu semuanya, dia...di akhir.. saat Fisi sudah terlalu capek sampai tidak bisa bergerak, Kenbo masih membawanya pergi mandi.

Mungkin.... dia ingin menggunakan alasan mabuk, tidak ingin mengakui?

Memikirkan kemungkinan ini, wajah Fisi menjadi suram.

Dia menatap Kenbo sesaat, lalu, menarik nafas, baru berkata lagi “Maksudmu, kamu mabuk, tidak ingat apapun lagi, benarkah?”

Kenbo mengangguk.

Fisi merasa sangat kesal.

Walaupun dia sendiri yang bersedia, tapi itu bukan berarti, Kenbo bisa seperti ini terhadapnya.

“Apakah kamu tidak ingin mengakui?”

Kenbo mengenyit, lalu tertawa rendah, mengganti pose, berbaring terlentang, kedua tangannya berada di belakang kepala, menutup mata.

Fisi melihat tingkahnya, menjadi tertegun.

Dia seperti sangat terkejut menatap Kenbo, lalu, dia membungkuk, mengambil piyama di atas lantai, ingin memakai kembali “Baiklah, tidak masalah jika tidak ingin mengakui, aku anggap saja.. anggap di... di....”

Dia ingin mengatakan digigit oleh anjing, tapi, kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutnya.

Tidak peduli kakak bagaimana, dia tidak tega untuk memakinya.

Membuka selimut, Fisi merasa malu dan kesal saat menyadari dirinya telanjang, lalu menarik kembali selimut, menutupi diri sendiri, bersiap memasukkan piyama dan memakai di dalam selimut.

Hanya saja, piyama belum dimasukkan.

Sudah di tarik oleh Kenbo dan di buang ke sisi lain.

Lalu, dia, ditarik masuk kedalam pelukan Kenbo.

“Masih pagi, tidur sebentar lagi.”

Fisi membalikkan tubuh, menatap Kenbo, melihat sudut bibirnya yang terangkat, menundukkan kepala, melihat posisi dadanya, gerakan Fisi tadi terlalu besar, membuat selimut yang di dadanya sudah merosot.

“Lihat apa!” Dia berkata galak, menarik kembali selimut, menutupi dirinya.

Kenbo tidak berbicara, dia bergerak turun kebawah sedikit, membalikkan tubuh menekan Fisi dibawah tubuhnya, membungkuk dan berkata dengan di telinganya “Kemarin malam, aku mabuk, bagaimana rasanya, sudah tidak ingat lagi.”

“Kamu....”

Apa maksudnya ini? Ternyata dari tadi, dia hanya akting?

Tuhan tahu, dia hampir sakit hati.

Setelah sadar kembali, dia mendorong Kenbo dengan sekuat tenaga “Pergi kamu, aku sudah ingin bangun.”

Sambil berkata, sambil melawan.

Kenbo tidak berdaya, salahnya sendiri tadi berpura-pura.

Tapi, sudah menahan selama beberapa tahun, melakukan untuk pertama kalinya, saat ini, dia benar-benar tidak bisa menahan.

Lalu, hanya berbisik di telinga Fisi, berkata membujuk: “Jika kamu tidak bersedia, aku bisa mati.”

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu